Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Prostatitis adalah penyakit pembengkakan yang terjadi pada daerah prostat, bisa berupa peradangan atau infeksi. Prostat merupakan organ yang terletak di bawah kandung kemih dan hanya ditemui pada pria. Organ ini berperan penting dalam produksi air mani.
Tergantung pada penyebabnya, salah satu penyakit prostat ini dapat timbul secara tiba-tiba maupun perlahan-lahan. Berbagai jenis penyakitnya adalah:
Jenis prostatitis ini adalah yang paling sering ditemui pada pasien. Gejalanya berupa sakit pada kemih dan genital, biasanya bisa dirasakan selama tiga sampai enam bulan. Prostatitis nonbakteri kronis termasuk dalam prostatitis jenis peradangan.
Gejala yang ditimbulkan sering kali membuat pasien kebingungan apakah gejala adalah pertanda terkena prostatitis nonbakteri kronis atau interstitial cystitis (perangan kronis pada kandung kemih).
Prostatitis bakteri akut termasuk ke dalam jenis prostatitis infeksi. Gejala yang muncul datang tiba-tiba dan biasanya cenderung parah. Jika sudah terjadi, pasien harus segera mendapatkan perawatan karena prostatitis jenis ini berpotensi mengancam nyawa.
Selain itu, penyakit juga akan memicu terjadinya infeksi saluran kencing, abses pada prostat, dan adanya penutupan aliran urine.
Pada kondisi fatal, pasien harus menjalani pengobatan di rumah sakit untuk diberi antibiotik intravenous, penghilang rasa sakit, dan cairan tambahan untuk tubuh. Meski demikian, penyakit ini termasuk kondisi yang jarang terjadi.
Pada prostatitis bakteri kronis, infeksi bakteri telah memasuki kelenjar prostat dan menyebabkan peradangan di area tersebut. Termasuk penyakit kambuhan, gejala bisa datang dan pergi selama beberapa bulan. Gejalanya hampir sama dengan dengan prostatitis bakteri akut, tetapi lebih ringan dan dapat berubah-ubah intensitasnya.
Kesulitan pada jenis ini adalah sulitnya ditemukan bakteri pada urine. Pengobatan yang dilakukan biasanya dengan memberikan antibiotik untuk jangka waktu empat hingga dua belas minggu. Kadang-kadang penderita juga akan diberi antibiotik jangka waktu yang lama.
Penyakit ini juga berupa peradangan pada prostat. Bedanya, penyakit tidak menunjukkan gejala. Biasanya, kondisi baru ditemukan ketika pasien melakukan pemeriksaan untuk gangguan lain seperti infeksi saluran kemih atau masalah reproduksi.
Prostatitis adalah kondisi yang dapat menyerang pria pada segala umur, khususnya 50 tahun atau lebih muda. Dari penelitian yang diterbitkan pada Canadian Urological Association Journal, ditunjukkan bahwa laki-laki pada usia pertengahan dan yang masih muda memiliki keluhan pada sistem genital dan saluran kemih mereka.
Bahkan beberapa laki-laki yang berusia di bawah 50 tahun telah melaporkan keluhan yang serupa dengan pertanda prostatitis kronis. Untungnya, kemungkinan terkena penyakit dapat dikurangi apabila Anda menghindari faktor risiko. Selalu berkonsultasi dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Gejala yang dirasakan bisa berbeda-beda bergantung pada jenisnya. Namun, umumnya pasien akan merasakan perih dan sensasi rasa panas pada area sekitar kandung kemih. Berikut adalah gejala yang bisa ditimbulkan di setiap jenis penyakitnya.
Gejala utama yang menandakan kondisi ini adalah nyeri panggul yang bisa berlangsung selama tiga bulan atau lebih. Gejala lainnya meliputi:
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, gejala penyakit ini bisa terjadi tiba-tiba dan biasanya terasa menyakitkan. Perhatikan berbagai gejalanya berikut ini.
Gejala serupa dengan prostatitis akut, hanya saja lebih ringan. Gejala bisa berkembang seiring waktu dan bisa bertahan sampai tiga bulan, seperti:
Gejala lainnya dapat berupa sakit yang datang dan pergi pada bagian perut bawah sekitar anus dan di selangkangan. Ada juga yang mengalami gejala berupa pembengkakan pada prostat.
Pada beberapa kasus, nyeri pada pangkal paha atau infeksi epididymis, area sekitar testis di mana sperma disimpan, bisa disebabkan oleh bakteri yang masuk ke vas deferesns, yaitu saluran yang membawa sperma dari testis ke uretra.
Anda harus menghubungi dokter apabila mengalami gejala di atas ataupun memiliki pertanyaan mengenai informasi lain. Setiap orang dapat menunjukkan perbedaan gejala yang dirasakan, maka berkonsultasi dengan dokter merupakan hal terbaik yang bisa Anda lakukan.
Tergantung jenisnya, hal yang menjadi penyebab munculnya penyakit juga tentu berbeda.
Sebenarnya, belum ditemukan penyebab pasti yang bisa menimbulkan prostatitis nonbakteri. Namun, para peneliti percaya bahwa ada pengaruh dari mikroorganisme di luar infeksi bakteri. Penyakit bisa muncul karena adanya bahan kimia dalam urine atau respons sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit sebelumnya seperti ISK.
Selain itu, penyakit ini juga bisa terjadi setelah pasien mengalami cedera di area prostat. Misalnya, pasien mengalami luka setelah melakukan prosedur biopsi yang berujung pada peradangan.
Sedangkan pada prostatitis bakterial, seringnya penyakit muncul karena infeksi bakteri E. coli, tapi bisa juga disebabkan oleh jenis bakteri lain.
Ketika bakteri tidak dapat dihilangkan dengan antibiotik karena telah masuk ke dalam kelenjar prostat, prostatitis dapat kambuh kembali dan sulit untuk ditangani. Kondisi inilah yang disebut prostatitis bakterial kronis.
Selain itu, hal-hal lain yang juga bisa menjadi penyebabnya adalah:
Beberapa faktor pemicu yang dapat meningkatkan kemungkinan Anda terkena prostatitis adalah:
Tidak adanya faktor risiko bukan berarti Anda bebas dari kemungkinan terpapar penyakit. Ciri dan gejala yang dituliskan hanya untuk referensi. Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Ketika gejala mulai dirasakan, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pemeriksaan fisik. Selama pemeriksaan tersebut, dokter biasanya akan memeriksa cairan yang keluar dari uretra. Dokter juga akan memeriksa adanya kelenjar di pangkal paha atau skrotum yang membengkak.
Selanjutnya, dokter melakukan digital rectal exam (DRE) atau juga disebut pemeriksaan colok dubur. Nantinya, dokter akan memasukkan jari yang sudah dilubrikasi ke dalam anus untuk memeriksa ada atau tidaknya benjolan abnormal pada rektum.
Selain itu, terdapat juga berbagai pemeriksaan lanjutan, di antaranya adalah:
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Perawatan prostatitis akan disesuaikan dengan penyebab kasus itu sendiri, termasuk jenis antibiotik yang akan dipilih. Perawatan ini merupakan yang paling banyak diresepkan bagi prostatitis.
Pada prostatitis akut, dokter akan meresepkan obat antibiotik yang harus diminum selama 6-8 minggu. Tetapi jika gejalanya parah dan membutuhkan rawat inap, Anda nantinya juga akan diberikan antibiotik melalui suntikan. Setelah selesai, pengobatan dilanjutkan dengan minum obat antibiotik selama 2-4 minggu.
Berbeda dengan prostatitis kronis, pasien biasanya harus minum obat antibiotik selama enam bulan tetapi dengan dosis yang lebih sedikit.
Sedangkan pada prostatitis nonbakteri, karena penyakit bukan disebabkan oleh bakteri, maka obat yang diberikan biasanya bukanlah berupa antibiotik. Obat yang diresepkan akan berfokus untuk mengatasi nyeri dan peradangan. Beberapa di antaranya adalah:
Obat-obatan di atas tidak terbatas untuk nyeri sindrom panggul saja, tapi juga bisa digunakan untuk mengatasi gejala prostatitis jenis lainnya.
Terkadang, ada beberapa pasien yang mengalami gejala nyeri saat buang air besar. Oleh karena itu, dokter mungkin akan meresepkan obat laxative untuk mengatasinya.
Berikut adalah bentuk-bentuk dari gaya hidup sehat dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda menghadapi prostatitis.
Bila ada pertanyaan, konsultasikan dengan dokter untuk solusi terbaik masalah prostatitis Anda.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar