Jika Anda memiliki masalah atau kondisi terkait sistem muskuloskeletal, Anda mungkin perlu mendapat pemeriksaan dan penanganan dari dokter ortopedi dan traumatologi. Dokter spesialis ini dapat melakukan perawatan yang lebih menyeluruh terkait kondisi Anda dibandingkan dengan dokter umum. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan di bawah ini.
Apa itu dokter ortopedi dan traumatologi?
Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi, atau disebut juga dengan dokter ahli bedah ortopedi, adalah dokter yang fokus menangani masalah pada tulang, sendi, ligamen, tendon, dan saraf.
Melansir University of Colorado Anschutz Medical Campus, seorang dokter ortopedi dan traumatologi memiliki keahlian dalam diagnosis, pengobatan, serta pencegahan cedera dan masalah ortopedi yang melibatkan tulang, sendi, ligamen, otot, dan sistem muskuloskeletal lainnya.
Pendidikan dan pelatihan seorang dokter ortopedi biasanya mencakup spesialisasi dalam berbagai aspek ortopedi, termasuk traumatologi.
Di Indonesia, gelar dokter ortopedi dan traumatologi adalah Sp.OT. setelah menyelesaikan pendidikannya.
Dokter ortopedi dan traumatologi dapat menangani berbagai jenis cedera, seperti fraktur tulang, dislokasi sendi, cedera ligamen dan tendon, serta masalah muskuloskeletal lainnya yang timbul akibat trauma.
Dokter ahli ini juga mungkin terlibat dalam prosedur bedah ortopedi untuk memperbaiki kerusakan atau mengembalikan fungsi normal pada bagian-bagian tubuh yang terpengaruh.
Perlu Anda ketahui
- Ortopedi artinya cabang kedokteran yang berspesialisasi dalam diagnosis, pengobatan, pencegahan, dan rehabilitasi penyakit dan cedera sistem muskuloskeletal.
- Sementara itu, traumatologi adalah cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan diagnosis, penanganan, dan perawatan cedera atau trauma fisik yang disebabkan oleh berbagai penyebab, seperti kecelakaan lalu lintas, kecelakaan olahraga, atau kejadian trauma lainnya.
Jenis-jenis dokter ortopedi dan traumatologi
Cakupan ortopedi dan traumatologi sangatlah luas mengingat ada lebih dari 200 tulang yang tersusun dalam tubuh manusia.
Maka dari itu, spesialisasi ortopedi dan traumatologi dibagi menjadi beberapa subspesialis yang fokus pada bagian tubuh yang lebih spesifik.
Kondisi medis yang ditangani dokter spesialis ortopedi dan traumatologi
Berbagai kondisi yang dapat ditangani oleh dokter ortopedi contohnya adalah sebagai berikut.
- Fraktur tulang.
- Osteoarthritis.
- Cedera pada tendon atau ligamen.
- Hernia nucleus pulposus (hernia disk).
- Stenosis tulang belakang.
- Nyeri sendi atau punggung.
- Skoliosis.
- Cedera otot.
- Tumor tulang dan jaringan lunak.
- Bursitis.
- Sendi terkilir.
- Tendinitis.
- Ganglion kista.
- Gangguan pertumbuhan tulang.
- Plantar fasciitis.
- Sindrom carpal tunnel
- Neuropati.
- Osteoporosis.
- Gangguan pada lutut, pinggul, dan bahu.
- Patah tulang pinggul.
- Kanker tulang.
Kapan harus periksa ke dokter ortopedi?
- Nyeri sendi yang kronis (lebih dari 12 minggu).
- Rentang gerak mulai terbatas.
- Kesulitan berjalan atau berdiri.
- Nyeri, kaku, atau rasa tidak nyaman mulai membuat aktivitas sehari-hari menjadi sulit.
- Kelemahan progresif atau mati rasa di area lengan atau kaki.
- Keseleo atau cedera jaringan lunak yang tidak membaik atau semakin parah setelah beberapa hari.
Bagaimana pemeriksaan dengan dokter ortopedi dan traumatologi berlangsung?
Sama halnya dengan pemeriksaan pada umumnya, dokter ortopedi dan traumatologi akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu saat mendiagnosis kondisi Anda.
Adanya benjolan, tonjolan di tulang belakang, dan bintik-bintik atau memar bisa menjadi indikasi penyakit muskuloskeletal.
Dokter biasanya menanyakan seperti apa rasa sakit yang Anda rasakan, seberapa parah dan sering rasa sakit tersebut muncul, dan apakah sudah mulai mengganggu aktivitas Anda sehari-hari.
Kemudian, dokter juga akan menanyakan riwayat medis Anda guna mengetahui adanya kemungkinan rasa sakit muncul karena kondisi yang mendasarinya seperti radang sendi atau diabetes.
Dokter mungkin juga akan meminta Anda untuk membungkuk, berjalan, naik-turun tangga, dan duduk untuk menguji rentang gerak Anda.
Dari sini, dokter mengevaluasi kemampuan gerak tubuh, fleksibilitas, serta mempersempit perkiraan kondisi yang potensial demi diagnosis yang lebih akurat.
Dokter ortopedi bisa saja menyuruh Anda untuk menggerakkan anggota tubuh lain yang tidak terasa sakit. Beberapa nyeri terkadang dapat disebabkan oleh masalah pada bagian tubuh lain.
Contohnya adalah nyeri bahu dapat disebabkan oleh masalah di tulang bagian belakang atau leher.
Bila pemeriksaan fisik belum bisa memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi Anda, dokter akan merujuk Anda untuk melakukan tes lanjutan termasuk rontgen atau pemindaian MRI.
Tes ini dapat membantu dokter untuk menemukan tanda-tanda pembengkakan, patah tulang, atau infeksi.
Nantinya ketika sudah menetapkan diagnosis, dokter akan mendiskusikan pilihan perawatan untuk mengatasi kondisi Anda.