backup og meta

7 Manfaat Kaldu Jamur, Alternatif MSG yang Menyehatkan

7 Manfaat Kaldu Jamur, Alternatif MSG yang Menyehatkan

Kaldu jamur atau nutritional yeast adalah produk penyedap makanan berbentuk bubuk dengan bulir kasar. Kaldu jamur dipercaya lebih sehat dibandingkan MSG karena kandungan alaminya. Simak berbagai manfaat yang bisa Anda peroleh dengan menggunakan kaldu jamur di ulasan ini.

Kandungan gizi kaldu jamur (nutritional yeast)

Kaldu jamur mungkin masih asing bagi sebagian orang. Namun, produk penyedap masakan ini punya rasa gurih umami yang tak kalah dari  monosodium glutamat (MSG).

Nutritional yeast adalah bentuk ekstrak ragi dari jamur Saccharomyces cerevisiae. Jamur ini ditanam selama beberapa hari pada media kaya gula, contohnya dalam tetesan tebu. 

Untuk menghasilkan ekstrak ragi, jamur tersebut lalu dipanaskan, dicuci, dikeringkan, dihancurkan, dan dikemas menjadi penyedap jamur atau kaldu jamur. 

Vegan atau vegetarian sering menggunakan kaldu jamur sebagai penyedap makanan karena diyakini lebih sehat dari MSG.

Dikutip dari FoodData Central U.S. Department of Agriculture, per 1 sendok makan atau 9 gram penyajian kaldu jamur memiliki kandungan gizi sebagai berikut.

  • Kalori: 34 kkal
  • Protein: 5 gram (g)
  • Lemak: 0 g
  • Karbohidrat: 3 g
  • Serat: 2 g
  • Kalsium: 5,04 miligram (mg)
  • Zat besi: 1 mg
  • Kalium: 189 mg
  • Sodium: 25 mg
  • Thiamin (Vit. B1): 7,02 mg
  • Riboflavin (Vit. B2): 7,41 mg
  • Niacin (Vit. B3): 39,4 mg
  • Piridoksin (Vit. B6): 7,62 mg
  • Kobalamin (Vit. B12): 33,8 mcg

Namun penting diketahui, setiap merek kaldu jamur bisa memiliki kandungan vitamin dan mineral yang berbeda-beda.

Anda bisa membaca informasi nilai gizi pada kemasan terlebih dahulu untuk membandingkan komposisi gizinya.

Manfaat kaldu jamur bagi kesehatan tubuh

kandungan nutrisi kaldu jamur

Penggunaan kaldu jamur biasanya 1–2 sendok makan per hari. Bubuk kaldu ini banyak digunakan sebagai penyedap masakan atau taburan, seperti untuk popcorn dan pasta.

Berikut ini adalah beberapa manfaat kaldu jamur untuk kesehatan yang bisa Anda dapatkan.

1. Membantu perkembangan dan pemulihan otot

Dalam 1 sendok makan kaldu jamur mengandung sekitar 2 gram protein. Hal ini tentu dapat memenuhi sekitar 8 persen kebutuhan protein harian Anda.

Selain itu, kaldu jamur juga mengandung 9 jenis asam amino esensial. Tubuh Anda umumnya membutuhkan nutrisi ini dari asupan makanan sehari-hari.

Kedua nutrisi penting dari kaldu jamur bermanfaat dalam perkembangan dan pemulihan otot, terutama bagi Anda yang mengimbanginya dengan olahraga rutin.

Terlebih, manfaat kaldu jamur ini juga bisa membantu para vegan atau vegetarian untuk memenuhi kebutuhan protein dan asam amino dengan mudah.

2. Mencegah kekurangan vitamin B12

Vegan dan vegetarian yang tidak mengonsumsi produk hewani yang menjadi sumber alami vitamin B12 lebih rentan mengalami defisiensi atau kekurangan vitamin B12.

Tubuh Anda membutuhkan asupan jenis vitamin ini untuk menjaga sistem saraf, produksi DNA, metabolisme energi, dan pembentukan sel darah merah. 

Sebuah studi dalam jurnal Nutrition Reviews menyebutkan nutritional yeast yang diperkaya dengan vitamin B12 mampu memenuhi kebutuhan bagi vegetarian.

Setidaknya dalam 1 sendok makan kaldu jamur mengandung sekitar 33,8 mikrogram vitamin B12. Kandungan ini memenuhi lebih dari 8 kali kebutuhan harian.

3. Memerangi radikal bebas

Paparan radikal bebas berpotensi menimbulkan kerusakan sel tubuh. Antioksidan dapat membantu melawan kerusakan ini dengan mengikat radikal bebas.

Kaldu jamur merupakan salah satu makanan tinggi antioksidan kuat, seperti glutathione dan selenomethionine, yang mencegah kerusakan dan membantu tubuh menghilangkan racun.

Mengonsumsi nutritional yeast juga bermanfaat dalam memberikan pertahanan tubuh terhadap meningkatkan risiko penyakit kronis, termasuk penyakit jantung dan kanker.

4. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Kaldu jamur mengandung alfa-mannan dan beta-glukan, yang menurut penelitian dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh.

Serat beta-glukan yang terdapat dalam nutritional yeast membantu meningkatkan sistem pertahanan tubuh terhadap risiko infeksi virus dan bakteri.

Sebuah studi dalam jurnal Food and Nutrition Sciences menunjukkan manfaat kaldu jamur yang bisa menurunkan risiko kekambuhan dan gejala dari flu yang berkurang hingga 25 persen.

Hal ini bisa ditemukan pada individu yang mengonsumsi setidaknya setengah hingga satu sendok makan nutritional yeast dalam sehari. 

5. Menurunkan kadar kolesterol

Selain itu, beta-glukan yang ada pada kaldu jamur juga bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol di dalam aliran darah Anda. 

Penelitian pada partisipan laki-laki dengan kolesterol tinggi yang mendapatkan asupan 15 gram beta-glukan dari ragi setiap hari selama 8 minggu, terbukti dapat menurunkan total kolesterol hingga 6 persen.

Kadar kolesterol yang terlalu tinggi tentu tidak baik bagi kesehatan. Beberapa komplikasi kolesterol tinggi bisa menyebabkan stroke dan penyakit jantung.

6. Membantu mengelola diabetes

Nutritional yeast juga termasuk salah satu jenis makanan dengan indeks glikemik (IG) rendah sehingga dapat membantu penderita diabetes mengelola kondisinya.

Selain itu bahan pangan ini juga mengandung kromium. Mineral ini dapat membantu mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes.

Manfaat kaldu jamur juga memastikan tubuh Anda mendapatkan asupan kalium yang cukup. Pasalnya, kadar kalium rendah erat kaitannya dengan kadar glukosa tinggi dalam tubuh.

7. Meringankan sindrom iritasi usus besar

Kaldu jamur yang berasal dari jamur Saccharomyces cerevisiae juga dapat membantu meringankan gejala sindrom iritasi usus besar (IBS). 

Sebuah studi dalam World Journal of Gastroenterology menunjukkan penurunan nyeri perut dan kembung dengan konsumsi 500 mg kapsul S. cerevisiae per hari selama 8 minggu. 

Namun, penggunaan nutritional yeast untuk sebagai obat untuk meredakan gejala gangguan pencernaan ini tentu masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Sama seperti bahan penyedap masakan lainnya, Anda perlu menyimpan kaldu jamur dalam wadah yang tertutup rapat dan jauhkan dari paparan sinar matahari langsung.

Nutritional yeast secara umum aman bagi kebanyakan orang. Namun, hal ini bisa saja memicu gangguan pencernaan, alergi, hingga migrain bagi orang yang sensitif dengan produk ragi.

Jika memiliki pertanyaan lebih lanjut, ada baiknya untuk konsultasi ke dokter atau ahli gizi Anda untuk mendapatkan solusi yang tepat.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Nutritional Yeast Seasoning. FoodData Central – U.S. Department of Agriculture. (2019). Retrieved 13 September 2021, from https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/623470/nutrients 

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Retrieved 13 September 2021, from http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf 

Carbone, J. W., & Pasiakos, S. M. (2019). Dietary Protein and Muscle Mass: Translating Science to Application and Health Benefit. Nutrients, 11(5), 1136. https://doi.org/10.3390/nu11051136 

Jach, M., & Serefko, A. (2018). Nutritional Yeast Biomass: Characterization and Application. Diet, Microbiome And Health, 237-270. https://doi.org/10.1016/b978-0-12-811440-7.00009-0 

Bashir, K., & Choi, J. S. (2017). Clinical and Physiological Perspectives of β-Glucans: The Past, Present, and Future. International journal of molecular sciences, 18(9), 1906. https://doi.org/10.3390/ijms18091906 

Cayzeele-Decherf, A., Pélerin, F., Leuillet, S., Douillard, B., Housez, B., Cazaubiel, M., Jacobson, G. K., Jüsten, P., & Desreumaux, P. (2017). Saccharomyces cerevisiae CNCM I-3856 in irritable bowel syndrome: An individual subject meta-analysis. World journal of gastroenterology, 23(2), 336–344. https://doi.org/10.3748/wjg.v23.i2.336 

Suksomboon, N., Poolsup, N., & Yuwanakorn, A. (2014). Systematic review and meta-analysis of the efficacy and safety of chromium supplementation in diabetes. Journal Of Clinical Pharmacy And Therapeutics, 39(3), 292-306. https://doi.org/10.1111/jcpt.12147 

Pawlak, R., Parrott, S., Raj, S., Cullum-Dugan, D., & Lucus, D. (2013). How prevalent is vitamin B12 Deficiency among vegetarians?. Nutrition Reviews, 71(2), 110-117. https://doi.org/10.1111/nure.12001 

Graubaum, H., Busch, R., Stier, H., & Gruenwald, J. (2012). A Double-Blind, Randomized, Placebo-Controlled Nutritional Study Using an Insoluble Yeast Beta-Glucan to Improve the Immune Defense System. Food And Nutrition Sciences, 03(06), 738-746. https://doi.org/10.4236/fns.2012.36100

Versi Terbaru

13/06/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

Mengenal Proses Fermentasi Makanan dan Produknya

7 Efek Samping Makanan Fermentasi yang Perlu Diwaspadai


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 13/06/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan