Mata adalah salah satu aset tubuh yang berharga. Dengan sepasang bola mata, Anda dapat melihat beragam keindahan yang ada di dunia. Itu sebabnya, penting bagi setiap orang untuk senantiasa menjaga kesehatan mata. Nah, apakah Anda sudah memiliki mata yang sehat? Untuk tahu ciri-cirinya, simak ulasannya berikut ini.
Apa saja ciri-ciri mata yang sehat?
Kadang kala, gangguan pada mata kerap terabaikan karena banyak yang masih belum tahu cara mengenalinya. Padahal, mata yang terganggu kesehatannya tidak bisa dianggap remeh.
Selain memengaruhi kegiatan sehari-hari, sedikit saja gangguan pada mata berisiko menimbulkan masalah yang lebih parah. Bahkan, tak jarang pula masalah mata bisa berakhir pada kebutaan.
Nah, jika Anda menemukan seluruh ciri di bawah ini pada mata, artinya Anda memiliki mata yang tergolong sehat.
1. Mata dapat melihat dengan jelas
Salah satu faktor yang menentukan kesehatan mata adalah kemampuan mata untuk melihat. Di dunia medis, penglihatan 20/20 bisa menjadi tolak ukur penilaian mata sehat.
Penglihatan 20/20 adalah ketajaman atau kejelasan visual yang bisa dilihat dalam jarak 20 kaki (6 meter).
Sederhananya, jika Anda bisa melihat objek pada jarak 6 meter dengan jelas, artinya Anda memiliki penglihatan 20/20.
Namun, penting untuk diingat bahwa tidak hanya penglihatan 20/20 yang menjadi penentu mata sehat.
Menurut situs American Optometric Association, mata dengan penglihatan yang baik juga dapat dilihat dari aspek lainnya, seperti:
- penglihatan samping (perifer),
- pergerakan bola mata,
- kedalaman persepsi,
- kemampuan untuk fokus, dan
- warna yang bisa ditangkap mata.
Perlu diketahui!
2. Kelembapan mata terjaga dengan baik
Air mata juga menentukan sehat atau tidaknya mata karena bisa menandakan tingkat kelembapannya.
Kelenjar lakrimal pada bagian atas mata Anda bertugas memproduksi air yang kemudian tersebar ke seluruh bagian mata.
Fungsi air mata ini sendiri adalah untuk menjaga kelembapan mata serta melindungi mata dari benda asing atau bakteri.
Saat produksi air mata terganggu, mata menjadi lebih rentan terkena masalah seperti mata kering, iritasi, atau bahkan mata berair secara berlebihan.
Jika berlangsung dalam waktu yang lama, masalah mata tersebut tentu berpengaruh pada fungsi penglihatan Anda.
3. Sklera mata berwarna putih
Bagian mata yang berwarna putih disebut dengan sklera. Jika sklera Anda memiliki warna putih bersih, ini pertanda Anda memiliki mata yang sehat.
Oleh karena itu, waspadalah jika warna sklera Anda berubah, misalnya menjadi merah atau kekuningan. Hal itu bisa jadi menunjukkan adanya masalah pada mata Anda.
Sklera yang berubah menjadi kemerahan biasanya ada kaitannya dengan pembesaran pembuluh darah pada konjungtiva mata.
Kondisi ini sering terjadi saat Anda kelelahan, mengalami alergi, mata kering, atau terpapar iritan lainnya.
Sementara itu, sklera yang menguning bisa jadi menandakan adanya kerusakan akibat sinar ultraviolet dari matahari. Kondisi ini disebut dengan pinguecula.
4. Tidak tanda iritasi mata
Mata yang tergolong sehat juga terbebas dari gejala-gejala iritasi yang mengganggu atau menyakitkan.
Mata yang sehat tidak mengalami gejala seperti mata bengkak, perih, atau mata terasa gatal. Warna kelopak mata dan bola mata normal juga tidak terlihat kemerahan.
Tidak ada juga kelebihan air mata atau lendir serta tidak mengalami sensitivitas berlebihan terhadap cahaya.
Apabila kondisi-kondisi tersebut mulai muncul, segera periksakan diri ke dokter mata untuk tahu apa penyebabnya.
Pastikan Anda selalu menjaga kesehatan indra penglihatan ini agar bisa berfungsi dengan baik.
5. Tekanan mata normal
Tekanan mata normal dikenal sebagai tekanan intraokular (intraocular pressure atau IOP) dan diukur dalam milimeter merkuri (mmHg).
Kisaran normal IOP adalah antara 10—21 mmHg, meskipun angka spesifik dapat bervariasi tergantung faktor seperti usia, etnis, dan waktu pengukuran karena fluktuasi harian.
Tekanan mata diatur oleh keseimbangan antara produksi dan pembuangan cairan dalam mata (aqueous humor).
6. Pupil responsif
Pupil yang responsif akan menyempit saat terkena cahaya terang dan melebar dalam kondisi gelap. Proses ini dikenal sebagai refleks cahaya pupil (pupillary light reflex).
Proses ini melibatkan jalur neurologis yang kompleks, termasuk sel ganglion retina yang secara intrinsik peka cahaya (intrinsically photosensitive retinal ganglion cells atau ipRGCs) dan nukleus olivari pretektal di otak yang mengendalikan otot iris.
Selain cahaya, pupil merespons faktor lain, seperti aktivitas sistem saraf otonom (simpatis untuk dilatasi dan parasimpatis untuk kontraksi).
Pupil responsif dapat mencerminkan kesehatan neurologis dan otonom yang baik.
Perubahan ukuran pupil juga terkait dengan kondisi emosional dan kognitif, yang menunjukkan keterlibatan pupil dalam sistem saraf yang lebih luas.
7. Mata berkedip secara rutin
proses berkedip memainkan peran penting dalam menjaga kelembapan dan perlindungan mata.
Setiap kali mata berkedip, kelopak mata menyebarkan lapisan air mata di permukaan mata untuk mencegah kekeringan, melindungi dari debu, dan menghilangkan partikel kecil yang dapat mengiritasi mata.
Secara normal, manusia berkedip sekitar 15—20 kali per menit, tetapi aktivitas seperti menatap layar elektronik dapat mengurangi frekuensi berkedip menjadi setengahnya, sehingga meningkatkan risiko mata kering atau tegang.
Menurunnya frekuensi berkedip juga dapat memengaruhi distribusi lapisan air mata, yang penting untuk melindungi kornea.
Untuk menjaga kesehatan mata, disarankan untuk mempraktikkan aturan 20-20-20, yaitu melihat objek sejauh 20 kaki selama 20 detik setiap 20 menit, terutama saat bekerja di depan layar digital.
Selain itu, penggunaan tetes mata buatan dapat membantu menjaga kelembapan jika mata kering dirasakan.
8. Kelopak mata menutup dan membuka dengan normal
Kelopak mata yang membuka dan menutup secara normal merupakan salah satu ciri-ciri mata normal dan sehat.
Fungsi ini didukung oleh otot-otot, saraf, dan kelenturan kulit kelopak mata.
Gerakan membuka dan menutup yang normal membantu melindungi mata dari partikel asing, menjaga kelembapan mata dengan menyebarkan air mata, serta memberikan waktu istirahat bagi mata.
Kelopak mata yang normal dan sehat memiliki refleks yang membuat kelopak mata menutup secara otomatis sebagai respons terhadap cahaya terang atau ancaman fisik (misalnya gas air mata).
Selain itu, tidak ada tanda-tanda kelainan seperti ptosis (kelopak mata terkulai), entropion (kelopak mata melipat ke dalam), atau ektropion (kelopak mata melipat ke luar).
9. Tidak ada kedutan pada mata
Mata sehat biasanya tidak mengalami kedutan atau spasme otot kelopak mata.
Kedutan pada mata, yang sering dikenal sebagai eyelid twitching atau myokymia, adalah kontraksi otot kelopak mata yang terjadi secara tidak terkendali.
Kedutan ini biasanya tidak berbahaya dan dapat disebabkan oleh faktor, seperti:
- stres dan kecemasan,
- kelelahan atau kurang tidur,
- konsumsi kafein berlebihan,
- mata kering atau iritasi, serta
- paparan cahaya terang atau tekanan mata.
Dalam kondisi mata sehat, otot kelopak mata berfungsi normal tanpa kontraksi spontan ini.
10. Tidak terdapat cincin di sekitar kornea
Arcus senilis adalah kondisi di mana terdapat cincin putih atau abu-abu di sekitar tepi kornea mata akibat penumpukan lipid.
Kondisi ini umumnya tidak memengaruhi penglihatan, terutama pada orang tua, karena sering dikaitkan dengan proses penuaan alami.
Namun, jika cincin ini muncul pada individu yang lebih muda, ini dapat menjadi tanda masalah metabolisme lipid atau risiko penyakit kardiovaskular.
Pada mata sehat, seharusnya tidak ada tanda-tanda opasitas atau perubahan warna di sekitar kornea, sehingga tidak terdapat arcus.
Tidak adanya arcus senilis di usia muda juga bisa menunjukkan kadar lipid normal dalam darah dan kesehatan kornea yang optimal.
Dengan ciri-ciri di atas, Anda bisa memastikan bahwa mata Anda tidak memiliki gangguan penglihatan atau penyakit mata lainnya.
Kesimpulan
[embed-health-tool-bmi]