backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mengenal Hormon Pertumbuhan, Penting untuk Mengoptimalkan Perkembangan

Ditinjau secara medis oleh dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A · Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 27/04/2022

Mengenal Hormon Pertumbuhan, Penting untuk Mengoptimalkan Perkembangan

Untuk bisa tumbuh dan berkembang, tubuh memerlukan zat yang disebut dengan hormon pertumbuhan. Hormon ini sangat berperan penting bagi tubuh, terutama pada anak-anak selama tahap tumbuh kembang tubuhnya. Jika kelebihan atau kekurangan hormon pertumbuhan, seseorang berisiko mengalami sejumlah kondisi. Ketahui selengkapnya di bawah ini.

Apa itu hormon pertumbuhan?

Hormon pertumbuhan

Hormon pertumbuhan adalah hormon protein yang dihasilkan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai macam proses tumbuh kembang, terutama penambahan tinggi badan.

Sejak masa kanak-kanak, hormon ini terus meningkat dan mencapai puncaknya selama masa pubertas.

Setelah mencapai akhir masa pubertas, seiring pertambahan usia, hormon ini akan mengalami kenaikan dan penurunan sesuai dengan kondisi tubuh.

Saat memasuki usia paruh baya, ukuran kelenjar pituitari akan semakin mengecil. Akibatnya, kadar hormon pertumbuhan yang dihasilkan tubuh juga mulai berkurang secara alami.

Bagaimana hormon pertumbuhan dihasilkan oleh tubuh?

Hormon pertumbuhan merupakan salah satu hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis anterior atau kelenjar pituitari yang terletak di bagian dasar otak.

Dari kelenjar pituitari, hormon ini akan dilepaskan ke dalam aliran darah untuk kemudian disalurkan ke seluruh tubuh. Hormon tidak dilepas secara terus menerus, melainkan sedikit demi sedikit setiap 3 hingga 5 jam.

Pelepasan tersebut dikendalikan oleh 2 hormon lain yang dihasilkan oleh hipotalamus yang merupakan salah satu bagian pada otak. Kedua hormon tersebut berfungsi untuk merangsang dan menghambat produksi hormon pertumbuhan.

Pada kondisi normal, produksi hormon pertumbuhan akan meningkat saat seseorang tertidur, berolahraga, mengalami stres, atau memiliki kadar gula darah yang rendah.

Fungsi dan cara kerja hormon pertumbuhan

Tumbuh kembang tubuh merupakan proses yang rumit dan membutuhkan sejumlah hormon di dalam tubuh, salah satunya yaitu hormon pertumbuhan.

Hormon ini memiliki banyak fungsi di berbagai bagian tubuh.

Fungsi utama dari hormon pertumbuhan adalah merangsang organ hati dan jaringan lainnya untuk menghasilkan zat faktor hormon ini yaitu insulin-like growth factor-1 (IGF-1)

IGF-1 sendiri berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel tulang yang disebut dengan kondrosit, sehingga tulang dapat tumbuh dan tubuh akan bertambah tinggi.

Selain itu, IGF-1 membantu pertumbuhan otot dengan merangsang pengolahan mioblas, penyerapan asam amino, dan produksi protein di otot dan jaringan lain.

Pada anak-anak hingga akhir masa pubertas, hormon ini berfungsi untuk perkembangan dan pertumbuhan tulang dan otot.

Sementara pada orang dewasa, saat tubuh telah mencapai ukuran maksimalnya, hormon ini akan bertugas untuk menjaga struktur tubuh, termasuk mengatur massa lemak, otot, jaringan, dan tulang.

Hormon pertumbuhan juga membantu mengatur metabolisme tubuh, seperti kerja insulin dan kadar gula darah.

Hormon ini memiliki pengaruh yang penting pada metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein di dalam tubuh.

Berikut ini adalah fungsi hormon pertumbuhan dalam proses metabolisme.

Metabolisme protein

Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan penyerapan asam amino dan produksi protein serta menurunkan oksidasi protein.

Metabolisme lemak

Hormon ini juga dapat meningkatkan proses pengolahan lemak dengan merangsang pemecahan dan oksidasi trigliserida.

Metabolisme karbohidrat

Hormon pertumbuhan membantu menjaga kadar gula darah dengan merangsang penyerapan dan produksi glukosa.

Apa yang terjadi jika kadar hormon terlalu banyak?

Hormon pertumbuhan

Sebagaimana fungsi utamanya, kadar hormon pertumbuhan yang terlalu banyak akan menyebabkan tubuh mengalami pertubuhan secara berlebihan.

Pada orang dewasa, jika kelebihan kadar hormon pertumbuhan terjadi untuk waktu yang lama, kondisi ini berisiko menyebabkan akromegali.

Akromegali umumnya ditandai dengan pembengkakan kaki dan tangan, serta perubahan bentuk wajah.

Namun, kondisi ini juga dapat menimbulkan pembengkakan organ dan gangguan fungsi tubuh, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung.

Akromegali lebih sering dialami pada usia paruh baya ketika pertumbuhan tubuh telah sepenuhnya berhenti dan tubuh tidak bisa bertambah tinggi.

Sebagian besar kasus kelebihan hormon pertumbuhan disebabkan akibat adanya tumor jinak pada kelenjar pituitari atau disebut tumor hipofisis.

Meski sangat jarang terjadi, kelebihan kadar hormon ini juga dapat dialami oleh anak-anak menjelang akhir proses pertambahan tinggi tubuh.

Kondisi tersebut bisa menyebabkan tulang tumbuh secara berlebihan. Akibatnya, anak akan memiliki tubuh yang terlalu tinggi hingga melebihi batas normal atau disebut juga dengan gigantisme.

Kelebihan kadar hormon ini dapat dideteksi dengan menghitung kadar hormon beberapa jam setelah minum minuman yang manis.

Kadar hormon ini dapat dikatakan terlalu tinggi jika hasil tes menunjukan kadar hormon tidak berkurang.

Apa yang terjadi jika kadar hormon terlalu sedikit?

Pada anak-anak, jika kadar hormon pertumbuhan di dalam tubuh terlalu sedikit, maka tubuh tidak akan mampu tumbuh tinggi dengan baik.

Sementara itu, orang dewasa yang memiliki sedikit hormon pertumbuhan berisiko mengalami penurunan kesehatan tubuh, peningkatan kadar lemak, kelemahan otot dan tulang, serta penyakit jantung.

Melansir dari Your Hormones, 30-50% orang dewasa yang mengalami kekurangan hormon pertumbuhan menjadi lebih mudah merasa lelah hingga dapat mengganggu kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Kekurangan hormon ini pada anak-anak dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya, atau disebabkan oleh kondisi lain, seperti:

  • keturunan genetik, dan
  • cedera pada kelenjar pituitari sejak lahir atau selama masa pertumbuhan.

Pada orang dewasa, produksi hormon ini dapat berkurang akibat:

  • cedera pada otak, atau
  • tumor atau cedera pada kelenjar pituitari.

Pengobatan utama untuk mengatasi kekurangan hormon ini pada orang dewasa adalah dengan memberikan hormon pertumbuhan tambahan dalam bentuk suntikan.

Hormon tambahan tersebut dapat disuntikan sekali sehari atau beberapa kali dalam seminggu.

Disclaimer

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A

Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 27/04/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan