Namun, madu aman untuk pasien diabetes asalkan dikonsumsi dalam jumlah terbatas.
Ini karena kandungan gula alami pada madu bisa membuat gula darah melonjak naik saat Anda mengonsumsinya lebih dari kebutuhan karbohidrat dan gula harian.
Dalam satu sendok madu terdapat setidaknya 17,25 gram gula. Secara umum, asupan gula tambahan yang disarankan Kementerian Kesehatan RI tidak lebih dari 50 gram per hari.
Jadi, jika ingin menggunakan madu sebagai pengganti gula untuk diabetes, Anda maksimal hanya boleh mengonsumsi 2-3 sendok madu perhari.
Namun, perhitungan asupan gula tambahan untuk setiap pasien diabetes sebenarnya bisa berbeda-beda. Artinya, batasan mengonsumsi madu per harinya pun tidak sama bagi setiap pasien.
Hal ini tergantung dari kebutuhan kalori maupun karbohidrat harian yang ditentukan saat Anda berkonsultasi dengan spesialis gizi atau dokter penyakit dalam.
Beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah asupan madu yang aman untuk pasien diabetes adalah aktivitas harian, umur, berat badan, serta tingginya kadar gula darah.
Diabetesi yang perlu menurunkan kadar gula darah dan berat badan sebaiknya memang menghindari makanan manis (baik dengan madu maupun tidak) dan mengutamakan makanan yang bernutrisi untuk diabetes.
Potensi manfaat madu untuk diabetes

Berdasarkan nilai indeks glikemik, madu memang sedikit lebih sehat untuk pasien diabetes dibandingkan dengan gula pasir atau gula putih.
Indeks glikemik (GI) mengukur seberapa cepat makanan bisa meningkatkan kadar gula darah. Semakin tinggi nilai GI suatu makanan, semakin cepat makanan tersebut menaikan gula darah.
Madu memiliki nilai GI yang sedikit lebih rendah (58) dari gula putih (60). Namun, hal ini tak lantas bisa mengukur secara pasti bahwa madu relatif lebih sehat dibandingkan gula pasir.
Di samping pengaruhnya terhadap kadar gula darah, banyak penelitian yang mencoba menggali potensi madu untuk pengobatan diabetes.
Beberapa penelitian, seperti dalam rilisan Oxidative Medicine and Cellular Longevity, menyatakan madu memiliki potensi mengendalikan gula darah karena bersifat hipoglikemik (menurunkan kadar glukosa).
Riset lain dari jurnal Pharmacognosy Research menunjukkan komponen antiperadangan pada madu dapat menghambat terjadinya komplikasi diabetes yang berhubungan dengan penyakit jantung dan saraf.
Namun, sebagian besar studi yang meneliti manfaat madu untuk diabetes masih dilakukan dalam skala penelitian yang kecil dan terbatas.
Peneliti pun menyimpulkan bahwa hasil riset harus diuji lebih lanjut secara jangka panjang dan dalam skala yang lebih besar. Ada pula beberapa studi yang justru menunjukan hasil bertentangan.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hingga saat ini madu belum terbukti secara klinis dapat mengatasi ataupun membantu pengobatan diabetes.
Hanya saja, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sah-sah saja jika Anda tertarik untuk mengonsumsi madu meski memiliki diabetes.
Dengan catatan, asupan madu harian Anda tidak lebih dari jumlah gula tambahan yang diperbolehkan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar