Faktor lain yang memungkinkan terjadinya depresi psikosis adalah riwayat gangguan mental tertentu yang terkait psikosis dalam keluarga, misalnya skizofrenia. Depresi psikosis juga dapat muncul sebagai gangguan tunggal atau dipicu dan muncul bersamaan dengan gangguan kesehatan mental lainnya.
Bagaimana dokter mendiagnosis depresi psikosis?
Depresi psikosis cukup sulit dikenali dan dibedakan dengan depresi pada umumnya. Kondisi psikosis sulit dikenali karena gejala halusinasi tidak selalu disadari dan dilaporkan oleh pengidap.
Namun agar dokter bisa mendiagnosis gangguan ini, seseorang harus memiliki sedikitnya lima dari gejala depresi yang telah bertahan selama dua minggu atau lebih. Dokter juga perlu mengobservasi pasiennya lebih dalam lagi untuk dapat mendeteksi gejala psikosis seperti delusi dan halusinasi.
Seperti apa cara mengananinya?
Penanganan depresi psikosis membutuhkan pengawasan dan pengobatan yang ketat, baik dari dokter medis maupun ahli kejiwaan profesional.
Pengobatan yang dianjurkan kemungkinan melibatkan kombinasi obat antidepresan dan antipsikotik, atau terapi elektrokonvulsif. Tujuan pengobatan ini adalah menyeimbangkan kembali kerja dari neurotransmitter otak. Jika tidak berhasil, terapi elektrokonvulsif kemungkinan akan dilakukan saat pengidap dibius total.
Selain itu, penanganan depresi psikosis juga harus melibatkan pencegahan usaha bunuh diri atau melukai diri sendiri.
Apa yang harus dilakukan jika menghadapi pengidap depresi psikosis?
Jika Anda menemukan seseorang dengan depresi psikosis akan membahayakan diri sendiri atau orang lain, segera meminta bantuan kepada nomor darurat polisi 110 atau ambulans (118 atau 119).
Selama menunggu bantuan tiba, hindari benda tajam yang berpotensi untuk melukai. Coba tenangkan orang tersebut dengan mendengarkan dan ajak ia berbicara.
Hindari perkataan negatif atau menggunakan nada tinggi seperti berteriak yang dapat membuat mereka mereka tambah panik atau marah.