backup og meta

11 Bahan Alternatif Pengganti MSG yang Tidak Kalah Sedap

11 Bahan Alternatif Pengganti MSG yang Tidak Kalah Sedap

Hampir setiap jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari tak lepas dari penyedap rasa berupa MSG alias vetsin. Meski pemakaian MSG dalam makanan tergolong aman, tak sedikit juga yang beralih menggunakan penyedap alami demi menjaga kesehatan.

Apa saja bahan alternatif yang bisa Anda gunakan?

Penyedap rasa alami pengganti MSG

Monosodium glutamat (MSG) merupakan senyawa yang bisa memberikan rasa umami (gurih) pada makanan.

Karena MSG berasal dari asam amino glutamat yang diubah menjadi garam natrium, MSG sebenarnya masih tergolong penyedap rasa alami.

Konsumsi MSG dalam jumlah yang wajar juga tidak berbahaya bagi tubuh. Namun, jika Anda tidak ingin menggunakan MSG, Anda dapat menggantinya dengan bahan-bahan alternatif sebagai berikut.

1. Bawang putih

bawang putih sebagai penyedap rasa alami

Bawang putih memberikan rasa gurih dan aroma khas yang menggugah selera.

Baik dalam bentuk segar maupun bubuk, penyedap alami ini akan membuat nasi goreng, sup, hingga sayur bening yang Anda buat menjadi lebih lezat.

Selain itu, bawang putih juga bermanfaat bagi pengidap hipertensi. Menurut sebuah studi dalam Pakistan Journal of Pharmaceutical Sciences, efek suplemen bawang putih dalam menurunkan tekanan darah bahkan tidak kalah dari obat hipertensi.

2. Kayu manis

Kayu manis memberikan rasa khas yang cocok untuk hidangan manis maupun gurih.

Anda bisa menggunakan penyedap alami ini untuk membuat kari, semur, kue lapis legit, hingga hidangan penutup seperti keik dan cinnamon roll.

Meski merupakan pemberi rasa manis, kayu manis justru bermanfaat untuk mengontrol gula darah.

Kayu manis mampu memperlambat pemecahan karbohidrat dan membantu insulin dalam menstabilkan gula darah.

3. Rosemary

Rosemary adalah tanaman rempah yang berasal dari daratan Mediterania.

Rempah ini memberikan rasa khas yang kuat dan menyegarkan sehingga cocok digunakan dalam masakan yang dipanggang, contohnya steik.

Selain lezat, penyedap rasa alami ini juga mengandung antioksidan dan zat antiradang yang membantu melancarkan aliran darah.

Maka dari itu, rosemary mungkin bisa bermanfaat bagi orang-orang yang pernah mengalami stroke.

4. Kunyit

Kunyit dapat memberikan warna kuning alami pada makanan. Meski rasa kunyit murni cenderung pahit, menambahkan kunyit ke dalam masakan yang Anda buat justru akan memperkuat cita rasanya.

Kunyit sama seperti rosemary yang kaya akan zat antioksidan dan antiradang.

Menurut beberapa laporan studi, sifat antiradang ini berpotensi menyehatkan jantung, mencegah penyakit Alzheimer, dan bahkan mengurangi gejala radang sendi.

5. Garam dan gula

Garam dan gula merupakan penyedap alami yang tidak kalah dari MSG. Gula berfungsi untuk menyeimbangkan rasa asin dan asam dalam masakan, sedangkan garam yang memperkuat cita rasanya.

Meski keduanya merupakan bahan alami, pastikan Anda menggunakan gula dan garam dalam jumlah yang wajar.

Konsumsi gula dan garam yang berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas, hipertensi, dan penyakit kronis lainnya.

6. Garam laut

sea salt garam laut

Berbeda dengan garam meja yang diperoleh dari tanah, garam laut (sea salt) dibuat melalui proses penguapan air laut.

Garam ini cocok menjadi pengganti MSG karena dapat memperkuat cita rasa masakan tanpa menjadikannya terlalu asin.

Kandungan klorida dalam garam laut juga bermanfaat bagi pencernaan, terutama untuk produksi asam lambung.

Ditambah lagi, natrium klorida dalam garam ini ikut membantu penyerapan dan pengiriman zat gizi dari makanan.

7. Tomat

Penyedap alami yang satu ini memiliki kombinasi rasa manis dan asam yang membuat masakan menjadi lebih segar.

Tomat juga sangat serbaguna. Anda dapat mencampurkan tomat segar ke dalam sayur bening atau mengolahnya dulu menjadi pasta tomat.

Dengan mengonsumsi tomat, Anda juga bisa mendapat asupan zat bermanfaat, seperti antioksidan likopen, vitamin C, kalium, folat, dan vitamin K. Inilah yang membuat tomat punya banyak manfaat bagi kesehatan.

8. Jamur

Dengan teknik memasak yang tepat, Anda dapat menyulap jamur menjadi penyedap rasa alami.

Salah satu caranya dengan memanggang jamur untuk menghasilkan rasa gurih yang mirip mentega dan rasa manis seperti karamel.

Jamur juga kaya akan serat, protein, antioksidan, selenium, dan vitamin B kompleks. Berkat kandungan ini, jamur dapat memberikan energi bagi tubuh, memperkuat sistem imun, dan membantu menjaga berat badan.

9. Konsentrat protein susu

Konsentrat protein susu merupakan produk olahan susu yang kandungan proteinnya telah diperkaya.

Produk ini mengandung 42–85% protein dengan kadar laktosa yang lebih rendah dari susu pada umumnya.

Untuk membuat konsentrat protein susu, produsen akan menguapkan susu skim dan mengeringkannya.

Proses ini menghilangkan kandungan laktosa dan mineral sehingga menyisakan bubuk susu tinggi protein.

10. Jahe

jahe sebagai penyedap rasa alami

Bicara soal penyedap rasa alami tak akan lengkap tanpa bahan yang satu ini. Sebagai bahan yang serbaguna, jahe bisa ditambahkan ke dalam tumis sayuran, dressing salad, bumbu marinasi, hingga roti.

Sejumlah penelitian juga menemukan manfaat jahe bagi kesehatan, khususnya sistem pencernaan.

Jahe bekerja dengan membantu fungsi enzim pencernaan, mengurangi produksi gas, dan melancarkan gerak makanan dalam usus.

11. Jintan

Jintan memberikan rasa manis, pahit, serta pedas sehingga cocok untuk olahan seperti opor, rawon, tongseng, dan rendang.

Tidak hanya itu, jintan juga berfungsi memberikan aroma harum yang khas pada berbagai masakan kaya rempah.

Dari sisi kesehatan, jintan juga berpotensi untuk mengendalikan gula darah, melawan infeksi, dan mengatasi diare. Bahkan, studi terhadap hewan turut menunjukkan manfaat jintan dalam melawan kanker.

Penggunaan MSG dalam jumlah yang wajar tidak berdampak negatif bagi kesehatan.

Namun, jika Anda enggan menggunakan MSG, Anda pun bisa menggantinya dengan penyedap alami yang kaya akan khasiat seperti di atas.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

How does your body react to MSG?. (2022). Retrieved 17 January 2022, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/expert-answers/monosodium-glutamate/faq-20058196

Is sea salt healthier than table salt?. (2022). Retrieved 17 January 2022, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/expert-answers/sea-salt/faq-20058512

The Hidden Health Benefits of Tomatoes. (2018). Retrieved 17 January 2022, from https://www.rwjbh.org/blog/2018/august/the-hidden-health-benefits-of-tomatoes/

Flavor-Enhancing Properties of Mushrooms. (2022). Retrieved 17 January 2022, from https://www.mushroomcouncil.org/wp-content/uploads/2020/10/Flavor-Enhancing-Mushrooms.pdf

ADPI – Dairy Products – Dry Milks – Milk Protein Concentrate . (2022). Retrieved 17 January 2022, from https://www.adpi.org/DairyProducts/DryMilks/MilkProteinConcentrate/tabid/357/Default.aspx

Ashraf, R., Khan, R., Ashraf, I., and Qureshi, A. (2013). Effects of Allium sativum (garlic) on systolic and diastolic blood pressure in patients with essential hypertension. Pakistan Journal Of Pharmaceutical Sciences, 26(5). Retrieved from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24035939/

Mohamed Sham Shihabudeen, H., Hansi Priscilla, D., & Thirumurugan, K. (2011). Cinnamon extract inhibits α-glucosidase activity and dampens postprandial glucose excursion in diabetic rats. Nutrition & Metabolism, 8(1). https://doi.org/10.1186/1743-7075-8-46

Seyedemadi, P., Rahnema, M., Bigdeli, M., Oryan, S., and Rafati, H. (2016). The Neuroprotective Effect of Rosemary ( Rosmarinus officinalis L.) Hydro-alcoholic Extract on Cerebral Ischemic Tolerance in Experimental Stroke. Iranian Journal Of Pharmaceutical Research : IJPR, 15(4). Retrieved from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28243285/

Hewlings, S., & Kalman, D. (2017). Curcumin: A Review of Its Effects on Human Health. Foods, 6(10), 92. https://doi.org/10.3390/foods6100092

Kiela, P., & Ghishan, F. (2016). Physiology of Intestinal Absorption and Secretion. Best Practice & Research Clinical Gastroenterology, 30(2), 145-159. https://doi.org/10.1016/j.bpg.2016.02.007

Bode, A., & Dong, Z. (2011). The Amazing and Mighty Ginger. CRC Press/Taylor & Francis. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK92775/

Rathore, S., Saxena, S., and Singh, B. (2013). Potential Health Benefits of Major Seed Spices. International Journal of Seed Spices, 3(2), 1-12. Retrieved from http://isss.ind.in/pdf/2013volume/1.pdf

Versi Terbaru

24/01/2022

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

7 Manfaat Talas yang Kerap Dijadikan Camilan Gurih

Berapa Batas Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak (GGL) per Hari?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 24/01/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan