Minuman beralkohol memang dapat menyebabkan mabuk hingga kecanduan alkohol. Selain itu, alkohol juga bisa menyebabkan keracunan alkohol yang sangat serius.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala, penyebab, dan pengobatannya berikut ini.
Apa itu keracunan alkohol?
Keracunan alkohol adalah suatu kondisi yang terjadi saat seseorang meminum alkohol dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat.
Tidak seperti makanan, tubuh Anda akan menyerap alkohol dalam waktu cepat. Alkohol akan masuk ke dalam pembuluh darah sehingga meningkatkan kadar alkohol dalam darah.
Peningkatan konsentrasi alkohol darah atau blood alcohol concentration (BAC) memengaruhi bagian otak yang mengontrol pernapasan, detak jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh.
Akibatnya, efek minum alkohol tentu bisa berdampak buruk bagi kesehatan tubuh dan bahkan sampai mengancam nyawa Anda.
Tahukah Anda?
Keracunan alkohol tidak hanya terjadi akibat minum minuman keras. Kondisi ini juga mungkin terjadi akibat kecelakaan yang melibatkan produk rumah tangga mengandung alkohol, misal anak-anak yang tidak sengaja minum hand sanitizer. Tanda dan gejala keracunan alkohol
Keracunan alkohol bisa terjadi dalam waktu singkat. Penting bagi Anda untuk memahami gejala yang mungkin ditimbulkan karena kondisi ini bisa menyebabkan kematian.
Beberapa gejala umum yang perlu Anda waspadai antara lain:
- kebingungan,
- respons lambat,
- kurang koordinasi dan tidak mampu berjalan,
- kulit pucat atau kebiruan, terutama di sekitar bibir dan kuku,
- napas lambat kurang dari delapan kali per menit,
- detak jantung dan pernapasan tidak teratur,
- suhu tubuh sangat rendah (hipotermia),
- pingsan,
- kejang,
- muntah atau tersedak, serta
- bau alkohol yang kuat.
Ketika Anda mengalami keracunan alkohol atau melihat orang di sekitar Anda menunjukkan tanda-tandanya, segera cari pertolongan medis darurat.
Pada kasus yang parah, pengidap keracunan alkohol yang tidak sadarkan diri atau tidak bisa dibangunkan berisiko mengalami koma, kerusakan otak, dan kematian.
Penyebab keracunan alkohol
Alkohol dalam bentuk etanol atau etil alkohol terdapat dalam produk minuman beralkohol, obat kumur, dan produk rumah tangga.
Keracunan dapat terjadi akibat konsumsi alkohol dalam jumlah besar dan dalam waktu singkat, misalnya saat Anda melakukan binge drinking alias pesta miras.
Menurut National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism, pola penyalahgunaan alkohol ini berhubungan dengan konsumsi lima gelas atau lebih miras pada pria dan empat gelas atau lebih pada wanita dalam waktu sekitar dua jam.
Adapun, satu gelas miras kurang lebih setara dengan takaran di bawah ini.
- 240–280 ml atau setara satu gelas belimbing bir dengan kadar alkohol 3–4 persen.
- 50 ml atau setara satu gelas seloki wine atau sake dengan kadar alkohol 12–20 persen.
- 25 ml atau setara setengah gelas seloki wiski, scotch, gin, vodka, dan tequila dengan kadar alkohol 40 persen.
Orang yang minum melebihi batas aman tersebut akan mengalami peningkatan kadar alkohol dalam darah hingga 0,08% (0,08 gram alkohol per desiliter) atau lebih tinggi.
Akibatnya, orang tersebut berisiko mengalami kebingungan, hilang fokus, dan bahkan tidak sadarkan diri.
Faktor risiko keracunan alkohol
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko Anda untuk mengalami keracunan alkohol adalah sebagai berikut.
- Tipe tubuh dan berat badan. Orang bertubuh lebih besar menyerap alkohol lebih lambat daripada orang bertubuh lebih kecil.
- Kondisi kesehatan. Orang dengan masalah kesehatan tertentu berisiko lebih tinggi untuk mengalami keracunan alkohol.
- Konsumsi makanan. Makanan yang dikonsumsi sebelumnya dapat memperlambat penyerapan alkohol dalam tubuh Anda.
- Konsumsi obat. Minum obat-obatan tertentu sebelum minum alkohol dapat meningkatkan risiko keracunan alkohol.
- Persentase alkohol. Minuman dengan persentase alkohol lebih tinggi akan meningkatkan kadar alkohol dalam tubuh lebih cepat.
- Tingkat dan jumlah konsumsi alkohol. Orang yang minum alkohol dalam jumlah besar dengan cepat lebih berisiko mengalami keracunan.
- Tingkat toleransi alkohol. Orang yang minum alkohol secara teratur lebih mampu menoleransi alkohol daripada orang yang hanya minum sesekali.
Diagnosis keracunan alkohol
Dokter dapat mendiagnosis keracunan alkohol melalui pemeriksaan fisik dengan melihat gejala dan mengetahui riwayat konsumsi alkohol Anda.
Di samping itu, dokter juga dapat memeriksa kadar alkohol dengan breathalyzer dan tes darah.
Breathalyzer adalah alat pengujian untuk memperkirakan kadar alkohol yang terdeteksi dalam napas. Hal ini dilakukan dengan meniupkan udara dari mulut ke alat tersebut.
Sementara itu, tes darah dilakukan dengan mengambil sebagian darah memakai jarum untuk mengetahui kadar alkohol dalam darah.
Pertolongan pertama keracunan alkohol
Tidak ada pengobatan rumahan untuk mengatasi keracunan alkohol. Menidurkan, minum kopi hitam, atau mandi air dingin hanya akan memperparah kondisinya.
Apabila Anda melihat orang di sekitar Anda mengalami gejala keracunan alkohol, segeralah hubungi layanan gawat darurat dari rumah sakit terdekat.
Sambil menunggu pertolongan tiba, Anda harus tetap bersama korban dan usahakan membuatnya tetap terjaga. Berikan air minum hanya jika ia bisa meminumnya.
Apabila korban pingsan, baringkan dan miringkan tubuhnya untuk mencegahnya muntah dan tersedak. Selalu periksa apakah orang tersebut bernapas dengan benar atau tidak.
Keracunan alkohol bisa menyebabkan penurunan suhu tubuh hingga hipotermia. Guna mengatasi hipotermia, jagalah tubuh korban tetap hangat dengan memakaikan selimut atau jaket.
Pengobatan keracunan alkohol
Perawatan di rumah sakit bertujuan untuk menjaga kondisi pasien tetap stabil sampai tubuhnya mampu membuang alkohol dengan sendirinya.
Berikut ini beberapa perawatan yang umum dilakukan untuk mengatasi keracunan alkohol.
1. Cairan infus
Pemberian cairan melalui infus ke pembuluh darah vena atau intravena (IV) dilakukan untuk menambah kadar air dan elektrolit dalam tubuh agar pasien tidak mengalami dehidrasi.
Dokter juga dapat memberikan gula darah (glukosa) dan vitamin untuk membantu mencegah komplikasi serius dari keracunan alkohol.
2. Terapi oksigen
Pemakaian nasal kanul atau alat bantu pernapasan berupa tabung fleksibel yang dijepitkan ke hidung bertujuan untuk membantu pernapasan pasien.
Dokter juga mungkin melakukan prosedur intubasi bila pasien tidak mampu bernapas dengan lancar atau mengalami henti napas.
3. Bilas lambung
Bilas lambung (gastric lavage) bertujuan untuk mengosongkan lambung dan membuang zat-zat beracun dari sistem pencernaan.
Prosedur pertolongan pertama pada keracunan ini dilakukan dengan memasukkan selang melalui mulut hingga mencapai lambung pasien.
Kemudian, dokter mengalirkan larutan saline ke dalam lambung pasien untuk membilas racun. Larutan saline tersebut selanjutnya dikeluarkan kembali dari dalam tubuh.
4. Cuci darah
Jika ginjal tidak mampu mengeluarkan alkohol dari dalam tubuh, dokter juga akan melakukan prosedur cuci darah (hemodialisis).
Orang dewasa dan anak-anak yang minum metanol atau isopropil alkohol direkomendasikan melakukan prosedur ini untuk mempercepat pembuangan alkohol dari aliran darah.
Pencegahan keracunan alkohol
Untuk menghindari keracunan alkohol, Anda dapat melakukan langkah-langkah pencegahan seperti berikut.
- Tidak minum alkohol secara sembarangan dan berlebihan.
- Cukupi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih setelah setiap kali minum minuman beralkohol.
- Hindari minum alkohol saat perut kosong karena makanan dalam perut bisa membantu memperlambat penyerapan alkohol dalam tubuh.
- Jangan minum alkohol saat minum obat-obatan.
- Simpan alkohol dengan aman agar tidak terjangkau anak-anak.
Keracunan alkohol pada dasarnya adalah sebuah kondisi gawat darurat yang bisa Anda hindari.
Namun, bila Anda atau orang di sekitar mengalami kondisi ini, segeralah hubungi layanan gawat darurat untuk mendapatkan perawatan medis dan mencegah komplikasinya.
Kesimpulan
- Keracunan alkohol terjadi saat seseorang minum alkohol dalam jumlah besar dan dalam waktu singkat.
- Masalah ini bisa menimbulkan gejala serius, seperti kebingungan, respons lambat, detak jantung tidak beraturan, dan bahkan kematian.
- Pemberian infus, terapi oksigen, bilas lambung, dan cuci darah bertujuan menstabilkan kondisi pasien hingga tubuh berhasil mengeluarkan alkohol.