Rasa sakit pada area luka operasi caesar terkadang cukup mengganggu sehingga membatasi Anda untuk memeluk dan merawat si Kecil dengan sepenuh hati. Untuk mengatasi kondisi ini, obat penghilang nyeri pasca operasi caesar dapat menjadi solusinya.
Mengapa Anda butuh obat penghilang nyeri pasca operasi caesar?
Penggunaan obat antinyeri pasca operasi caesar berguna untuk mengelola nyeri yang dirasakan oleh ibu baru melahirkan setelah menjalani prosedur bedah.
Rasa sakit ini disebabkan oleh sayatan pada dinding perut dan rahim. Keluhan setelah operasi caesar ini umumnya dapat berlangsung selama beberapa minggu.
Dengan adanya obat penghilang rasa sakit, Anda bisa lebih mudah bergerak, berjalan, dan bahkan bernapas dalam-dalam tanpa terganggu oleh rasa nyeri pada bekas luka sayatan.
Tak hanya itu, penggunaan obat penghilang nyeri pascao perasi caesar juga bisa memudahkan Anda untuk menyusui dan merawat bayi yang baru lahir.
Terkadang, memilih melahirkan secara caesar menjadi jalan terbaik bagi ibu hamil dan bayinya.
Biasanya, metode persalinan ini dianjurkan untuk ibu hamil yang berisiko mengalami komplikasi persalinan akibat posisi bayi sungsang atau plasenta menghalangi jalan lahir (plasenta previa).
Pilihan obat antinyeri pasca melahirkan secara caesar
Terdapat beberapa jenis obat yang bisa mengatasi rasa sakit dan nyeri setelah operasi caesar.
Menurut UNC Health Care, kinerja obat antinyeri yang dikombinasikan dengan obat lain lebih baik daripada obat antinyeri yang diberikan secara tunggal dalam dosis tinggi..
Berikut ini adalah jenis obat penghilang nyeri pasca operasi caesar yang biasanya diresepkan dokter.
1. Ibuprofen
Ibuprofen adalah salah satu obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID). Obat ini bekerja dengan menghalangi produksi prostaglandin, yakni zat kimia yang memicu rasa sakit dan peradangan.
Dokter bisa meresepkan obat ini untuk Anda minum di rumah atau selama menjalani perawatan pasca-operasi caesar di rumah sakit.
Ibuprofen termasuk obat yang aman bagi ibu menyusui karena tidak memengaruhi kesehatan ibu dan bayi. Namun, beritahu dokter bila Anda memiliki alergi terhadap NSAID.
Dokter akan memberikan resep obat antinyeri lainnya lainnya yang tidak kalah bagus untuk Anda konsumsi pasca operasi caesar.
2. Paracetamol
Apabila Anda tidak dapat mengonsumsi ibuprofen, dokter akan meresepkan paracetamol. Obat ini memiliki cara kerja yang sama dengan ibuprofen dalam meredakan rasa nyeri.
Asalkan digunakan sesuai anjuran, obat penghilang nyeri pasca operasi caesar yang mudah ditemui di apotek ini relatif aman untuk ibu menyusui dan bayinya.
Dalam beberapa kasus, dokter bisa memberikan paracetamol dan ibuprofen secara bersamaan.
Selain efektif sebagai penghilang nyeri pasca operasi caesar, kombinasi kedua obat ini juga lebih kecil kemungkinan menimbulkan efek samping.
Tips meredakan nyeri pada jahitan operasi caesar
Luka jahitan operasi caesar bisa terasa nyeri dalam beberapa minggu pertama. Beberapa cara untuk meredakan nyerinya yakni: - minum obat pereda nyeri sesuai dosis dan anjuran dokter,
- menggunakan bantal pemanas atau korset khusus setelah melahirkan, dan
- memilih posisi menyusui yang dapat mengurangi tekanan pada jahitan caesar.
3. Diclofenac
Diclofenac adalah obat NSAID yang juga dapat digunakan untuk meredakan nyeri pasca operasi caesar. Dokter umumnya akan meresepkan obat ini bersama paracetamol.
Paracetamol dan diclofenac bekerja sangat baik saat diminum bersamaan. Namun, Anda harus meminumnya secara teratur selama beberapa hari atau minggu setelah operasi caesar.
Kedua obat ini harus diminum sesegera mungkin setelah operasi. Setelah diminum secara rutin, kombinasi obat antinyeri ini akan mulai bekerja dalam 1–7 hari.
Lama penggunaan obat bisa berbeda pada setiap orang. Namun, biasanya ibu baru melahirkan perlu meminum obat ini selama beberapa minggu pertama.
4. Tramadol
Tramadol adalah obat opioid yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri sedang hingga berat, termasuk nyeri pasca operasi caesar.
Obat penghilang nyeri ini biasanya diresepkan bila rasa sakit setelah operasi tidak bisa diatasi dengan paracetamol dan obat NSAID, seperti ibuprofen atau diclofenac.
Dokter perlu berhati-hati saat meresepkan obat paten ini untuk menghilangkan rasa sakit setelah operasi caesar. Pasalnya, opioid bisa membuat beberapa orang merasa rileks hingga ketagihan.
Tidak hanya itu, pemberian obat opioid dosis tinggi pasca melahirkan juga berisiko menimbulkan masalah pernapasan pada ibu dan bayi.
5. Oxycodone
Obat opioid lainnya yang bisa diberikan dokter adalah oxycodone. Obat ini bekerja dengan menghambat sinyal rasa sakit pada otak dan sistem saraf.
Studi pada British Journal of Clinical Pharmacology (2024) menjelaskan bahwa ibu yang minum obat ini selama tiga hari pasca operasi caesar tetap bisa menyusui bayinya dengan aman.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa obat ini tetap bisa masuk ke dalam ASI dan memengaruhi bayi yang sedang disusui.
Apabila bayi tampak mengantuk secara berlebihan, kesulitan bernapas, atau tidak nafsu makan saat Anda sedang mengonsumsi oxycodone, segera konsultasikan dengan dokter.
Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum Anda minum obat apa pun, termasuk obat penghilang nyeri pasca operasi caesar.
Dengan demikian, Anda bisa memahami manfaat obat antinyeri pasca operasi caesar serta kemungkinan efek sampingnya, baik bagi Anda maupun bayi Anda.
Kesimpulan
- Obat penghilang nyeri pasca operasi caesar bisa mengurangi sakit pada luka jahitan dan memudahkan ibu dalam bergerak, menyusui, serta merawat bayi.
- Beberapa jenis obat antinyeri yang dapat digunakan yakni ibuprofen, paracetamol, diclofenac, tramadol, dan oxycodone.
- Pemakaian obat opioid harus dipantau secara ketat karena bisa memicu kecanduan dan menimbulkan efek samping pada bayi yang disusui.
[embed-health-tool-due-date]