backup og meta

Kopi Tanpa Ampas dan Kopi Tubruk, Mana yang Lebih Sehat?

Kopi Tanpa Ampas dan Kopi Tubruk, Mana yang Lebih Sehat?

Beberapa orang menyukai kopi tanpa ampas daripada kopi tubruk. Selain terasa lebih ringan, ternyata ada perbedaan lain di antara kedua jenis kopi ini. Lantas, manakah yang lebih sehat?

Perbedaan kopi tanpa ampas dan kopi tubruk

Mengonsumsi kopi tanpa ampas dipilih oleh beberapa orang karena rasanya yang lebih halus dan tidak begitu pahit. 

Meski begitu, tetap ada kandungan kafein dan antioksidan pada kedua jenis kopi tersebut.

Berikut beberapa perbedaan kopi tanpa ampas dan kopi tubruk.

1. Kandungan

Dibandingkan kopi tanpa ampas, kopi berampas yang tidak disaring mengandung senyawa bernama kahweol dan cafestol lebih tinggi.

Selain itu, kopi dengan ampas atau kopi tubruk memiliki kadar kafein yang lebih tinggi. 

Hal ini disebabkan air mendidih yang dituang ke kopi tubruk bisa melepaskan kadar kafein dari bubuk kopi dan ampasnya masih tertinggal di dalam gelas Anda.

Kopi pada dasarnya juga mengandung senyawa antioksidan bernama asam klorogenat atau chlorogenic acid. Kandungan ini lebih banyak ditemukan pada kopi tubruk.

2. Cara pengolahan

Kopi dengan ampas biasanya adalah kopi tubruk. Anda  membuat kopi tubruk dengan menyeduh bubuk kopi dengan air panas, lalu kopi siap diminum.

Sementara itu, kopi tanpa ampas bisa Anda dapatkan bila menyeduh kopi dengan saringan atau menggunakan mesin.

Kopi instan yang tinggal diseduh biasanya juga tidak meninggalkan ampas. Namun, kopi instan tanpa ampas biasanya ditambahkan gula, krimer nabati, susu bubuk, bahkan tepung jagung.

Kopi dengan atau tanpa ampas, mana yang lebih sehat?

kopi tanpa ampas lebih sehat

Kopi yang sehat adalah kopi tanpa ampas yang diseduh menggunakan saringan kopi atau mesin kopi, bukan kopi instan. 

Agar lebih sehat, pastikan Anda tidak menambahkan kopi dengan krimer, susu tinggi lemak, atau gula.

Studi terbitan Journal of Preventive Cardiology (2020) menemukan bahwa kahweol dan cafestol pada kopi yang tidak disaring bisa meningkatkan kolesterol jahat dan meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung.

Bila dikonsumsi dalam jangka waktu panjang, kopi yang tidak disaring bisa membuat Anda lebih rentan terkena penyakit jantung.

Penelitian ini juga menyimpulkan konsumsi kopi yang disaring berkaitan dengan risiko kematian penyakit jantung yang rendah. 

Oleh karena itu, kopi tanpa ampas lebih sehat bila dibandingkan dengan kopi tubruk tak disaring.

Namun, Anda juga perlu hati-hati dengan kopi instan tanpa ampas. Bahan tambahannya membuat kopi instan tinggi kalori dan lemak.

Asupan gula, lemak trans, dan asam lemak jenuh dari kopi instan bisa membuat kadar kolesterol jahat di tubuh meningkat.

Hal inilah yang membuat bahaya kopi instan tanpa ampas meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.

Jika dikonsumsi secara berlebihan, kopi dengan atau tanpa ampas sama-sama dapat menaikkan kadar kolesterol dan tekanan darah. Keduanya bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.

Efek ini tentu berbahaya jika dialami oleh orang yang memiliki hipertensi.

Tips sehat minum kopi

Hindari minum kopi lebih dari 4 cangkir dalam satu hari. Kopi diketahui dapat mencegah beberapa penyakit seperti Parkinson, batu empedu, penyakit liver, dan diabetes tipe 2

Cara membuat kopi tanpa ampas

cara membuat kopi tanpa ampas

Ada berbagai cara untuk mendapatkan secangkir kopi tanpa ampas di rumah. Berikut ragam tekniknya.

1. Teknik V60

Ini adalah cara menyeduh kopi tanpa mesin. Anda hanya perlu kertas dan corong saringan kopi.

Berikut cara membuatnya.

  • Rebus air hingga mendidih.
  • Letakkan corong saringan di atas cangkir, lalu taruh kertas saringan kopi dengan mengikuti bentuk corong.
  • Masukkan biji kopi yang sudah digiling halus di atas kertas saringan. Pastikan perbandingan kopi dan air sebanyak 1:2.
  • Tuang air mendidih di atas bubuk kopi dengan gerakan memutar, lalu tunggu setidaknya 30 detik hingga air kopi menetes dari saringan.
  • Tambah lagi air dengan gerakan memutar hingga air habis, biarkan ampas kopi berada di kertas saringan selama 3 menit.
  • Kopi pun siap disajikan.

2. Teknik french press

French press adalah cara membuat kopi tanpa ampas dengan memberi tekanan udara agar rasa dan aroma kopi lebih pekat. Berikut cara pembuatannya.

  • Letakkan alat french press di permukaan yang rata, keluarkan tuas pendorong udara.
  • Masukkan satu sendok makan kopi yang digiling tak terlalu kasar ke dalam wadah pada alat french press.
  • Tuangkan 200 ml air panas (tidak mendidih) ke dalam wadah, lalu aduk perlahan.
  • Masukkan kembali tuas ke tempat semula, pastikan posisi tuas berada pada tengah kopi dan air.
  • Diamkan selama 3 – 4 menit, lalu tekan tuas secara perlahan. Pastikan Anda mendorongnya dengan tekanan yang konstan.
  • Kopi akan turun ke gelas dan siap disajikan.

3. Memakai coffee drip bag

Ini adalah alat yang mirip dengan kantung teh. Jadi, Anda hanya meletakkan bubuk kopi ke dalam kantung, lalu letakkan di dalam cangkir. 

Selanjutnya, tuangkan air panas ke atas kopi sedikit demi sedikit. Kopi nantinya akan menetes dari bawah kantung dan ampas kopi akan tertinggal di dalam kantung.

Kopi ini juga sering disediakan di dalam kantung. Oleh karena itu, Anda hanya perlu membuka bagian atas kantung dan tuang air panas seperti biasa.

Agar manfaat kopi bisa didapatkan secara maksimal, pastikan Anda tidak memberikan bahan tambahan apa pun, seperti gula, krimer, atau susu.

Konsumsi juga kopi sewajarnya. Gejala umum Anda kebanyakan minum kopi di antaranya sakit kepala, jantung berdebar-debar, dan insomnia.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Tverdal, A., Selmer, R., Cohen, J., & Thelle, D. (2020). Coffee consumption and mortality from cardiovascular diseases and total mortality: Does the brewing method matter?. European Journal of Preventive Cardiology, 27(18), 1986-1993. https://doi.org/10.1177/2047487320914443

Ren, Y., Wang, C., Xu, J., & Wang, S. (2019). Cafestol and Kahweol: A Review on Their Bioactivities and Pharmacological Properties. International Journal of Molecular Sciences, 20(17). https://doi.org/10.3390/ijms20174238

Lukic, M., Barnung, R. B., Skeie, G., Olsen, K. S., & Braaten, T. (2020). Coffee consumption and overall and cause-specific mortality: the Norwegian Women and Cancer Study (NOWAC). European Journal of Epidemiology, 35(10), 913-924. https://doi.org/10.1007/s10654-020-00664-x

Why a Sweet Tooth Spells Trouble for Your Heart. (2017). Retrieved 14 November 2022, from https://health.clevelandclinic.org/sweet-tooth-spells-trouble-heart/

The Skinny on Fats. (2022). Retrieved 14 November 2022, from https://www.heart.org/en/health-topics/cholesterol/prevention-and-treatment-of-high-cholesterol-hyperlipidemia/the-skinny-on-fats

Caffeine: How much is too much?. (2022). Retrieved 14 November 2022, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/in-depth/caffeine/art-20045678

Versi Terbaru

21/11/2022

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Kecanduan Kopi

Jika Anda Kurang Tidur, Minum Kopi Tetap Tak Mempan Cegah Kantuk


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 21/11/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan