Ada berbagai macam jenis penyakit autoimun yang menyerang kulit, salah satunya adalah skleroderma. Cari tahu lebih lanjut seputar gejala, penyebab, dan cara mengatasi skleroderma berikut ini.
Apa itu skleroderma?
Skleroderma (scleroderma) adalah istilah yang merujuk pada sekelompok penyakit langka, yang menyebabkan terjadinya pengerasan dan pengencangan pada kulit dan jaringan penghubung.
Pada sejumlah orang, kondisi ini hanya memengaruhi kulit dan jaringan penghubung saja.
Namun, dalam beberapa kasus, kondisi ini juga dapat berdampak pada struktur dan jaringan selain kulit, seperti pembuluh darah, organ tubuh dalam, dan saluran pencernaan Anda.
Skleroderma merupakan penyakit autoimun, yakni kondisi di mana sistem imun tubuh berbalik menyerang jaringan tubuh yang sehat.
Hingga saat ini, belum ditemukan pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit ini secara tuntas.
Namun, dengan penanganan tertentu, gejala-gejala yang Anda alami dapat diatasi dan risiko kerusakan organ tubuh dapat dikurangi.
Seberapa umumkah skleroderma?
Skleroderma adalah penyakit yang cukup umum terjadi, meskipun angka kejadiannya bervariasi di berbagai negara. Namun, dilaporkan penyakit ini paling banyak terjadi pada orang-orang berkulit gelap.
Selain itu, penyakit ini 4 – 9 kali lebih banyak ditemukan pada pasien berjenis kelamin wanita dibanding dengan pria meskipun penyebab pastinya belum diketahui.
Angka kejadian penyakit ini paling tinggi terjadi pada orang-orang berusia di antara 30 – 50 tahun. Pada anak-anak dan lansia di atas 50 tahun, angka kejadian penyakit ini cukup rendah.
Jenis- jenis skleroderma
Skleroderma dibagi menjadi 2 jenis, yaitu lokal dan sistemik. Jenis sistemik dapat dibagi lagi menjadi dua subtipe, yaitu tersebar (diffuse) dan terbatas (limited).
1. Skleroderma lokal
Jenis ini merupakan yang paling umum terjadi. Pada kondisi ini, penderita hanya mengalami perubahan struktur pada beberapa bagian kulit. Umumnya, kulit akan memiliki tekstur lengket atau berbercak.
Kondisi ini tidak akan membahayakan organ-organ tubuh utama dan mungkin membaik atau hilang sendiri tanpa perlu penanganan khusus.
Namun, sejumlah penderita mengalami gejala yang cukup serius serta memiliki bekas luka permanen pada kulit.
2. Skleroderma sistemik
Pada jenis ini, penyakit tidak hanya memengaruhi kulit saja, tapi juga pada organ-organ tubuh lainnya. Kondisi ini dapat dibagi menjadi 2 subtipe.
- Diffuse. Jenis skleroderma ini memengaruhi banyak bagian tubuh, seperti sistem pencernaan, pernapasan, bahkan berpotensi menyebabkan gagal ginjal. Kondisi ini biasanya dapat membahayakan nyawa dan memerlukan penanganan yang serius.
- Limited. Kondisi ini dikenal dengan sindrom CREST, yang mengacu pada nama penyakit seperti calcinosis (penumpukan kalsium abnormal pada kulit), sindrom Raynaud (aliran darah pada beberapa bagian tubuh berkurang), esophageal dysmotility (kesulitan menelan), sclerodactyly (kulit mengencang di bagian jari), dan telangectasia (bercak kemerahan pada kulit).
Tanda dan gejala skleroderma
Tanda-tanda dan gejala dari skleroderma bervariasi pada setiap individu. Namun, penyakit ini umumnya memengaruhi hampir seluruh bagian tubuh, tergantung pada tingkat keparahannya.
Bagian tubuh yang biasanya terdampak adalah kulit, pembuluh darah, sistem pencernaan, tenggorokan, hidung, hingga sistem saraf. Berikut ini beberapa gejala yang mungkin muncul.
- Kulit menjadi lebih kencang dan mengeras, terutama ruas-ruas jari.
- Kulit membengkak di beberapa bagian (fase edema).
- Perubahan warna kulit berupa hiperpigmentasi dan hipopigmentasi.
- Pruritus.
- Borok pada ujung jari-jari.
- Muncul luka dengan nanah.
- Nyeri otot.
- Sendi terasa kaku.
- Muncul gejala-gejala carpal tunnel syndrome.
- Otot melemah.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan masalah pada sistem pencernaan, seperti refluks asam lambung, perut kembung dan konstipasi.
Dalam beberapa kasus, Anda juga mungkin mengalami masalah pada sistem pernapasan dan jantung yang ditandai dengan dispnea progresif, yakni nyeri dada akibat adanya hipertensi arteri pulmonal.
Kapan harus pergi ke dokter?
Jika memiliki tanda atau gejala yang tercantum di atas atau ingin bertanya, konsultasikanlah kepada dokter.
Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Pastikan Anda selalu memeriksakan gejala-gejala yang Anda alami ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.
Penyebab skleroderma
Scleroderma adalah penyakit yang hingga saat ini belum diketahui apa penyebab pastinya.
Namun, beberapa ahli meyakini bahwa kondisi ini terjadi akibat kombinasi dari beberapa faktor, seperti masalah sistem imun, kondisi lingkungan, serta keturunan.
Penyakit ini terjadi karena adanya produksi berlebihan dan akumulasi kolagen pada jaringan-jaringan tubuh.
Kolagen merupakan jaringan protein berserat yang menghasilkan jaringan-jaringan penghubung pada tubuh manusia, termasuk kulit.
Faktor-faktor lingkungan yang dipercaya dapat memengaruhi kemunculan penyakit ini meliputi:
- Paparan silika
- Paparan zat pelarut, seperti vinil klorida, trikloretilen, resin epoksi, benzena, karbon tetraklorida
- Paparan terhadap radiasi atau radioterapi
Faktor-faktor risiko skleroderma
Skleroderma adalah penyakit autoimun yang dapat terjadi pada hampir setiap orang, terlepas dari kelompok usia dan golongan rasnya.
Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit ini, yaitu sebagai berikut.
- Wanita usia 30 – 50 tahun
- Memiliki penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis, lupus, atau sindrom Sjogren.
- Faktor keturunan
- Paparan virus, obat-obatan, atau zat-zat berbahaya di lingkungan pekerjaan.
Diagnosis skleroderma
Scleroderma adalah penyakit autoimun yang dapat muncul dalam begitu banyak bentuk. Selain itu, kondisi ini memengaruhi banyak sekali area tubuh yang berbeda dalam waktu bersamaan.
Hal ini menyebabkan penyakit ini terkadang sulit untuk didiagnosis. Dalam mendiagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
Anda akan ditanyakan mengenai riwayat kesehatan, riwayat penyakit keluarga, serta gejala-gejala yang Anda alami.
Setelah itu, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk menjalani tes darah. Hasil tes ini dapat menunjukkan peningkatan kadar darah pada antibodi tertentu yang diproduksi oleh sistem imun.
Dokter mungkin akan mengambil sampel jaringan dari tubuh Anda (biopsi). Sampel ini akan diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi adanya kelainan.
Dokter mungkin juga menyarankan tes pernapasan (tes fungsi paru-paru), CT Scan paru-parcu, ekokardiogram, dan elektrokardiogram jantung.
Pengobatan skleroderma
Tidak ada pengobatan untuk skleroderma, tapi Anda bisa mengatasi gejalanya. Berikut ini beberapa pengobatan yang bisa dilakukan.
- NSAID (obat antiradang nonsteroid macam ibuprofen atau aspirin), untuk mengurangi bengkak dan nyeri.
- Steroid dan obat-obatan lainnya untuk mengendalikan respons imun, membantu mengurangi masalah otot, sendi, atau organ tubuh dalam.
- Obat-obatan yang meningkatkan aliran darah menuju jari tangan.
- Obat tekanan darah.
- Obat yang membuka pembuluh darah di dalam paru-paru atau mencegah jaringan meninggalkan bekas luka.
- Obat nyeri ulu hati.
Perawatan rumahan skleroderma
Anda juga bisa melakukan beberapa perawatan rumahan untuk membantu Anda mengatasi gejala-gejala skleroderma, di antaranya sebagai berikut.
- Rutin beraktivitas fisik. Olahraga setidaknya 30 menit setiap hari untuk menjaga tubuh tetap fleksibel, meningkatkan peredaran darah, dan meredakan kekakuan otot dan sendi.
- Berhenti merokok. Kandungan nikotin pada rokok dapat menyebabkan pembuluh darah dapat berkontraksi sehingga memperparah sindrom Raynaud.
- Jalani pola makan sehat. Hindari makanan yang menyebabkan nyeri ulu hati atau gas, serta makan di tengah malam.
- Lindung diri dari udara dingin. Gunakan sarung tangan dan jaket ketika cuaca dingin untuk mencegah terjadinya gejala-gejala sindrom Raynaud.
Skleroderma memang tidak dapat disembuhkan, tetapi menjalani perawatan bisa membantu mengurangi gejalanya.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai kondisi ini, konsultasikan ke dokter Anda untuk mendapatkan solusi terbaik mengenai masalah Anda.
Kesimpulan
- Skleroderma adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan kulit menebal dan mengeras.
- Tidak diketahui secara pasti penyebab kondisi ini, tetapi scleroderma umumnya terjadi karena produksi kolagen yang berlebihan.
- Meski tidak ada pengobatan khusus yang bisa menyembuhkan penyakit ini, dokter biasanya akan memberikan obat-obatan, seperti NSAID, obat tekanan darah, serta obat nyeri ulu hati untuk meringankan gejalanya.