backup og meta

8 Manfaat Kuaci (Biji Bunga Matahari), Bisa Jadi Camilan Sehat

8 Manfaat Kuaci (Biji Bunga Matahari), Bisa Jadi Camilan Sehat

Kuaci kerap dijadikan camilan ringan karena membuat ketagihan. Pasalnya, selain karena ukurannya yang kecil-kecil, mengonsumsi kuaci yang sudah ditaburi bumbu membuat makanan ini menjadi semakin nikmat. Tahukah Anda mengenai manfaat kuaci atau biji bunga matahari bagi kesehatan tubuh? Intip apa saja khasiat kesehatan dari kuaci.

Kandungan nutrisi di dalam kuaci

Kuaci adalah biji yang berasal dari bunga matahari atau yang memiliki nama lain Helianthus annuus.

Biji bunga matahari sendiri dipanen dari bagian kepala bunga matahari. Biasanya, satu kepala bunga matahari mengandung sekitar 2.000 biji.

Kandungan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang terdapat di dalam 100 gram (g) biji bunga matahari meliputi:

  • Air: 1,2 g
  • Energi: 582 kalori (Kal)
  • Protein: 19,33 g
  • Lemak: 49,8 g
  • Karbohidrat: 24,07 g
  • Serat: 11,1 g
  • Kalsium: 70 miligram (mg)
  • Zat besi: 3,8 mg
  • Magnesium: 129 mg
  • Selenium: 79,3 mcg
  • Fosfor: 1155 mg
  • Kalium: 850 mg
  • Natrium: 3 mg
  • Seng: 5,29 mg
  • Vitamin C: 1,4 mg
  • Thiamin (vitamin B1): 0,106 mg
  • Riboflavin (vitamin B2): 0,246 mg
  • Niacin: 7,04 mg
  • Vitamin E: 26,1 mg
  • Folat: 237 mcg
  • Beta-karoten: 5 mikrogram (mcg)

Manfaat kesehatan dari kuaci

Sumber: Healthline

Jika ditengok dari kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya, jenis camilan biji-bijian yang satu ini menawarkan manfaat kesehatan yang sangat baik untuk memenuhi kebutuhan gizi Anda.

Berikut adalah ulasan mengenai manfaat kuaci alias biji bunga matahari bagi tubuh:

1. Membantu mencegah penyakit kanker

Salah satu manfaat kuaci adalah sebagai pengontrol kerusakan sel sehingga berperan penting dalam mencegah serangan kanker.

Hal tersebut dikarenakan kuaci mengandung selenium yang merupakan musuh utama sel kanker.

Selenium telah terbukti memicu perbaikan DNA dan sintesis dalam sel yang rusak. Selain itu, selenium mampu menghambat pertumbuhan dan mematikan sel kanker.

Tak hanya itu saja, kandungan vitamin E pada kuaci atau biji bunga matahari berperan dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

Kerusakan sel inilah yang berisiko memicu kanker.

2. Camilan aman untuk berat badan

Ingin ngemil tanpa khawatir berat badan naik? Anda harus menjajal kuaci sebagai camilan sehari-hari.

Sebuah penelitian yang terdapat di jurnal Nutrients melibatkan 50 partisipan bertubuh obesitas.

Para partisipan diminta untuk mengonsumsi ekstrak biji bunga matahari selama 12 minggu.

Hasilnya, terjadi penurunan yang signifikan pada berat badan, indeks massa tubuh (BMI), serta lingkar pinggang setelah mengonsumsi ekstrak bunga matahari.

3. Mengurangi stres

Kuaci, yang dikenal juga sebagai makanan untuk hamster, punya manfaat untuk meringankan stres bahkan mengurangi risiko serangan kecemasan.

Ini berkat kandungan magnesium yang tinggi di dalam kuaci atau biji bunga matahari.

Studi dari jurnal Neuropharmacology menunjukkan bahwa magnesium berpengaruh positif pada fungsi otak untuk mengurangi stres dan kecemasan.

Magnesium diyakini bekerja secara langsung pada hipotalamus, yakni bagian otak yang berperan dalam mengatur respons terhadap stres.

4. Menyehatkan kulit

Sudah tidak diragukan lagi jika kuaci mengandung banyak sekali vitamin E di dalamnya. Nah, kandungan vitamin E yang tinggi pada kuaci ternyata bisa memberi manfaat untuk kulit Anda.

Vitamin E yang terkandung dalam kuaci juga mampu menyehatkan dan menjaga kulit dari paparan sinar ultraviolet matahari.

Di sisi lain, kandungan antioksidan yang tinggi pada kuaci juga membantu menyembuhkan luka di kulit lebih cepat.

5. Menurunkan kadar gula darah

Apabila Anda mengidap diabetes dan ingin makan camilan tanpa khawatir gula darah naik, Anda bisa memilih biji bunga matahari alias kuaci.

Manfaat ini bisa Anda dapatkan dengan rutin mengonsumsi kuaci setiap hari.

Hal ini diduga karena biji bunga matahari mengandung asam klorogenat yang diyakini mampu menurunkan kadar gula dalam darah.

6. Baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah

Kuaci mengandung asam lemak tak jenuh, terutama yang berjenis asam linoleat.

Nah, kandungan asam linoleat dalam kuaci ini memberi manfaat dalam menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Menurut sebuah artikel dari The Journal of Nutritional Biochemistry, asam linoleat membantu tubuh memproduksi senyawa yang dapat merilekskan pembuluh darah.

Hasilnya, aliran darah lebih lancar dan tekanan darah menurun. Dengan punya tekanan darah yang teratur, Anda akan terhindar dari risiko penyakit jantung.

7. Melancarkan pencernaan

Makanan yang kaya kandungan serat sudah dikenal dapat membantu memperlancar sistem pencernaan.

Manfaat ini juga bisa Anda peroleh dari kuaci atau biji bunga matahari karena punya kandungan serat yang cukup tinggi.

Serat dapat membantu memperlancar BAB dengan cara mengatur penyerapan makanan serta metabolisme tubuh.

Hal ini dapat membantu Anda akan terhindar dari risiko konstipasi atau sembelit, diare, serta nyeri saat BAB.

8. Menurunkan kolesterol

Manfaat berikutnya dari kuaci adalah menurunnya kadar kolesterol dalam tubuh. Ini karena kuaci mengandung vitamin E yang tinggi.

Vitamin E ini berfungsi sebagai antioksidan bagi tubuh yang diyakini mampu menyingkirkan kolesterol jahat pada dinding arteri sehingga dapat menurunkan risiko kematian dini dari penyakit jantung.

Hal ini didukung dalam sebuah penelitian dari jurnal ISRN Nutrition yang dilakukan pada tahun 2012.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ditemukan hasil bahwa partisipan yang rutin makan kuaci selama 3 minggu mengalami penurunan kadar kolesterol jahat sebanyak 9% dan trigliserida sebesar 12%.

Nah, itu dia sederet manfaat biji bunga matahari alias kuaci untuk kesehatan tubuh. Meski punya banyak manfaat baik, ada baiknya Anda tidak mengonsumsi biji bunga matahari terlalu banyak.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Sunflower seeds, plain, unsalted – FoodData Central. (2020). Retrieved February 25, 2021, from https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/1100604/nutrients 

Vitamin E – Office of Dietary Supplements. (2020). Retrieved February 25, 2021, from https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminE-HealthProfessional/ 

Guo, S., Ge, Y., & Na Jom, K. (2017). A review of phytochemistry, metabolite changes, and medicinal uses of the common sunflower seed and sprouts (Helianthus annuus L.). Chemistry Central Journal, 11(1). https://doi.org/10.1186/s13065-017-0328-7

Leverrier, A., Daguet, D., Calame, W., Dhoye, P., & Kodimule, S. (2019). Helianthus annuus Seed Extract Affects Weight and Body Composition of Healthy Obese Adults during 12 Weeks of Consumption: A Randomized, Double-Blind, Placebo-Controlled Pilot Study. Nutrients, 11(5), 1080. https://dx.doi.org/10.3390%2Fnu11051080

Vinceti, M., Filippini, T., Del Giovane, C., Dennert, G., Zwahlen, M., & Brinkman, M. et al. (2018). Selenium for preventing cancer. Cochrane Database Of Systematic Reviews. https://dx.doi.org/10.1002%2F14651858.CD005195.pub4

Premnath, A., Narayana, M., Ramakrishnan, C., Kuppusamy, S., & Chockalingam, V. (2016). Mapping quantitative trait loci controlling oil content, oleic acid and linoleic acid content in sunflower (Helianthus annuus L.). Molecular Breeding, 36(7). https://doi.org/10.1007/s11032-016-0527-2

Sartori, S., Whittle, N., Hetzenauer, A., & Singewald, N. (2012). Magnesium deficiency induces anxiety and HPA axis dysregulation: Modulation by therapeutic drug treatment. Neuropharmacology, 62(1), 304-312. https://doi.org/10.1016/j.neuropharm.2011.07.027

Nunes, D., Marques, V., Almenara, C., Marcarini, W., Ribeiro Júnior, R., & Padilha, A. (2018). Linoleic acid reduces vascular reactivity and improves the vascular dysfunction of the small mesentery in hypertension. The Journal Of Nutritional Biochemistry, 62, 18-27. https://doi.org/10.1016/j.jnutbio.2018.07.016

Gao, J., He, X., Ma, Y., Zhao, X., Hou, X., Hao, E., Deng, J., & Bai, G. (2018). Chlorogenic Acid Targeting of the AKT PH Domain Activates AKT/GSK3β/FOXO1 Signaling and Improves Glucose Metabolism. Nutrients, 10(10), 1366. https://doi.org/10.3390/nu10101366

Richmond, K., Williams, S., Mann, J., Brown, R., & Chisholm, A. (2012). Markers of cardiovascular risk in postmenopausal women with type 2 diabetes are improved by the daily consumption of almonds or sunflower kernels: a feeding study. ISRN nutrition, 2013, 626414. https://doi.org/10.5402/2013/626414

Zoumpoulakis, P., Sinanoglou, V. J., Siapi, E., Heropoulos, G., & Proestos, C. (2017). Evaluating Modern Techniques for the Extraction and Characterisation of Sunflower (Hellianthus annus L.) Seeds Phenolics. Antioxidants (Basel, Switzerland), 6(3), 46. https://doi.org/10.3390/antiox6030046

Versi Terbaru

03/05/2023

Ditulis oleh Shylma Na'imah

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

7 Manfaat Talas yang Kerap Dijadikan Camilan Gurih

7 Manfaat Daun Ubi Jalar, dari Kesehatan Mata hingga Jantung


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 03/05/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan