backup og meta

Manfaat dan Bahaya Makan Jeroan Ayam bagi Kesehatan

Manfaat dan Bahaya Makan Jeroan Ayam bagi Kesehatan

Organ dalam ayam atau yang biasa disebut jeroan ayam, biasa menjadi santapan masyarakat di Indonesia. Masyarakat negara lain juga mengonsumsi jeroan sebagai salah satu bahan masakan. Lalu, apakah jeroan itu baik untuk dikonsumsi? 

Kandungan gizi jeroan ayam

Ada beragam jenis daging jeroan yang umum dikonsumsi, antara lain hati, jantung, usus, uritan, paru-paru, dan ampela.

Jeroan umumnya berukuran kecil dengan tekstur kenyal, dengan warna lebih gelap dibandingkan daging ayam.

Nah, di bawah ini adalah kandungan zat gizi dalam 100 gram jeroan ayam.

  • Energi: 124 kkal.
  • Protein: 17,9 gram (g).
  • Lemak total: 4,47 g.
  • Karbohidrat: 1,8 g.
  • Kalsium: 10 miligram (mg).
  • Zat besi: 5,86 mg.
  • Magnesium: 18 mg.
  • Fosfor: 197 mg.
  • Kalium: 228 mg.
  • Natrium: 77 mg.
  • Seng: 3,32 mg.
  • Tembaga: 0,243 mg.
  • Mangan: 0,149 mg.
  • Vitamin C: 16,2 mg.
  • Tiamin: 0,088 mg.
  • Riboflavin: 0,987 mg.
  • Niasin: 6,66 mg.
  • Asam pantotenat: 3,21 mg.
  • Kolesterol: 262 mg.

Jeroan ayam juga memiliki sejumlah kecil kandungan vitamin A, vitamin B7, vitamin B6, folat, dan selenium.

Berdasarkan kandungan zat gizi yang dimilikinya, jeroan ayam bermanfaat bagi kesehatan tubuh. 

Namun, tingginya kandungan lemak dalam jeroan dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi dan penyakit jantung. 

Manfaat makan jeroan ayam

Berdasarkan kandungan zat gizinya, berikut ini sejumlah manfaat jeroan yang bisa Anda dapatkan.

1. Membangun massa otot

Manfaat menu buka puasa tinggi protein

Satu porsi jeroan ayam siap masak mengandung protein yang cukup banyak. Protein merupakan zat gizi yang diperlukan untuk produksi energi tubuh. 

Menurut U.S. Department of Agriculture, satu porsi jeroan ayam seberat 23 gram mengandung 13,4 gram protein dengan total energi 93 kkal. 

Protein terdiri dari asam amino yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perbaikan otot tubuh Anda. 

Dengan begitu, makan jeroan saat diet bisa menjaga massa otot agar tidak hilang terlalu banyak. 

Leusin, valin, arginin, glisin, alanin,dan isoleusin adalah beberapa contoh asam amino yang terkandung dalam jeroan. 

2. Mencukupi kebutuhan zat besi dan seng

Selain protein, daging jeroan mengandung zat besi dan seng yang cukup untuk memenuhi kebutuhan harian.

Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, wanita dewasa membutuhkan 18 mg zat besi dan 8 mg seng setiap hari. 

Sementara itu, pria dewasa membutuhkan 11 mg zat besi dan seng 11 mg setiap hari.

Nah, 23 gram jeroan ayam mengandung mengandung 4,4 miligram zat besi dan 2,49 miligram seng. Asupan ini menyumbang sekitar 40% kebutuhan zat besi dan 35% kebutuhan seng harian. 

Kedua mineral dari jeroan ayam ini juga berfungsi mendukung sistem kekebalan tubuh dan mempercepat penyembuhan luka.

3. Menjaga daya tahan tubuh dan saraf

Beberapa vitamin yang diperlukan tubuh seperti vitamin A dan vitamin B12 juga terdapat pada daging jeroan. 

Dalam 23 gram jeroan ayam, terdapat 6.640 SI vitamin A dan 8,55 mikrogram vitamin B12.

Vitamin A mendukung sistem kekebalan tubuh dengan meningkatkan produksi sel darah putih baru, serta mengendalikan fungsi sel darah putih. 

Sementara itu, vitamin B12 berguna dalam pembentukan sel darah merah baru yang mendukung kesehatan sistem saraf.

Bahaya makan jeroan ayam

Meskipun kaya mineral dan vitamin, Anda harus mengonsumsi jeroan ayam secukupnya.

Berikut ini merupakan dampak buruk bagi kesehatan akibat makan jeroan terus-menerus.

1. Meningkatkan kolesterol

kolesterol normal

Daging jeroan tinggi kolesterol dan lemak trans. Dalam satu porsi kecil (23 gram) jeroan ayam mengandung 196 miligram kolesterol dan 1,02 gram lemak trans.

Makan jeroan terlalu sering bisa menyebabkan kenaikan kolesterol dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Kolesterol tinggi lama-kelamaan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah karena lemak (aterosklerosis). Ini memicu terjadinya serangan jantung atau stroke.

Jika memiliki faktor risiko penyakit jantung, Anda sebaiknya menghindari jeroan dan memilih daging ayam tanpa lemak.

2. Penumpukan racun dalam tubuh

Walaupun kaya protein, vitamin A, dan mineral, jeroan mengandung berbagai racun dan logam berat. 

Hati dan ginjal hewan mengandung racun yang disaring dari darah, seperti merkuri, timah, arsenik, kromium, kadmium, dan selenium.

Konsumsi hati atau jeroan dalam waktu lama akan menyebabkan penumpukan logam berat dan racun dalam tubuh. 

3. Kerusakan hati

Vitamin A tergolong sebagai vitamin larut lemak, tubuh Anda akan menyimpan kelebihan jumlah vitamin ini di dalam hati. 

Penumpukan vitamin A dapat memiliki efek toksik pada tubuh dan menyebabkan kerusakan hati, bahkan cacat lahir.

Oleh karena itu, ibu hamil perlu menghindari jeroan atau membatasi porsinya. 

Konsumsi jeroan berlebihan pun bisa mengarah pada gangguan kelebihan zat besi. Kondisi ini ikut berdampak pada terganggunya fungsi hati. 

4. Perlemakkan hati

Sebuah penelitian besar dari The British journal of nutrition (2022) mengamati pengaruh konsumsi daging jeroan pada 15.568 orang dewasa yang bebas dari penyakit hati, penyakit kardiovaskular, dan kanker.

Hasil riset menemukan makan daging jeroan sedikit meningkatkan risiko perlemakkan hati nonalkohol

Jika memiliki riwayat diabetes tipe 2 dan kolesterol tinggi, maka Anda perlu menghindari makan daging jeroan.

Selain itu, peneliti merekomendasikan penelitian lebih lanjut dan uji klinis untuk mengonfirmasi hasil temuan riset tersebut.

5. Kanker kandung kemih

Beberapa tinjauan ilmiah menemukan makan jeroan jangka panjang meningkatkan risiko kanker kandung kemih.

Jika memiliki riwayat infeksi kandung kemih, merokok, atau minum-minuman beralkohol, sebaiknya Anda batasi konsumsi  jeroan.

Bicarakan dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui aturan konsumsi yang tepat.

Kesimpulan

  • Jeroan mengandung lebih banyak vitamin dan mineral daripada daging ayam biasa. 
  • Daging jeroan bisa menjadi alternatif asupan bernutrisi karena tinggi protein, vitamin A, vitamin B12, zat besi, dan seng.
  • Makan jeroan terlalu sering dapat menyebabkan kolesterol tinggi, penumpukan racun dan logam, dan penyakit hati.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Crippa, A., Larsson, S. C., Discacciati, A., Wolk, A., & Orsini, N. (2018). Red and processed meat consumption and risk of bladder cancer: a dose-response meta-analysis of epidemiological studies. European journal of nutrition57(2), 689–701. https://doi.org/10.1007/s00394-016-1356-0

Dhillon, J., Craig, B. A., Leidy, H. J., Amankwaah, A. F., Osei-Boadi Anguah, K., Jacobs, A., Jones, B. L., Jones, J. B., Keeler, C. L., Keller, C. E., McCrory, M. A., Rivera, R. L., Slebodnik, M., Mattes, R. D., & Tucker, R. M. (2016). The Effects of Increased Protein Intake on Fullness: A Meta-Analysis and Its Limitations. Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics116(6), 968–983. https://doi.org/10.1016/j.jand.2016.01.003

Ferrucci, L. M., Sinha, R., Ward, M. H., Graubard, B. I., Hollenbeck, A. R., Kilfoy, B. A., Schatzkin, A., Michaud, D. S., & Cross, A. J. (2010). Meat and components of meat and the risk of bladder cancer in the NIH-AARP Diet and Health Study. Cancer116(18), 4345–4353. https://doi.org/10.1002/cncr.25463

Li, H., Zheng, X., Rayamajhi, S., Thapa, A., Meng, G., Zhang, Q., Liu, L., Wu, H., Gu, Y., Zhang, S., Zhang, T., Wang, X., Dong, J., Cao, Z., Zhang, X., Dong, X., Sun, S., Wang, X., Zhou, M., Jia, Q., … Niu, K. (2022). Organ meat consumption and risk of nonalcoholic fatty liver disease: the TCLSIH study. The British journal of nutrition, 1–21. Advance online publication. https://doi.org/10.1017/S0007114522000629

Stokes, T., Hector, A. J., Morton, R. W., McGlory, C., & Phillips, S. M. (2018). Recent Perspectives Regarding the Role of Dietary Protein for the Promotion of Muscle Hypertrophy with Resistance Exercise Training. Nutrients10(2), 180. https://doi.org/10.3390/nu10020180

Chicken, broilers or fryers, giblets, raw. (2019). U.S. Department of Agriculture. Retrieved November 14, 2022 from https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/171057/nutrients

The Pros and Cons of Eating Organ Meat. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved November 14, 2022 from https://health.clevelandclinic.org/organ-meat-benefits/

Versi Terbaru

21/11/2022

Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

5 Manfaat Ngemil untuk Kesehatan yang Belum Banyak Diketahui

Kenali Manfaat Hati Ayam untuk Ibu Hamil dan Jumlah Konsumsi yang Aman


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 21/11/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan