Diet anti-aging adalah salah satu pola makan yang digadang-gadangkan mampu memperpanjang usia. Penelitiannya bahkan sudah ada lebih dari seabad silam.
Apakah klaim diet yang satu ini benar-benar efektif? Simak lebih lanjut di sini.
Apa itu diet anti-aging?
Diet anti-aging adalah pola atau kebiasaan makan yang berguna untuk memperlambat proses penuaan tubuh.
Mengonsumsi makanan yang diketahui memiliki manfaat anti-aging diharapkan akan memperpanjang usia seseorang.
Pola makan ini sudah diteliti sejak lebih dari seratus tahun yang lalu dan riset tersebut masih berjalan hingga saat ini.
Diet yang satu ini memiliki beberapa pantangan dan panduan tertentu.
Bagaimana panduan diet anti-aging?
Seabad yang lalu, pada 1917, peneliti menemukan bahwa kunci pola makan agar tetap panjang umur adalah dengan mengurangi asupan kalori harian. Namun, penelitian tersebut masih diujicoba pada tikus.
Riset lanjutan yang terbit di jurnal %7CMCORGID%3D242B6472541199F70A4C98A6%2540AdobeOrg%7CScience (2021) menemukan ada beberapa cara anti-aging diet dengan mengurangi kalori harian, berikut penjelasannya.
1. Intermittent fasting
Diet puasa atau intermittent fasting adalah cara mengurangi kalori harian dengan mengatur waktu yang tepat untuk mengonsumsi asupan.
Saat melakukan diet anti-aging ini, Anda hanya makan selama delapan jam dalam sehari atau membatasi kalori sebanyak 500–600 kkal sebanyak dua kali dalam seminggu.
Diet puasa berpotensi memperpanjang usia karena memperkuat sel saraf di otak. Dengan begitu, Anda tidak mudah terkena gangguan seperti epilepsi dan stroke.
2. Fasting-mimicking diet
Fasting-mimicking diet (FMD) adalah anti-aging diet dengan mengonsumsi makanan rendah kalori, gula dan protein, serta kaya lemak tak jenuh.
Diet ini biasanya dilakukan selama 5 hari dalam satu bulan. Bila rutin menjalani FMD, Anda akan merasakan penurunan tekanan darah, berat badan, dan lemak tubuh secara keseluruhan.
Selain itu, diet ini membantu mengurangi hormon pertumbuhan atau insulin-like growth factor 1 (IGF-1). Hormon ini mempercepat penuaan pada tubuh karena mendorong pertumbuhan dan pematangan jaringan tubuh.
3. Diet keto
Ada satu jenis diet yang bisa dikategorikan sebagai diet anti-aging, yaitu diet keto. Diet ini membatasi asupan karbohidrat dan mengonsumsi lemak sehat, seperti lemak tak jenuh.
Diet ini akan membuat tubuh menggunakan keton atau sisa metabolisme lemak di hati sebagai asupan energi Anda. Anti-aging diet yang satu ini terbukti memiliki potensi meningkatkan rata-rata usia.
Selain itu, diet ini membantu mengurangi risiko obesitas yang bisa memicu kematian.
4. Time-Restricted Eating
Cara diet anti-aging ini berfokus dengan mengonsumsi seluruh asupan harian selama 6–10 jam pada saat Anda beraktivitas di siang hari.
Selain rentang waktu tersebut, Anda tidak mengonsumsi kalori apa pun. Anda hanya minum air putih.
Diet ini membantu menjaga kadar gula darah, mengurangi kadar lemak darah, dan menurunkan risiko perlemakan hati, sehingga meningkatkan harapan hidup.