Anda mungkin sering mendengar istilah lutut kopong. Bila terjadi pada pria, kondisi ini kerap dikaitkan dengan kebiasaan masturbasi atau onani yang terlalu sering. Padahal, anggapan bahwa masturbasi menyebabkan lutut kopong hanyalah mitos belaka.
Faktanya, lutut kopong merupakan masalah yang dialami banyak orang dan terkadang bisa menandakan gangguan pada tulang serta sendi.
Apa itu lutut kopong?
Lutut kopong merupakan istilah yang digunakan orang awam untuk menggambarkan lutut yang berbunyi ketika ditekuk. Dunia medis sendiri sebenarnya tidak mengenal istilah ini.
Bunyi yang muncul saat Anda menekuk lutut disebut krepitus. Kondisi ini termasuk normal, tidak menimbulkan rasa sakit, serta bisa terjadi meskipun Anda dalam keadaan sehat.
Krepitus disebabkan oleh gesekan tulang rawan pada permukaan sendi atau jaringan lunak lain di sekitar lutut.
Selain itu, dengkul kopong juga bisa muncul jika otot paha berkontraksi terlalu kencang. Tempurung lutut yang tertarik akan menghasilkan bunyi gemeretak ketika Anda menggerakkan kaki.
Biasanya bunyi krepitasi lutut bersumber dari sendi patellofemoral. Sendi patellofemoral merupakan sendi yang terletak pada tempurung lutut dan dekat dengan tulang paha.
Krepitus dapat terjadi ketika Anda menekuk lutut, misalnya saat jongkok, naik atau turun tangga, atau bangkit dari kursi.
Bunyi krepitasi umumnya tidak perlu dikhawatirkan selama kemunculannya tidak disertai dengan gejala lain.
Kapan bunyi lutut kopong harus diwaspadai?
Seiring waktu, bunyi krepitasi mungkin akan lebih sering terjadi. Ini lantaran tulang rawan yang mempermudah pergerakan antara kedua tulang di persendian mulai mengalami degenerasi.
Akibatnya, tulang rawan jadi kehilangan kelenturannya. Ini membuat tulang tidak dapat meluncur dengan mudah di persendian seperti biasanya. Alhasil, muncullah bunyi gemeretak pada lutut saat Anda sedang menjalani aktivitas.
Bila frekuensi bunyinya semakin sering dan disertai rasa sakit atau pembengkakan, bisa jadi ini merupakan tanda gangguan pada tulang dan persendian Anda.
Beberapa kondisi yang kerap menimbulkan gejala nyeri sendi dan lutut kopong antara lain cedera tulang, osteoarthritis, dan sindrom nyeri tempurung lutut (patellofemoral pain syndrome).
Untuk memastikannya, lakukanlah pemeriksaan dengan dokter ortopedi. Biasanya, dokter akan merujuk Anda untuk menjalani rontgen atau tes MRI.