backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengenal Bilas Lambung, Terapi Medis Darurat untuk Atasi Keracunan

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Mengenal Bilas Lambung, Terapi Medis Darurat untuk Atasi Keracunan

    Keracunan merupakan masalah kesehatan serius yang harus ditangani dengan segera. Di antara berbagai metode untuk mengeluarkan racun dari tubuh, salah satu cara lama yang masih digunakan hingga kini adalah bilas lambung (gastric lavage).

    Apa itu bilas lambung?

    Gastric lavage merupakan prosedur pengosongan lambung untuk membuang zat-zat beracun dari sistem pencernaan. Prosedur ini dahulu umum dilakukan sebagai cara mengatasi keracunan atau overdosis obat di wilayah dengan fasilitas kesehatan yang terbatas.

    Dahulu, para tenaga kesehatan juga melakukan bilas lambung untuk mengosongkan saluran pencernaan pasien sebelum operasi. Hal ini bertujuan agar dokter bedah dapat membuka saluran pencernaan tanpa terganggu isi lambung yang belum tercerna.

    Gastric lavage pernah menjadi terapi yang sangat populer pada abad ke-19. Namun, seiring berkembangnya penelitian dalam dunia pengobatan, metode yang dikenal pula sebagai irigasi lambung ini ternyata dinilai kurang efektif.

    Prosedur gastric lavage mungkin membantu mengeluarkan racun bersama isi lambung pasien. Akan tetapi, tenaga medis tidak bisa memastikan sebanyak apa racun yang keluar dari tubuh pasien.

    Terapi bilas lambung juga memiliki risiko komplikasi yang cukup besar, terutama pada pasien dengan gangguan jalan napas. Ini karena terapi bilas lambung menggunakan selang nasogastrik yang dimasukkan dari hidung menuju organ lambung.

    Oleh sebab itu, terapi bilas lambung kini lebih jarang dilakukan. Kalaupun dilakukan, terapi bilas lambung hanya boleh dilaksanakan di fasilitas kesehatan dengan tenaga medis yang memiliki pengalaman melakukan prosedur ini.

    Prosedur juga harus dilakukan dalam jangka waktu tertentu ketika racun masih berada di dalam lambung. Jika melewati jangka waktu tersebut, zat beracun mungkin sudah memasuki sistem tubuh pasien sehingga diperlukan teknik lain untuk mengeluarkan racun dari tubuh.

    Kondisi apa yang memerlukan gastric lavage?

    menetralkan asam lambung

    Terapi gastric lavage sudah jarang digunakan dalam pengobatan modern. Kini, gastric lavage hanya dilakukan bila pasien menelan racun dalam jumlah banyak atau sebagai pertolongan pertama untuk keracunan yang mengancam nyawa.

    Prosedur ini juga hanya dilakukan pada kasus keracunan yang terjadi kurang dari 60 menit. Ini merupakan waktu rata-rata yang diperlukan tubuh untuk mengosongkan isi lambung. Begitu lebih dari 60 menit, racun mungkin telah terserap dan terbawa darah.

    Terapi bilas lambung juga tidak boleh dilakukan pada kasus keracunan zat korosif atau hidrokarbon. Zat korosif biasanya terdapat pada larutan pembersih pakaian, aki, pembersih perabotan, dan lain-lain.

    Sementara itu, zat hidrokarbon kerap ditemukan dalam bensin, lampu minyak, minyak tanah, dan thinner cat.

    Zat korosif dan hidrokarbon dapat mengikis jaringan tubuh. Upaya untuk mengeluarkan paksa bahan-bahan ini dari tubuh melalui kerongkongan justru berisiko menyebabkan kerusakan pada jaringan lambung, kerongkongan, dan hidung.

    Selain kasus keracunan bahan-bahan toksik dalam kurun waktu 60 menit, terapi bilas lambung juga dilakukan bila pasien mengalami kondisi berikut.

    • Keracunan bersifat fatal yang membuat pasien tidak sadarkan diri.
    • Keracunan bersifat fatal akibat overdosis obat antikolinergik dalam waktu 4 jam. Obat antikolinergik menghambat fungsi otot-otot sadar dan biasanya digunakan untuk mengatasi kandung kemih overaktif serta penyakit paru obstruktif.
    • Keracunan salisilat dalam jumlah besar dalam waktu 12 jam.
    • Keracunan mineral besi atau lithium.
    • Keracunan paraquat, salah satu bahan pembasmi gulma.

    Selain itu, prosedur ini dapat dilakukan pada pasien dengan perdarahan saluran cerna.

    Bagaimana prosedur bilas lambung?

    Sebelum memulai prosedur, tenaga medis harus menjelaskan seluruh prosedur gastric lavage kepada pasien untuk memudahkan kerja sama dengan pasien. Terapi ini harus dilakukan dalam kondisi pasien rileks untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.

    Jika pasien amat gelisah, tenaga medis bisa memberikan obat penenang cukup untuk mengurangi kegelisahan pasien. Namun, tenaga medis juga perlu memantau kondisi pasien dan sigap melakukan intubasi apabila kesadaran pasien menurun akibat obat penenang.

    Tenaga medis lalu membaringkan badan pasien dalam posisi menghadap ke kiri. Kepala pasien miring dan diusahakan lebih rendah 20 derajat dari posisi tubuhnya. Posisi ini akan memudahkan masuknya selang nasogastrik ke dalam lambung.

    Tenaga medis kemudian akan mengoleskan pelumas pada selang nasogastrik dan memasukkan selang tersebut ke dalam mulut pasien. Selang ini dimasukkan hingga mencapai lambung dalam posisi yang telah ditentukan.

    Secara perlahan, tenaga medis akan memasukkan larutan salin (air dan garam) ke dalam mulut menggunakan spuit besar yang terhubung dengan selang.

    Larutan salin yang diperlukan untuk orang dewasa adalah 200 – 250 mL, sedangkan untuk anak-anak sebanyak 10 – 15 mL/kg berat badan (maksimum 250 mL).

    Tenaga medis lalu menarik spuit secara perlahan untuk mengeluarkan larutan salin dari lambung. Cairan yang keluar kemudian dibuang ke ember dekat tempat tidur pasien. Jumlah cairan bilasan yang keluar harus sama dengan yang masuk.

    Langkah ini dilakukan hingga cairan bilasan yang keluar tampak jernih. Setelah itu, tenaga medis akan melanjutkan dengan memasukkan arang aktif (activated charcoal) ke dalam perut pasien. Arang aktif akan menyerap racun yang tersisa di dalam lambung.

    Risiko komplikasi yang dihadapi pasien

    Prosedur gastric lavage memiliki sejumlah komplikasi, tapi komplikasi yang bersifat serius terbilang cukup langka. Risiko komplikasi yang paling umum adalah pneumonia aspirasi akibat masuknya zat beracun ke dalam paru-paru.

    Selain itu, terapi bilas lambung juga dapat menimbulkan komplikasi berupa:

  • hipoksia (rendahnya kadar oksigen darah),
  • kejang otot laring (otot pada pita suara),
  • melambatnya detak jantung,
  • rendahnya kadar natrium darah, serta
  • cedera pada lambung akibat penggunaan selang nasogastrik.
  • Gastric lavage atau bilas lambung adalah terapi yang dahulu umum dilakukan untuk mengatasi keracunan. Terapi ini masih dilakukan hingga saat ini, tapi praktiknya tidak lagi sepopuler dulu karena efektivitasnya yang dinilai kurang.

    Jika Anda atau orang di sekitar Anda menelan bahan beracun, segera hubungi nomor darurat atau datangi rumah sakit terdekat untuk mencari bantuan. Tenaga medis dapat memberikan pertolongan yang tepat sesuai kondisi Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan