Apakah Anda pernah melewatkan sarapan karena bangun kesiangan atau menunda makan siang karena pekerjaan menumpuk? Jika Anda terbiasa makan tidak teratur, ada baiknya untuk mengurangi kebiasaan ini karena dampaknya cukup buruk bagi kesehatan.
Waktu dan jadwal makan bisa memengaruhi kesehatan
Selain pemilihan makanan, waktu dan jadwal makan rupanya juga berpengaruh besar bagi kesehatan.
Para ahli bahkan menemukan bahwa kebiasaan makan yang tidak teratur bisa meningkatkan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
Hal ini berkaitan dengan ritme sirkadian, yakni jam internal tubuh yang berulang setiap 24 jam.
Ritme sirkadian mengatur tidur, pola makan, metabolisme tubuh, nafsu makan, suhu tubuh, pembentukan hormon, pembelahan sel, dan aktivitas biologis lainnya.
Kebiasaan makan pada waktu yang tidak konsisten dapat mengganggu ritme sirkadian tersebut.
Secara tidak langsung, kebiasaan ini juga akan mengganggu aktivitas sistem pencernaan dan metabolisme yang diatur oleh ritme sirkadian pada tubuh Anda.
Apa akibatnya bila saya sering makan tidak teratur?
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa kebiasaan makan yang tidak konsisten dapat menyebabkan berbagai gangguan di bawah ini.
1. Gangguan pencernaan
Makan tidak teratur dapat menurunkan efek termal dari makanan yang Anda konsumsi. Efek termal merupakan energi yang Anda pakai untuk mencerna dan menyerap zat gizi.
Pola makan yang tidak teratur dapat mengakibatkan sakit gangguan pencernaan.
Hal tersebut terjadi karena sistem pencernaan Anda merupakan “mesin” pengolahan makanan yang digunakan selama 8 – 10 jam.
Kebiasaan makan tidak teratur akan mengganggu suplai energi tubuh sehingga proses pencernaan juga bermasalah.
2. Perubahan hormon
Kebiasaan makan yang tidak konsisten dapat membuat keseimbangan hormon dalam tubuh menjadi terganggu.
Ini karena ketika Anda melewatkan waktu makan, tubuh akan menganggapnya sebagai suatu bahaya.
Tubuh Anda kemudian melepaskan hormon kortisol sebagai respons terhadap sinyal “bahaya” tersebut.
Peningkatan hormon kortisol dapat mengganggu berbagai aktivitas biologis tubuh, seperti metabolisme, peradangan, dan pengaturan gula darah.