Mungkin Anda tidak begitu familiar dengan zat aditif bernama xanthan gum. Padahal tanpa disadari, Anda bisa saja mengonsumsinya cukup sering. Lantas, apa sih sebenarnya fungsi xanthan gum? Adakah manfaatnya untuk kesehatan?
Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Mungkin Anda tidak begitu familiar dengan zat aditif bernama xanthan gum. Padahal tanpa disadari, Anda bisa saja mengonsumsinya cukup sering. Lantas, apa sih sebenarnya fungsi xanthan gum? Adakah manfaatnya untuk kesehatan?
Xanthan gum adalah zat yang ditambahkan dalam produksi makanan kemasan untuk mengentalkan tekstur makanan tersebut.
Zat aditif ini sebenarnya merupakan sejenis polisakarida, yakni karbohidrat yang terbentuk dari fermentasi bakteri Xanthomonas campestris. Bakteri ini biasanya terkandung secara alami dalam brokoli, kol, dan kale.
Selain untuk mengentalkan tekstur makanan, xanthan gum juga berperan sebagai emulsifier alias perekat makanan. Misalnya saja, makanan kemasan yang mengandung air dan minyak, seperti saus salad (dressing) atau mayones.
Sejatinya, air dan minyak tidak bisa menyatu. Namun dengan bantuan xanthan gum, bahan-bahan olahan tersebut bisa terpadu harmonis menjadi satu kesatuan utuh.
Berkat fungsi pengental dan perekatnya, zat ini banyak digunakan dalam pengolahan produk roti, jus buah kemasan, es krim, saus dan kecap, makanan rendah lemak, dan makanan bebas gluten.
Beberapa produk perawatan tubuh juga sering dibuat dengan bantuan zat tambahan ini, seperti pasta gigi, tabir surya, dan sampo.
Selama yang kita tahu, bahan-bahan tambahan dalam makanan itu tidak baik. Namun nyatanya, xanthan gum menyimpan banyak manfaat untuk kesehatan. Apa saja?
Penelitian yang dilakukan pada 2016 menyatakan bahwa zat tambahan ini bisa menurunkan kadar indeks glikemik nasi, sehingga membuat gula darah tidak terlalu tinggi setelah makan nasi.
Sebuah penelitian yang dilakukan dalam lingkup kecil mengungkapkan bahwa mengonsumsi makanan yang mengandung zat aditif ini secara rutin dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Namun, diperlukan bukti lain dalam penelitian lebih lanjut.
Zat polisakarida ini bisa berperan menggantikan air liur dan membantu mengatasi mulut kering. Maka itu, zat tersebut juga digunakan di berbagai produk pasta gigi.
Bila Anda punya masalah sulit BAB (sembelit), mungkin bisa mengonsumsi makanan yang mengandung xanthan gum. Pasalnya, zat ini bersifat seperti obat pencahar yang bisa merangsang gerakan usus untuk mengeluarkan kotoran.
Studi yang dilakukan pada 2014 silam membuktikan bahwa bahan tambahan alami ini membantu orang yang sulit mengunyah akibat gangguan kesehatan tertentu.
Meski manfaatnya menggoda untuk dituai, peran xanthan gum untuk kesehatan tubuh masih perlu diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu, janganlah mengonsumsinya terlalu banyak sampai benar-benar terbukti bermanfaat.
Meskipun sudah dinyatakan aman oleh lembaga pengendalian obat dan makanan AS atau FDA, penggunaan xanthan gum yang berlebihan tetap bisa menimbulkan risiko kesehatan tertentu.
Bahkan, ada beberapa kelompok orang yang tidak diperbolehkan sama sekali mengonsumsi makanan yang ada tambahan zat ini. Simak daftarnya di bawah ini.
Jika perhatikan makanan kemasan satu per satu yang ada di swalayan, Anda mungkin akan menemukan banyak produk dengan zat pengental ini.
Kadar biasa dari zat ini hanya sekitar 0,05 – 0,3 persen dari total berat produk sehingga masih aman untuk dikonsumsi. Batas aman konsumsi xanthan gum dalam sehari yakni kurang dari 1 gram.
Akan tetapi, meski memang kadarnya cukup sedikit dalam sebuah produk dan aman dikonsumsi, Anda juga tidak boleh mengonsumsinya melebihi batas.
Bukan berarti juga bahwa Anda aman untuk konsumsi makanan kemasan setiap harinya. Sebaiknya, pilih makanan yang segar yang cenderung memiliki kandungan gizi yang lebih baik.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar