backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Pahami Denyut Jantung Bayi Baru Lahir, Mana yang Normal dan Tidak

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 24/08/2023

Pahami Denyut Jantung Bayi Baru Lahir, Mana yang Normal dan Tidak

Setiap orangtua, termasuk ibu hamil, tentu menginginkan bayi dalam keadaan sehat tanpa kekurangan. Sayangnya, bayi baru lahir tidak luput dari risiko penyakit. Sebagai contoh, aritmia yang merupakan kelainan denyut jantung atau nadi. Seperti apa denyut jantung normal dan tidak yang bisa dialami oleh bayi baru lahir? Mari simak informasinya berikut ini.

Bagaimana cara menilai denyut jantung bayi baru lahir?

Mengukur denyut jantung atau denyut nadi merupakan salah satu parameter yang paling penting untuk menilai apakah bayi sehat atau tidak.

Apalagi, terjadi perubahan sirkulasi pernapasan serta denyut jantung dari dalam kandungan ke dunia luar.

Ada beberapa metode yang biasa dilakukan dokter untuk menilai denyut jantung normal bayi baru lahir, seperti berikut ini.

  • Menggunakan alat elektrokardiogram (EKG).
  • Menggunakan pulse oximeter. Tidak hanya denyut jantung, tetapi sekaligus saturasi oksigen.
  • Mendengarkan jantung dengan stetoskop, tetapi keakuratannya tergantung interval waktu.

Berapa denyut jantung normal pada bayi baru lahir?

melahirkan di rumah

Denyut jantung normal untuk bayi yang baru lahir berkisar antara 120—160 denyut per menit (BPM).

Angka ini disertai dengan laju pernapasan di kisaran 40—60 napas per menit saat bayi baru lahir.

Bahkan di usia kehamilan menginjak 30 minggu, detak jantung normal bayi di dalam kandungan seharusnya sudah berada di angka 120—160 BPM.

Sementara untuk detak jantung bayi baru lahir yang tidak normal yakni kurang dari 100 BPM dan lebih dari 180 BPM.

Aritmia atau denyut jantung tidak normal sebenarnya jarang terjadi pada bayi di dalam kandungan maupun yang baru lahir.

Persentase angka denyut jantung tidak normal hanya terjadi pada sekitar 1—2% kehamilan hingga akhirnya ibu melahirkan.

Detak jantung atau nadi tidak normal pada bayi baru lahir juga biasanya bersifat sementara dan tidak berbahaya.

Meski begitu, dalam beberapa kasus tertentu, denyut jantung yang tidak normal ini dapat berakibat fatal alias berujung pada kematian bayi.

Apa itu aritmia pada bayi baru lahir?

Aritmia pada bayi baru lahir adalah kondisi yang terjadi ketika ada kelainan pada denyut jantung atau nadi.

Kelainan pada bayi baru lahir ini bisa meliputi peningkatan denyut jantung (takikardia) maupun penurunan denyut jantung (bradikardia).

Kondisi abnormal pada detak jantung bayi baru lahir biasanya sudah mulai berkembang sejak bayi masih berada di dalam kandungan ibu.

Setelah lahir, kondisi ini dapat mengakibatkan detak pada nadi bayi baru lahir menjadi tidak teratur.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, ketidaknormalan detak jantung bayi baru lahir (aritmia) bisa dialami pada sekitar 1—2% kehamilan.

Apa penyebab masalah pada denyut jantung bayi baru lahir?

hb rendah pada bayi

Sebelum lahir alias selama masih berada di dalam kandungan, jantung janin bisa lemah atau berdetak secara tidak teratur.

Mengutip dari American Pregnancy Association, konsumsi kafein dalam jumlah banyak kemungkinan bisa menjadi penyebab denyut jantung bayi di dalam kandungan tidak teratur.

Itulah mengapa ibu hamil disarankan untuk membatasi asupan kafein harian seperti kopi, setidaknya hanya sekitar 200 mililiter (ml) dalam sehari.

Sementara untuk bayi yang baru lahir, menurut Cleveland Clinic, detak jantung atau nadi tidak normal dapat disebabkan oleh berbagai hal.

Misalnya kondisi fisik seperti cacat jantung, repons terhadap faktor-faktor dari luar, contohnya demam, infeksi, dehidrasi, maupun obat-obatan tertentu.

Apa saja masalah pada denyut jantung bayi baru lahir?

Denyut jantung tidak teratur (aritmia) pada perkembangan bayi baru lahir terbagi menjadi dua jenis.

Kedua jenis ini dibedakan berdasarkan tingkatan detak jantung yang dialami bayi baru lahir. Berikut jenis aritmia atau denyut jantung tidak teratur, seperti berikut ini.

1. Bradikardia

Bradikardi atau bradikardia adalah kondisi ketika jantung bayi baru lahir berdetak sangat lemah, bahkan di bawah detak jantung normalnya.

Jika denyut jantung bayi seharusnya berada di rentang 120—160 BPM, bradikardia justru jauh berada di bawah angka tersebut.

Denyut jantung bayi yang mengalami bradikardia dapat kurang dari 100 BPM atau bisa di bawah 80 BPM.

Sekitar 50% bayi baru lahir dengan detak jantung bradikardia dapat dipicu oleh ibu yang memiliki gangguan pada jaringan ikat tubuh, seperti lupus dan lain sebagainya.

Bayi dengan blok jantung komplit juga bisa mengalami kelainan jantung bawaan, meliputi gangguan pada bagian atrium dan ventrikel jantung.

Kondisi ini yang kemudian memengaruhi denyut atau detak jantung bayi baru lahir.

Blok jantung komplit dapat mengakibatkan detak jantung bayi baru lahir melemah dan melambat ketimbang biasanya.

Adanya penyumbatan pada jantung bayi selama di dalam kandungan bisa memengaruhi denyut jantung hingga mengakibatkan blok jantung komplit.

Apa itu blok jantung komplit?

Blok jantung komplit terjadi ketika ada gangguan pada hantaran sinyal listrik jantung. Akibatnya, impuls listrik ini tidak dapat dialirkan secara normal pada setiap bagian organ jantung.

2. Takikardia

Takikardi atau takikardia adalah kondisi ketika detak jantung bayi baru lahir terlalu cepat.

Kebalikan dari bradikardia, denyut jantung bayi baru lahir yang mengalami takikardia berada di atas 160 maupun 180 BPM.

Ada tiga jenis takikardia pada bayi baru lahir yang paling umum terjadi, yaitu sebagai berikut.

  • Akikardia supraventrikular (SVT).
  • Atrial flutter (AF).
  • Takikardia ventrikel (VT).
  • Takikardia supraventrikal (SVT) pada bayi baru lahir biasanya ditandai dengan detak jantung lebih dari 220 BPM.

    Napas bayi yang mengalami takikardia jenis ini juga lebih cepat ketimbang biasanya.

    Namun, Anda tak perlu khawatir terlebih dahulu. Pemberian diagnosis dan perawatan yang tepat dapat membuat gejala SVT berangsur-angsur hilang dalam beberapa bulan.

    SVT juga sudah bisa mulai dideteksi sejak bayi masih berada di dalam kandungan.

    Perlukah melakukan resusitasi pada bayi baru lahir?

    komplikasi melahirkan komplikasi persalinan

    Sekitar 1% hingga 3% bayi baru lahir ada kemungkinan membutuhkan resusitasi.

    Resusitasi pada bayi merupakan tindakan agar sirkulasi darah serta kebutuhan oksigen tetap terjaga. Apalagi, ketika bayi mengalami gagal napas atau detak jantung berhenti.

    Namun, tenaga medis perlu melakukannya dalam interval yang tepat sebelum terjadi cedera otak.

    International Liasion Committee on Resuscitation menyatakan bahwa tanda vital utama untuk menilai kebutuhan resusitasi berada di detak jantung.

    Pengukuran pertama detak jantung harus dilakukan 30 detik setelah lahir. Ventilasi pernapasan pun dibutuhkan ketika denyut jantung berada di bawah 100 bpm.

    Mendiagnosis denyut jantung tidak normal pada bayi baru lahir

    Kelainan denyut jantung atau nadi pada bayi sudah bisa mulai didiagnosis saat usia kehamilan 10—12 minggu, tepatnya selama melakukan pemeriksaan prenatal.

    Namun, secara keseluruhan, biasanya ibu tidak menunjukkan gejala apa pun terkait dengan kondisi bayi di dalam kandungan.

    Baru setelah dilahirkan, denyut jantung atau nadi bayi yang tidak teratur bisa diperiksa dengan menggunakan skor Apgar atau Apgar score.

    Pemeriksaan ini biasanya dilakukan beberapa menit pertama setelah bayi lahir guna membantu mengidentifikasi adanya gangguan pada bayi.

    Gangguan yang dimaksud entah itu mengalami kesulitan bernapas atau memiliki masalah kesehatan lainnya dan membutuhkan perawatan lebih lanjut.

    Sekitar 1—5 menit setelah lahir, pola pernapasan dan denyut jantung bayi akan diperiksa lebih lanjut oleh dokter dan tim medis.

    Skor Apgar bisa berkisar dari 0—10. Jika total skor 10, artinya bayi dalam kondisi sangat baik.

    Sebaliknya, skor Apgar yang berada di angka 3 menandakan butuh perawatan segera untuk memperbaiki masalah detak jantung bayi baru lahir.

    Proses yang sulit dan memakan waktu lama saat bayi dilahirkan dapat menurunkan persediaan oksigen.

    Hal ini yang kemudian dapat memengaruhi total nilai pada skor Apgar sehingga menyebabkan denyut jantung bayi tidak teratur (aritmia).

    Bagaimana penanganan detak jantung tidak teratur pada bayi?

    skrining bayi baru lahir

    Ketika denyut jantung tidak teratur sudah terdeteksi sejak di dalam kandungan, dokter mungkin dapat meresepkan obat.

    Pemberian obat pada ibu hamil dipastikan aman sekaligus dapat membantu memperlambat bila detak jantung bayi terlalu cepat.

    Sementara itu, detak jantung tidak teratur pada bayi baru lahir merupakan hal yang jarang sekali terjadi.

    Kalau pun detak jantung abnormal pada bayi baru lahir terjadi, dalam banyak kasus, kondisi ini biasanya dapat sembuh dengan sendirinya.

    Meskipun sebenarnya kondisi denyut jantung yang tidak normal pada bayi tidak berbahaya, Anda tetap tak boleh mengabaikannya.

    Pada kasus tertentu yang tergolong jarang, denyut jantung tidak teratur pada bayi baru lahir ini dikhawatirkan dapat mengakibatkan kematian.

    Bila kasus detak jantung tidak teratur pada bayi baru lahir berkembang cukup parah, Anda mungkin diminta untuk berobat langsung ke spesialis jantung.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 24/08/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan