backup og meta

7 Jenis Madu dan Berbagai Manfaatnya bagi Kesehatan

7 Jenis Madu dan Berbagai Manfaatnya bagi Kesehatan

Madu merupakan bahan makanan alami dari nektar tumbuhan yang dihasilkan oleh lebah madu. Mengingat ada banyak sekali tumbuhan yang bisa menjadi sumber nektar, jenis madu yang akan Anda temui di pasaran juga sangat beragam.

Karena berbeda asal, keunikan dan manfaat madu juga berbeda-beda tergantung jenisnya. Apa saja perbedaan dalam ciri khas, manfaat, dan keunggulan produk-produk madu ini?

Jenis-jenis madu yang populer di Indonesia

Berikut macam-macam madu yang biasanya akan Anda temui di pasaran.

1. Madu Manuka

Madu Manuka merupakan jenis madu yang berasal dari Australia dan Selandia Baru. Warna madu ini gelap kecokelatan dan rasanya agak manis dan sedikit pahit.

Jenis madu ini dibuat oleh lebah yang menyerbuki tumbuhan Leptospermum scoparium.

Sejak dulu, madu Manuka telah menjadi obat herbal untuk mengatasi infeksi dan luka berkat sifat antibakterinya yang sangat kuat.

Pada sebuah studi dalam jurnal Frontiers in Microbiology, jenis madu ini terbukti ampuh melawan puluhan jenis bakteri.

Berikut beberapa contoh bakteri yang lemah terhadap madu Manuka.

  • Streptococcus aureus penyebab infeksi kulit, jerawat, dan bisul.
  • Helicobacter pylori penyebab infeksi lambung dan tukak lambung.
  • Enterococcus penyebab infeksi saluran kemih dan infeksi pada luka.
  • Escherichia coli penyebab infeksi umum pada tubuh.

Anda bisa mengonsumsi langsung madu Manuka atau mengoleskan madu pada kulit bermasalah.

Produk ini aman bagi kebanyakan orang, tapi pasien diabetes sebaiknya berkonsultasi dahulu kepada dokter sebelum mengonsumsinya.

2. Madu hutan

manfaat madu untuk pencernaan

Madu hutan (madu mentah) merupakan jenis madu yang berasal dari habitat alami lebah di hutan, bukan peternakan.

Lebah penghasil madu ini biasanya berasal dari spesies Apis dorsata, yaitu lebah liar yang hidup dalam sarang-sarang alami di hutan.

Berbeda dengan madu Manuka, madu hutan asli berkualitas baik memiliki warna yang cerah dan tidak keruh.

Rasanya pun tidak semanis madu peternakan, tapi lebih kaya rasa dan cenderung asam tergantung tumbuhan yang menjadi asal nektar.

Manfaat madu hutan pun beragam, mulai dari menangkal infeksi bakteri dan jamur, membantu penyembuhan luka, hingga meredakan sakit tenggorokan.

Sebagai prebiotik, jenis madu ini juga mendukung pertumbuhan bakteri baik dan menjaga kekebalan tubuh.

3. Madu akasia

Madu akasia, atau madu belalang, berasal dari nektar bunga Robinia pseudoacacia.

Warna madu akasia cerah atau hampir transparan, dengan rasa manis yang mengingatkan pada vanila.

Dibandingkan jenis madu lainnya, madu akasia cenderung lebih tahan lama.

Produk ini mengandung glukosa, fruktosa, sukrosa, serta zat gizi mikro berupa vitamin C dan magnesium.

Ada pula kandungan antioksidan berupa flavonoid dan beta karoten, serta zat antibakteri yang dapat membantu tubuh melawan infeksi.

Anda bisa memanfaatkan madu akasia sebagai pemanis alami atau mengonsumsinya secara langsung.

Jenis madu ini aman bagi sebagian besar orang, kecuali bayi di bawah satu tahun dan mereka yang alergi terhadap madu.

4. Madu hitam

manfaat madu hitam

Madu hitam dapat berasal dari nektar bunga berbagai jenis tumbuhan, seperti mahoni, paitan, kaliandra, dan singkong karet.

Selain warna yang hitam, madu ini memiliki keunikan berupa rasa yang lebih pahit dari madu biasa.

Rasa pahit tersebut berasal dari zat alkaloid dalam tumbuhan sekaligus menandakan kandungan antioksidan yang tinggi.

Berkat kandungan antioksidan, madu hitam bisa meredakan peradangan, menjaga kesehatan kulit, hingga membantu pengobatan diabetes.

Untuk mendapatkan manfaat madu hitam, Anda hanya perlu mengonsumsinya secara langsung atau mencampurkannya ke dalam minuman.

Namun, pastikan Anda memilih madu hitam asli dan menyimpannya dengan benar untuk menjaga kualitasnya.

5. Madu putih

Madu putih merupakan jenis madu yang berasal dari nektar bunga tumbuhan alfalfa, fireweed, atau semanggi putih.

Berkebalikan dengan madu hitam, madu ini mempunyai warna kuning yang sangat terang hingga terkesan jernih.

Jika Anda sedang mencari pemanis pengganti gula yang lebih sehat, madu putih dapat menjadi pilihan yang tepat.

Selain menambah rasa, produk ini juga akan memberikan Anda antioksidan yang melindungi sel tubuh dari dampak radikal bebas.

Selain itu, beberapa peneliti di Iran juga menemukan bahwa madu putih bisa membantu meredakan batuk.

Produk ini memiliki cara kerja seperti dextromethorphan yang dapat menahan batuk dan meringankan gejala yang muncul bersamanya.

6. Madu multiflora

madu untuk ibu menyusui

Madu multiflora berasal dari nektar beragam tumbuhan, bahkan termasuk tumbuhan obat dan herbal yang ada di hutan.

Karena sumbernya beragam, warna dan rasa madu multiflora biasanya juga berbeda-beda.

Jenis madu yang satu ini kaya akan flavonoid, vitamin, mineral, dan enzim bermanfaat.

Berkat kandungan tersebut, madu multiflora berpotensi meredakan radang, mengurangi kolesterol dan tekanan darah, serta membantu mengontrol gula darah.

Madu multiflora juga memiliki sifat antibakteri yang kuat.

Sebuah penelitian dalam jurnal Pediatrics bahkan menyebutkan bahwa produk ini berpotensi menjadi obat tradisional untuk meringankan pilek, batuk, dan sakit tenggorokan pada anak-anak.

7. Madu semanggi (clover honey)

Clover honey merupakan jenis madu yang dibuat oleh lebah dari nektar tumbuhan semanggi.

Warnanya cerah dan rasanya lebih kaya dari madu biasa sehingga banyak orang menjadikannya pemanis untuk minuman atau makanan penutup.

Produk ini juga sering dimanfaatkan sebagai obat alternatif untuk batuk dan pilek.

Ini karena madu semanggi mempunyai sifat antibakteri kuat dan efek menenangkan pada kerongkongan yang sakit akibat batuk.

Seperti madu lainnya, clover honey merupakan madu yang aman bagi sebagian besar orang.

Akan tetapi, Anda mungkin harus membatasi konsumsinya bila memiliki sistem imun yang lemah atau riwayat diabetes melitus.

Apa pun jenis madu yang Anda pilih, pastikan Anda membeli madu asli yang berkualitas

Selain itu, simpanlah madu dalam tempat penyimpanan yang tepat guna menjaga daya tahan, kualitas, dan manfaatnya bagi kesehatan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Carter, D., Blair, S., Cokcetin, N., Bouzo, D., Brooks, P., Schothauer, R., & Harry, E. (2016). Therapeutic Manuka Honey: No Longer So Alternative. Frontiers In Microbiology, 7. doi: 10.3389/fmicb.2016.00569

Abd Ghafar, N., Ker-Woon, C., Hui, C., Mohd Yusof, Y., & Wan Ngah, W. (2016). Acacia honey accelerates in vitro corneal ulcer wound healing model. BMC Complementary And Alternative Medicine, 16(1). doi: 10.1186/s12906-016-1248-0

Pasupuleti, V., Sammugam, L., Ramesh, N., & Gan, S. (2017). Honey, Propolis, and Royal Jelly: A Comprehensive Review of Their Biological Actions and Health Benefits. Oxidative Medicine And Cellular Longevity, 2017, 1-21. doi: 10.1155/2017/1259510

Shadkam, M., Mozaffari-Khosravi, H., & Mozayan, M. (2010). A Comparison of the Effect of Honey, Dextromethorphan, and Diphenhydramine on Nightly Cough and Sleep Quality in Children and Their Parents. The Journal Of Alternative And Complementary Medicine, 16(7), 787-793. doi: 10.1089/acm.2009.0311

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Efek Konsumsi Madu untuk Diabetes, Benarkah Lebih Sehat dari Gula?

7 Manfaat Sarang Madu (Honeycomb) untuk Kesehatan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan