Pada lanjut usia atau lansia, tidak hanya tampilan fisik dari luar saja yang mengalami perubahan. Berbagai organ tubuh pun mengalami penuaan, termasuk otak. Ya, saat usia Anda bertambah, terjadi pula penurunan fungsi otak yang terjadi secara perlahan. Umumnya, penurunan fungsi otak akan mulai terjadi sejak usia 40 tahun karena berbagai alasan. Nah, tahukah Anda apa maksud dari penurunan fungsi otak? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Apa yang dimaksud dengan penurunan fungsi otak?
Pernahkah Anda merasa lupa meletakkan suatu benda? Biasanya, mendadak sering lupa dengan berbagai hal sederhana sering kali dikaitkan dengan pertambahan usia. Pasalnya, pertambahan usia seiring sejalan dengan penurunan fungsi otak.
Penurunan fungsi otak adalah suatu kondisi yang ditandai dengan beberapa hal berikut:
- Proses regenerasi saraf otak melambat.
- Jumlah neurotransmitter (zat untuk membantu komunikasi antar sel di otak) berkurang.
- Kadar hormon pada otak tidak seimbang.
- Penyusutan volume otak, khususnya pada area yang digunakan untuk belajar dan berbagai aktivitas mental yang kompleks.
- Aliran darah menuju otak mulai berkurang.
- Risiko peradangan pada otak, yang biasanya hanya muncul sebagai respons tubuh terhadap cedera dan penyakit, mulai bertambah.
Namun demikian, pertambahan usia bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan penurunan fungsi otak. Ada beberapa faktor lain yang dapat mempercepat proses tersebut, contohnya:
- Gen spesifik yang berkaitan dengan penyakit Alzheimer.
- Berkurangnya aktivitas otak.
- Penggunaan zat-zat tertentu secara berlebihan, seperti merokok dan mengonsumsi alkohol.
- Kekurangan latihan fisik.
- Malnutrisi.
- Stres kronis.
- Kondisi medis tertentu, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, depresi, dan gangguan penglihatan serta pendengaran.
- Berkurangnya keterlibatan dalam berbagai aktivitas sosial.
Meski demikian, usia memang faktor utama penyebab berbagai masalah pada otak, termasuk penurunan fungsi dari organ tersebut. Nah, terjadinya penurunan fungsi otak dapat meningkatkan risiko mengalami penyakit Alzheimer, demensia, hingga stroke.
Terjadinya penurunan fungsi otak pada lansia
Salah satu perubahan tubuh lansia yang paling menonjol akibat penurunan fungsi otak adalah perubahan pada kemampuan kognitif atau kemampuan berpikir. Kondisi ini menyebabkan performa otak dalam proses berpikir menjadi lebih lamban.
Artinya, kemampuan otak untuk mengolah informasi, termasuk kecepatan otak untuk memproses informasi, mengambil keputusan, mengingat, berimajinasi, dan berbagai aktivitas otak lainnya tidak bisa dilakukan secepat dahulu.
Meski begitu, penurunan fungsi otak tidak menandakan bahwa saat memasuki usia senja, otak Anda sudah mampu berpikir dengan baik. Pasalnya, yang terpengaruh dari kondisi ini adalah perubahan fungsi dan strukturalnya saja.
Selain itu, orang pada usia senja mungkin akan menyadari bahwa kemampuannya dalam berpikir atau mengingat sudah tidak sama dibanding saat ia masih muda. Namun, jika dengan waktu yang cukup untuk mempelajari suatu hal baru, para lansia akan tetap mampu melakukannya.
Hal ini menandakan, yang membedakan hanyalah kecepatannya dalam memahami suatu hal. Pasalnya, meski mengalami penurunan fungsi otak, organ ini tetap memiliki kemampuan untuk berubah dan beradaptasi dengan tantangan baru meski Anda sudah mengalami pertambahan usia.
Gaya hidup sehat yang bisa mencegah penurunan fungsi otak
Sebuah penelitian tahun 2015 menyatakan bahwa penurunan fungsi otak bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Berikut ini adalah beberapa perubahan gaya hidup sehat pada lansia yang dapat dilakukan:
1. Lebih aktif berolahraga
Tahukah Anda bahwa fungsi kognitif pada seseorang dengan usia lanjut bisa meningkat dengan rutin berolahraga? Ya, ternyata aktivitas sehat untul lansia seperti ini dapat membantu meningkatkan kemampuan kognitif dengan meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres, hingga mencegah penurunan fungsi kognitif otak.
Olahraga yang Anda pilih tidak harus yang berat. Setidaknya, gerakkan tubuh secara aktif kurang lebih 30 menit setiap hari sebanyak lima kali dalam seminggu. Salah satu pilihan olahraga yang tepat adalah aerobik yang dapat membantu memperlambat berkembangnya penyakit Alzheimer dan gangguan memori lainnya.
Intinya, lakukan berbagai aktivitas fisik yang positif setiap harinya. Tak hanya itu, kelola stres dengan baik, tidur yang cukup, berhenti merokok, dan membatasi konsumsi alkohol juga dapat membantu Anda menjaga fungsi otak tetap baik.
2. Konsumsi makanan sehat
Selain tetap terus aktif bergerak, Anda juga perlu memerhatikan pola dan menu makanan sehari-hari jika ingin mencegah penurunan fungsi otak. Utamakan menu makanan harian yang rendah akan kolesterol dan juga lemak. Pasalnya, diet rendah kolesterol dan lemak jenuh dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, hingga stroke.
Selain itu, konsumsi lebih banyak ikan berlemak, khususnya yang memiliki kandungan omega-3 seperti salmon, tuna, makerel, sarden, serta sayuran dan buah yang mengandung antioksidan tinggi seperti beri, bayam, brokoli, bawang, dan terong.
3. Tantang pikiran Anda untuk tetap belajar
Usia tubuh boleh bertambah tua, tapi jangan jadikan hal tersebut sebagai alasan untuk berhenti belajar. Melatih otak dengan terus “menelan’ informasi baru adalah cara yang baik untuk mencegah penurunan fungsi otak.
Jika Anda punya dana finansial yang cukup, tak ada salahnya untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi atau mengambil kursus bahasa asing maupun keterampilan baru lainnya, seperti memasak, menjahit, alat musik, dan seterusnya.
Cara lain untuk mencegah penurunan fungsi otak yang lebih sederhana adalah membaca dan melakukan permainan seperti sudoku, scrabble, dan teka teki silang untuk mengasah fungsi otak. Melatih pikiran Anda untuk terus belajar hal yang baru dan sulit dapat sangat membantu mencegah penurunan fungsi otak.
Hal ini terbukti pada kelompok individu superagers, sebutan untuk individu lansia usia lebih 65 tahun yang mempunyai fungsi kognitif otak seperti usia 25 tahun. Belajar menguasai hal baru akan meningkatkan komunikasi dalam otak dan sebagai hasilnya, fungsi kognitif otak pun akan meningkat.
Selain itu, belajar juga mempunyai dampak positif seperti meningkatkan rasa kepercayaan diri dan melatih kreativitas serta rasa ingin tahu yang tinggi.
4. Tetap tenang dan istirahat yang cukup
Memang melatih dan menantang pikiran Anda penting, tetapi jangan sampai hal tersebut membuat Anda panik dan stres. Kombinasi antara panik dan stress dapat menganggu proses kognitif otak untuk belajar dan mengingat.
Jika terus menerus, hal tersebut dapat membatasi kapasitas kemampuan individu itu sendiri. Oleh sebab itu, cobalah untuk melakukan aktivitas seperti yoga, meditasi, dan jangan lupa untuk tetap bersenang-senang agar dapat mengurangi stres dan menenangkan pikiran.
Selain itu, pastikan bahwa Anda memiliki jam istirahat yang cukup. Jika lansia mengalami gangguan tidur, segera konsultai ke dokter. Pasalnya, gangguan tidur dapat memengaruhi kemampuan kognitif seseorang.
5. Aktif bersosialisasi
Tahukah Anda bahwa semakin sedikit Anda bergaul dengan orang lain, semakin tinggi risiko Anda mengalami demensia? Tentu saja hal ini juga berkaitan erat dengan penurunan fungsi otak pada lansia. Oleh sebab itu, jika Anda ingin fungsi otak tetap terjaga, lakukan sosialisasi dengan banyak orang.
Pada lansia, Anda dapat rutin menjalin komunikasi dengan keluarga, teman, hingga tetangga. Tak hanya itu, ikutlah berbagai kegiatan sosial yang menarik dan mempertemukan Anda dengan banyak orang baru.
Dengan begitu, Anda mungkin akan terhindar dari penurunan fungsi otak karena kegiatan tersebut membantu menstimulasi pikiran dan menguji kemampuan lansia untuk menjalin komunikasi dengan orang lain.
[embed-health-tool-bmi]