backup og meta

Lengkuas, Rempah Kaya Manfaat untuk Kesehatan

Lengkuas, Rempah Kaya Manfaat untuk Kesehatan

Saat makan rendang, pernahkah Anda “tertipu” oleh lengkuas yang Anda gigit dengan mengira itu daging? Ya, banyak lelucon dan pengalaman menggigit lengkuas akibat ekspektasi daging yang besar dan nikmat.

Selain sebagai bumbu masakan, lengkuas ternyata punya banyak manfaat. Bumbu ini memiliki kandungan gizi yang beragam dan dipercaya berkhasiat mengobati bermacam penyakit. Kupas tuntas manfaatnya berikut ini!

Kandungan lengkuas

Lengkuas adalah akar dari tanaman Alpinia officinarum yang berasal dari Asia Selatan.

Tanaman yang berkerabat dengan jahe ini berfungsi sebagai penyedap alami masakan serta penghilang bau ayam dan daging.

Kandungan gizinya pun tidak jauh berbeda dengan rempah jahe. Lengkuas sebanyak 100 gram mengandung energi dan zat gizi di bawah ini.

  • Energi: 26 kkal.
  • Protein: 1 gram (g).
  • Lemak: 0,3 g.
  • Karbohidrat: 4,7 g.
  • Serat: 1,1 g.
  • Vitamin A: 5.000 mikrogram (mcg).
  • Tiamin (vitamin B1): 0,08 miligram (mg).
  • Riboflavin (vitamin B2): 0,06 mg.
  • Niasin (vitamin B3): 0,3 mg.
  • Vitamin C: 50 mg.
  • Kalsium: 50 mg.
  • Fosfor: 50 mg.
  • Zat besi: 2 mg.
  • Natrium: 24 mg.
  • Kalium: 137 mg.
  • Zink: 0,3 mg.

Lengkuas juga merupakan sumber berbagai antioksidan dan zat fitokimia yang berguna bagi tubuh. Beberapa di antaranya yaitu beta-sitosterol, galangin, emodin, quercetin, dan polifenol.

Berbagai manfaat lengkuas bagi kesehatan

manfaat lengkuas

Lengkuas tak hanya membuat masakan terasa lezat, tapi berpotensi memberikan tubuh Anda khasiat di bawah ini.

1. Mengobati diare

Kegunaan lengkuas sejak lama digunakan sebagai obat diare alami. 

Bumbu dan rempah yang Anda gunakan ketika memasak biasanya mengandung zat tertentu yang bersifat antimikroba atau antibakteri. Zat antibakteri tersebut juga ada pada lengkuas.

Menurut penelitian terbitan Nommensen International Conference on Technology and Engineering (2018), ekstrak lengkuas dengan konsentrasi tinggi mengandung berbagai senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli atau bakteri penyebab diare. 

Beberapa senyawa tersebut, di antaranya alkaloid, saponin, fenol, flavonoid, fitosterol, fenol, dan terpenoid.

2. Mencegah infeksi

manfaat lengkuas untuk diare

Manfaat antimikroba pada lengkuas juga dapat menghalau bakteri lain.

Beberapa penelitian di laboratorium menyebutkan bahwa tanaman ini mampu mematikan bakteri Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus yang kerap menginfeksi manusia.

Menambahkan rimpang ke dalam masakan juga bisa menurunkan risiko infeksi bakteri yang berasal dari kerang mentah. 

Beberapa studi lain pun menunjukkan potensi bumbu ini dalam menghalau jamur dan parasit, tapi para ahli perlu mengkajinya lebih lanjut.

3. Mengurangi risiko tumor dan kanker

Rempah ini mengandung beragam antioksidan yang berpotensi menurunkan risiko tumor dan kanker. 

Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa lengkuas mengandung galangin yang berpotensi mematikan sel kanker dan mencegahnya bertumbuh.

Para ahli menemukan bahwa galangin cukup bereaksi dalam mematikan sel kanker usus besar

Tidak berhenti di situ, penelitian lain pun menunjukkan potensi zat ini dalam melawan sel kanker kulit, hati, saluran empedu, hingga payudara.

4. Meredakan peradangan dan nyeri

Seperti kebanyakan bumbu dan rempah, manfaat lengkuas juga membantu meredakan radang yang disebabkan oleh penyakit di dalam tubuh. 

Sifat ini berasal dari HMP, zat fitokimia yang potensi antiradangnya telah terbukti dalam sejumlah studi terhadap hewan.

Selain itu, banyak tumbuhan dari keluarga rimpang juga mengandung galangal.

Galangal membantu meredakan nyeri yang merupakan salah satu gejala peradangan, misalnya akibat radang sendi. Namun, khasiat ini masih perlu dikaji lebih lanjut.

5. Meringankan gejala asma

Berkat khasiat lengkuas dalam meredakan radang, para ahli menduga bahwa bumbu ini mungkin dapat membantu meringankan gejala asma.

Gejala asma muncul karena peradangan dan pembengkakan pada saluran napas.

Tumbuhan ini juga memiliki efek antispasmodik sehingga mampu melebarkan saluran bronkus pada paru-paru. 

Penggunaan lengkuas mungkin juga dapat mengurangi dahak sehingga dapat melegakan pernapasan saat asma menyerang.

6. Meredakan batuk, sakit tenggorokan, dan suara serak

kegunaan lengkuas untuk batuk

Masyarakat India sering menggunakan bumbu ini untuk meredakan nyeri dada, suara serak, dan sakit tenggorokan secara alami. 

Caranya dengan mencampurkan beberapa sendok kecil lengkuas bubuk dengan air panas, lalu meminum larutannya secara rutin.

Akar rimpang ini mungkin dapat melegakan keluhan tersebut karena sifatnya sebagai ekspektoran alias pengencer dahak

Sifat antiradangnya kemungkinan juga membantu meringankan gejala batuk atau sakit tenggorokan.

7. Membantu mengobati luka bakar

Manfaat lengkuas salah satunya membantu mengobati luka bakar ringan.

Rempah ini mengandung senyawa bernama galangin yang  melindungi kelenjar minyak yang mempercepat penyembuhan luka. 

Selain itu, senyawa ini juga menghambat peradangan dan meningkatkan kolagen sehingga luka pulih lebih cepat.

Sebagai obat luka bakar alami, tumbuk beberapa iris dan oleskan pada kulit yang bermasalah.

Risiko alergi

  • Hentikan pemakaian bahan bila kondisi kulit justru semakin parah atau muncul ciri-ciri alergi kulit
  • Bersihkan kulit Anda dengan air bersih.
  • Konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Lengkuas merupakan bumbu yang cukup umum seperti halnya kunyit dan jahe. Tidak sekadar menambah cita rasa, bumbu ini rupanya juga memiliki sejumlah khasiat bagi kesehatan.

Cara paling aman untuk menggunakan lengkuas, yakni menambahkannya ke dalam masakan. Konsumsi berlebihan bisa menjadi penyebab mual

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Data Komposisi Pangan Indonesia – Beranda . (2023). Retrieved 7 May 2023, from http://panganku.org/id-ID/view

FGCU Food Forest Plant Database. (n.d.). https://www.fgcu.edu/cas/communityimpact/foodforest/files/Galangal-ADA.pdf

Ha, T. K., Kim, M. E., Yoon, J. H., Bae, S. J., Yeom, J., & Lee, J. S. (2013). Galangin induces human colon cancer cell death via the mitochondrial dysfunction and caspase-dependent pathway. Experimental Biology and Medicine. https://doi.org/10.1177/1535370213497882

Song, W., Yan, C., Zhou, Q., & Zhen, L. (2017). Galangin potentiates human breast cancer to apoptosis induced by TRAIL through activating AMPK. Biomedicine & Pharmacotherapy, 89, 845–856. https://doi.org/10.1016/j.biopha.2017.01.062

Amuamuta, A., Plengsuriyakarn, T., & Na-Bangchang, K. (2017). Anticholangiocarcinoma activity and toxicity of the Kaempferia galanga Linn. Rhizome ethanolic extract. BMC Complementary and Alternative Medicine, 17(1). https://doi.org/10.1186/s12906-017-1713-4

Lo, C.-Y., Liu, P.-L., Lin, L.-C., Chen, Y.-T., Hseu, Y.-C., Wen, Z.-H., & Wang, H.-M. (2013). Antimelanoma and Antityrosinase from Alpinia galangal Constituents. The Scientific World Journal, 2013, 1–5. https://doi.org/10.1155/2013/186505

Chien, S.-T., Shi, M.-D., Lee, Y.-C., Te, C.-C., & Shih, Y.-W. (2015). Galangin, a novel dietary flavonoid, attenuates metastatic feature via PKC/ERK signaling pathway in TPA-treated liver cancer HepG2 cells. Cancer Cell International, 15(1). https://doi.org/10.1186/s12935-015-0168-2

Yadav, P. N., Liu, Z., & Rafi, M. M. (2003). A Diarylheptanoid from Lesser Galangal (Alpinia officinarum) Inhibits Proinflammatory Mediators via Inhibition of Mitogen-Activated Protein Kinase, p44/42, and Transcription Factor Nuclear Factor-κB. Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics, 305(3), 925–931. https://doi.org/10.1124/jpet.103.049171

Seo, W., Cho, C., Park, J., Lee, J., Lee, H., Han, S., Pyo, B. S., Park, H., & Kim, H. (2013). 1′-Acetoxychavicol Acetate Isolated from Alpinia galanga Ameliorates Ovalbumin-Induced Asthma in Mice. PLoS ONE, 8(2). https://doi.org/10.1371/journal.pone.0056447

Bahramsoltani, R., & Rahimi, R. (2020). An Evaluation of Traditional Persian Medicine for the Management of SARS-CoV-2. Frontiers in Pharmacology, 11. https://doi.org/10.3389/fphar.2020.571434

Elshamy, A. I., Mohamed, T. A., Essa, A. F., Abd-El Gawad, A. M., Alqahtani, A. S., Shahat, A. A., Yoneyama, T., H. Farrag, A. R., Noji, M., El-Seedi, H. R., Umeyama, A., Paré, P. W., & Hegazy, E. F. (2019). Recent Advances in Kaempferia Phytochemistry and Biological Activity: A Comprehensive Review. Nutrients, 11(10). https://doi.org/10.3390/nu11102396

Kadam, K., Kıyan, S., Uyanıkgil, Y., Karabey, F., & Çetin, Emel Öykü. (2022). Investigation of acute effects of topical Alpinia officinarum (galangal) treatment in experimental contact type burns and comparison with topical silver sulfadiazine treatment. Turkish Journal of Trauma and Emergency Surgery, 28(1), 15–26. https://www.tjtes.org/jvi.aspx?pdir=travma&plng=eng&un=UTD-69002

Rini, C. S., Rohmah, J., & Widyaningrum, L. Y. (2018, September). The antibacterial activity test galanga (Alpinia galangal) on the growth of becteria Bacillus subtilis and Escherichia coli. In IOP Conference Series: Materials Science and Engineering (Vol. 420, No. 1, p. 012142). IOP Publishing. https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1757-899X/420/1/012142/pdf

Versi Terbaru

10/05/2023

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

8 Manfaat Asam Jawa bagi Kesehatan Tubuh

8 Manfaat Jahe, dari Mencegah Mual hingga Melawan Kanker


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 10/05/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan