Setelah melewati masa kanak-kanak, anak akan bersiap memasuki fase pubertas dengan berbagai perubahan pada tubuh yang menjadi tandanya. Namun pada beberapa anak, tanda-tanda ini belum juga muncul ketika anak seusianya sudah mengalaminya. Apakah ini artinya anak mengalami pubertas terlambat? Apa yang dimaksud dengan telat puber? Ini jawabannya.
Apa itu pubertas terlambat?
Normalnya, masa puber dialami oleh anak perempuan di usia 8 hingga 14 tahun, sedangkan pada anak laki-laki di usia 9 sampai 15 tahun.
Namun jika ciri-ciri pubertas belum anak alami hingga melewati usia tersebut, bisa dikatakan anak mengalami pubertas yang terlambat.
Mengutip Healthy Children, kondisi ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
Pubertas adalah saat di mana tubuh anak mengalami perkembangan menuju kedewasaan. Terdapat berbagai perubahan pada tubuh anak, baik di organ reproduksinya maupun anggota tubuh lainnya.
Pada anak laki-laki yang sudah mengalami mimpi basah, ukuran penis dan testis membesar, suara berubah, tumbuh rambut di kemaluan dan bulu di area wajah, serta perubahan bentuk tubuh.
Sementara pada anak perempuan, kondisi ini ditandai dengan menstruasi, payudara dan pinggul membesar, serta tanda umum lainnya seperti rambut kemaluan dan jerawat.
Apa tanda-tanda dan gejala pubertas terlambat?
Telat puber pada anak laki-laki biasanya ditandai dengan ciri-ciri berikut.
- Kemaluan tidak membesar meskipun telah berusia 14 tahun.
- Meskipun buah zakar sudah membesar tapi penis masih berukuran kecil.
- Tanda-tanda puber berlangsung sangat lambat, yakni sekitar 6 bulan hingga 1 tahun.
- Baru mengalami tanda-tanda puber yang lengkap di usia 18 tahun ke atas.
Adapun ciri-ciri pubertas terlambat pada anak perempuan yaitu sebagai berikut.
- Payudara tidak tumbuh setelah usia 13 tahun.
- Payudara baru membesar di usia 16 tahun ke atas.
- Belum mengalami haid dalam 5 tahun setelah pertumbuhan payudara.
Apa penyebab pubertas terlambat?
Ada beberapa hal yang menyebabkan pubertas terlambat, antara lain sebagai berikut.
1. Riwayat keluarga
Anak yang mengalami telat puber biasanya dipengaruhi oleh masa pubertas yang dulu dialami oleh orangtuanya.
Jika ibu mengalami haid pertama di usia 14 tahun ke atas atau ayah baru mengalami pubertas setelah usia 16 tahun, besar kemungkinan si anak juga mengalami keterlambatan haid pertama.
2. Kekurangan gizi
Hal berikutnya yang cukup sering menjadi penyebab terlambatnya pubertas adalah kekurangan gizi terutama lemak dalam tubuh.
Pada anak perempuan, biasanya hal ini terjadi jika ia melakukan diet ketat, berlebihan berolahraga, atau mengikuti kompetisi menari yang mengharuskannya menurunkan berat badan.
3. Gangguan hormon pertumbuhan
Hormon pertumbuhan atau growth hormone (GH) adalah senyawa kimia yang diproduksi oleh kelenjar pituitari dalam otak dan dilepaskan ke seluruh tubuh.
Beberapa anak memiliki kelenjar pituitari yang tidak dapat bekerja dengan baik, sehingga hanya melepaskan sedikit hormon pertumbuhan. Kondisi ini disebut hipopituitarisme atau kekerdilan
Selain menghambat pertumbuhan tinggi dan berat badan, kondisi ini juga dapat menyebabkan pubertas terlambat pada anak.
4. Gangguan hormon seksual
Hormon yang berperan penting dalam proses pubertas anak adalah hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone)
Jika kedua hormon ini bermasalah, akan terjadi gangguan yang disebut isolated gonadotropin deficiency (IGD).
Biasanya kondisi ini sudah bisa dideteksi sejak lahir, yakni pada anak laki-laki yang memiliki ukuran penis yang lebih kecil dari ukuran normal.
5. Mengidap sindrom Turner
Pada anak perempuan, terlambatnya pubertas mungkin terjadi karena adanya masalah pada ovarium (indung telur), misalnya mengalami gangguan perkembangan atau kerusakan.
Kondisi ini biasanya dialami oleh penderita sindrom Turner, yaitu penyakit langka yang diakibatkan oleh kekurangan kromosom X pada DNA-nya.
6. Menderita sindrom Kallman
Selain sindrom Turner, terlambat pubertas juga bisa jadi diakibatkan oleh sindrom Kallman. Pada anak laki-laki, gejalanya ditunjukkan dengan ukuran kemaluan yang kecil, penciuman yang buruk, massa otot yang kurang dan kebotakan.
Tidak hanya pada laki-laki, sindrom Kallman juga bisa terjadi pada anak perempuan yang menyebabkan terlambatnya pubertas.
7. Mengidap sindrom Klinefelter
Pubertas yang terlambat juga bisa saja terjadi jika mengalami sindrom Klinefelter yaitu kelainan kromosom pada laki-laki.
Seharusnya laki-laki memiliki kromosom XY, tetapi pada sindrom ini, ia memiliki kromosom XXY. Inilah yang menyebabkan ia mengalami keterlambatan pubertas, kelainan seksual, dan gangguan kesehatan lainnya.
8. Menderita anemia sel sabit
Anemia sel sabit atau circle cell anemia adalah kelainan sel darah merah yang juga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan termasuk pubertas terlambat.
Hal ini diperkuat oleh penelitian dari Universite de Yaounde terhadap anak-anak yang menderita anemia sel sabit di Kamerun yang umumnya mengalami keterlambatan masa puber.
9. Adanya penyakit kronis
Selain penyakit genetis seperti yang disebutkan sebelumnya, pubertas terlambat juga bisa terjadi jika anak mengalami penyakit kronis seperti diabetes, kista, fibroid rahim, penyakit ginjal, dan asma.
Ini karena penyakit-penyakit tersebut mengganggu metabolisme tubuh sehingga menghambat tumbuh kembangnya.