Daging yang umum dikonsumsi sehari-hari, di antaranya sapi dan ayam. Namun, ternyata daging kelinci juga bisa dikonsumsi. Daging ini bisa salah satu alternatif sumber protein. Apa saja kandungan dan manfaat daging kelinci?
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Daging yang umum dikonsumsi sehari-hari, di antaranya sapi dan ayam. Namun, ternyata daging kelinci juga bisa dikonsumsi. Daging ini bisa salah satu alternatif sumber protein. Apa saja kandungan dan manfaat daging kelinci?
Berikut zat gizi yang ada dalam 100 gram daging kelinci yang sudah direbus.
Dengan berat yang sama, kalori daging kelinci adalah 173 kkal.
Berikut beberapa khasiat yang bisa Anda dapatkan.
Manfaat daging kelinci yang satu ini berasal dari kandungan protein. Protein berguna untuk membangun dan memperbaiki massa otot, baik akibat cedera maupun olahraga.
Zat gizi ini juga berguna untuk menyusun tulang, tulang rawan, kuku, rambut, dan kulit.
Sebanyak 100 gram daging kelinci bahkan bisa memenuhi 33 – 36% asupan protein harian. Tidak heran bila daging kelinci merupakan makanan tinggi protein.
Protein dan beberapa mineral, seperti kalsium, magnesium, dan fosfor, dalam daging kelinci dapat membangun dan menjaga kepadatan tulang dan gigi.
Tulang dan gigi manusia tersusun dari 99% kalsium, 85% fosfor, dan 60% magnesium.
Kandungan vitamin K pada daging kelinci juga merangsang sel yang menyusun tulang. Keseluruhan zat gizi ini membuat tulang dan gigi menjadi kuat.
Konsumsi daging kelinci memang tidak serta-merta menurunkan berat badan turun. Namun, kandungan protein pada daging kelinci bisa meningkatkan hormon kenyang (leptin) dan menurunkan hormon pemicu lapar, yakni ghrelin dan peptide YY.
Jika daging kelinci dikonsumsi dalam jumlah yang tepat, Anda bisa mengendalikan nafsu makan.
Selain itu, kadar lemak daging kelinci lebih rendah daripada daging ayam rebus, yakni 11,9 gram dalam 100 gram. Oleh karena itu, konsumsi daging kelinci bisa membatasi asupan kalori harian sehingga berat badan terkendali.
Manfaat daging kelinci membantu menjaga kesehatan jantung. Pasalnya, kadar lemak jenuh pada daging kelinci lebih rendah daripada daging merah.
Lemak jenuh bisa meningkatkan kadar kolesterol dan lemak darah. Kondisi ini berisiko menghambat aliran darah, tekanan darah naik, dan penyumbatan pembuluh darah.
Daging kelinci juga tinggi kalium, zat yang mengurangi tekanan pada pembuluh darah. Kandungan gizi ini juga membuang natrium berlebih melalui urine. Kadar natrium berlebih dalam tubuh bisa memicu hipertensi.
Daging kelinci mengandung zat besi, folat, vitamin B12, dan vitamin B6. Zat gizi ini diperlukan untuk membentuk hemoglobin, yakni protein yang mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh.
Kekurangan zat besi menyebabkan sel darah merah mengecil, sehingga tidak bisa membawa oksigen dengan optimal.
Sementara itu, kekurangan asam folat dan vitamin B12 bisa memperbesar ukuran sel darah merah. Hal ini mengurangi jumlah hemoglobin, sehingga darah lebih sedikit mengangkut oksigen.
Saat kekurangan oksigen, tubuh akan mudah lelah, lemas, dan napas memendek.
Manfaat daging kelinci kaya akan zat gizi yang memperkuat kekebalan tubuh, di antaranya zink, zat besi, dan asam amino glutamine.
Zink berguna untuk menjaga perkembangan dan fungsi sel-sel darah putih. Sel ini membantu melawan kuman pemicu infeksi.
Zat besi dan glutamin juga berperan penting dalam memperbanyak sel-sel darah putih yang bisa melawan infeksi.
Daging kelinci mengandung folat, zat besi, vitamin B kompleks, dan kalsium. Mengapa kandungan ini sangat penting untuk ibu hamil?
Namun, Anda tidak bisa mengandalkan daging kelinci sebagai satu-satunya asupan gizi. Anda perlu mengonsumsi suplemen untuk mencukupi kebutuhan gizi.
Konsumsi daging kelinci berpotensi menjaga metabolisme jika Anda juga rutin berolahraga, terutama latihan beban.
Daging kelinci merupakan asupan protein yang membantu membangun massa otot. Olahraga akan membantu pembentukan massa otot.
Massa otot yang meningkat akan menyebabkan tubuh lebih banyak menggunakan energi untuk kontraksi otot. Hal ini akan meningkatkan metabolisme, sehingga pembakaran energi lebih efektif.
Kandungan zat besi pada daging kelinci bisa menurunkan risiko gangguan masa subur atau ovulasi, sehingga berpotensi meningkatkan peluang kehamilan.
Mineral zink berperan penting dalam pembentukan dan pergerakan sperma. Sperma yang sehat dengan jumlah melimpah meningkatkan peluang terjadinya pembuahan ovarium.
Meski ada berbagai manfaat, daging kelinci juga bisa mengancam kesehatan, apa saja?
Daging kaya kelinci memang kaya protein. Namun, protein berlebih tanpa diimbangi dengan zat gizi lainnya bisa menyebabkan keracunan.
Gejala keracunan protein yang bisa diamati, di antaranya:
Bahaya daging kelinci ini bisa terjadi akibat tidak memasaknya hingga matang.
Daging yang belum matang bisa mengandung berbagai jenis bakteri, seperti Salmonella, Listeria, Campylobacter, dan E. coli. Semua jenis bakteri ini memicu keracunan makanan.
Gejala yang perlu diwaspadai, yaitu:
Ada beragam manfaat daging kelinci untuk kesehatan. Namun, cara pengolahannya tak kalah penting.
Sebaiknya, rebus daging kelinci alih-alih membakarnya. Selain itu, pastikan Anda juga mengurangi garam seminimal mungkin.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar