Menerima donor sperma merupakan salah satu metode yang bisa digunakan pasangan untuk memperoleh keturunan. Namun, metode ini belum diperbolehkan di Indonesia sehingga Anda perlu ke luar negeri untuk melakukannya.
Apa itu donor sperma?
Donor sperma adalah prosedur ketika seorang pria mendonorkan air mani miliknya untuk membantu pasangan lain yang kesulitan memiliki keturunan.
Cara kerja prosedur ini hampir mirip dengan donor darah. Bedanya, pengeluaran air mani dan sperma dilakukan sendiri oleh pendonor dengan cara masturbasi.
Nantinya, air mani akan diberikan ke klinik yang bertugas menyimpan sperma (bank sperma). Klinik tersebut kemudian akan menyalurkan sperma ke pasangan yang membutuhkan.
Tujuan donor sperma
Tujuan adanya donor sperma yaitu membantu pasangan yang kesulitan untuk punya keturunan. Namun, harus dipastikan bahwa penyebabnya adalah masalah pada sistem reproduksi pria.
Berikut beberapa masalah pada sistem reproduksi pria yang berpotensi mempersulit pasangan untuk mempunyai momongan.
Adanya penyumbatan pada saluran ejakulasi.
Kelainan pada testis yang membuatnya tidak memproduksi sperma dalam jumlah cukup.
Azoospermia, kondisi ketika tidak ditemukan sel sperma dalam air mani.
Kelainan sperma akibat infeksi seksual menular, paparan bahan kimia beracun, stres, obesitas, hingga efek penggunaan obat tertentu.
Nantinya, ada dua metode yang bisa dipilih untuk memasukkan sperma hasil donor ke tubuh wanita. Keduanya yakni intrauterine insemination dan in vitro fertilization (bayi tabung).
Kriteria donor sperma
Cara donor sperma tidak semudah yang dibayangkan. Orang yang mau melakukan donor sperma harus memiliki tubuh yang sehat agar kualitas sperma yang dihasilkannya juga baik.
Berikut beberapa hal yang membuat seorang pria tidak bisa menjadi pendonor sperma.
Memiliki riwayat penyakit genetik dalam keluarganya, seperti fibrosis dan anemia sel sabit.
Pria homoseksual.
Pengguna obat-obatan suntik.
Pernah mendatangi tempat yang memiliki banyak kasusHIV/AIDS.
Pernah berhubungan seks dengan pria atau wanita yang berasal dari lokasi yang banyak memiliki kasus HIV/AIDS.
Dilansir dari Stanford University, cukup sulit mendapatkan pendonor sperma yang memenuhi kriteria. Sejauh ini, hanya 5% pendonor yang diketahui memenuhinya.
Persiapan donor sperma
Sebelum menyumbangkan spermanya, pendonor perlu menjalani serangkaian tes. Hal ini bertujuan untuk memastikan sperma yang diterima dalam keadaan baik dan bebas penyakit.
Adapun serangkaian tes yang perlu dijalani oleh pendonor, di antaranya:
wawancara mendalam tentang latar belakang keluarga, aktivitas seksual dan alasan menjadi pendonor sperma,
pengumpulan data kesehatan anggota keluarga,
menganalisa cairan semen yang dihasilkan, seperti jumlah dan daya tahan sperma,
menjalanites HIV, hepatitis B,hepatitis C dan tes untuk penyakit infeksi lainnya,
Cara donor sperma sangatlah sederhana. Anda akan diminta untuk masuk ke ruangan khusus, yang di dalamnya sudah disiapkan properti atau benda untuk mempermudah ejakulasi.
Setelah masuk ke dalam ruangan, Anda akan diminta untuk masturbasi. Cairan ejakulasi hasil masturbasi nantinya harus ditempatkan pada wadah steril yang sudah disiapkan.
Air mani kemudian dicampur dengan larutan khusus dan dibekukan menggunakan nitrogen cair. Cairan ejakulasi beku ini lalu disimpan di lemari pendingin dengan suhu -196 derajat Celsius.
Ketentuan donor sperma di Indonesia
Donor sperma tidak diperbolehkan di Indonesia. Pemerintah melarang wanita menerima donor dari pria yang bukan suaminya.
Aturan ini tertuang dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Reproduksi. Melakukan prosedur ini di Indonesia termasuk pelanggaran hukum.
Maka dari itu, jika mau jadi pendonor atau menerima donor, Anda harus melakukannya di luar negeri. Berikut sejumlah negara yang melegalkan prosedur ini.
Amerika Serikat.
Inggris.
Spanyol.
Australia.
Prancis.
Kanada.
Selandia Baru.
Hal yang harus diperhatikan jika ingin menerima donor sperma
Beberapa hal perlu Anda perhatikan apabila ingin menjadi penerima donor sperma. Ini bertujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan setelah penerimaan donor.
1. Mencari pendonor sperma
Cara pertama yaitu memakai sperma dari pendonor anonim. Untuk melakukannya, Anda perlu mengunjungi klinik kesuburan dengan stok sperma beku.
Selain itu, Anda juga bisa menggunakan sperma dari pendonor yang sudah dikenal. Donor dapat diperoleh dari teman atau orang yang ditemui di situs pengenalan.
2. Menentukan klinik donor sperma yang tepat
Perlu Anda ketahui bahwa tidak semua klinik dan bank sperma sama. Tanyakan kepada dokter terlebih dahulu mengenai daftar bank sperma yang direkomendasikan dan dianggap terkemuka.
Penyelenggara donor harus berlisensi HFEA (Human Fertilisation and Embryology Authority). Lisensi ini khusus untuk melakukan proses reproduksi di luar cara alamiah.
3. Penyerahan sperma
Anda dan pendonor dapat pergi bersama-sama ke sebuah klinik kesuburan. Pendonor akan difasilitasi untuk memasukkan sperma hasil ejakulasi ke dalam wadah khusus.
Namun, jika ingin melindungi privasi pendonor, Anda dapat meminta sampel sperma untuk diserahkan ke klinik. Nantinya, sampel akan dianalisis untuk menentukan apakah sesuai kriteria atau tidak.
4. Proses memasukkan sperma ke dalam tubuh
Sperma hasil donor bisa dimasukkan ke tubuh dengan inseminasi buatan. Tindakan ini dilakukan dengan menyuntikkan sperma secara langsung ke rahim.
Selain itu, ada juga in vitro fertilization (IVF). Dalam kasus ini, prosedurnya mirip dengan bayi tabung, tetapi tidak menggunakan sperma dari suami.
5. Hak hukum pendonor dan penerima sperma
Sebelum menerima donor, pahami sejumlah aturan tentang hak-hak pendonor sperma. Berikut beberapa di antaranya.
Tidak akan menjadi orangtua yang sah dari anak.
Tidak memiliki kewajiban hukum terhadap anak.
Tidak berhak memberikan nama keluarga pada anak.
Tidak memiliki hak atas bagaimana anak dibesarkan.
Tidak diperlukan untuk mendukung anak secara finansial.
Sementara itu, penerima donor memiliki hak sebagai orang tua yang sah secara hukum. Maka dari itu, tanggung jawab untuk merawat dan membesarkan anak sejak kehamilan hingga ia besar ada pada Anda dan pasangan.
Serba-serbi seputar donor sperma
Merupakan prosedur pemberian sperma untuk pasangan yang kesulitan hamil karena adanya masalah pada sistem reproduksi pria.
Donor sperma tidak diperbolehkan di Indonesia dan Anda harus ke luar negeri untuk melakukannya.
Harus memenuhi sejumlah kriteria yang telah ditentukan penyedia layanan kesehatan.
Dilakukan dengan cara menempatkan cairan ejakulasi ke wadah steril, untuk kemudian disimpan di bank sperma.
[embed-health-tool-ovulation]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
What Does Sperm Donation Involve?. (2022). Retrieved 12 December 2022, from https://web.stanford.edu/class/siw198q/websites/reprotech/New%20Ways%20of%20Making%20Babies/spermint.htm
How Does Sperm Donation Work?. (2022). Retrieved 12 December 2022, from https://flo.health/lgbtq/how-does-sperm-donation-work
Sperm Donation. (2022). Retrieved 12 December 2022, from https://fertility.womenandinfants.org/surrogacy-and-donation/sperm-donation
Donor Sperm Insemination. (2022). Retrieved 12 December 2022, from https://www.ucsfhealth.org/treatments/donor-sperm-insemination
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI. (2014). Retrieved 12 December 2022, from https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/32214/PP%20Nomor%2061%20Tahun%202014.pdf
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 039 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN REPRORUKSI TERBANTU. (2010). Retrieved 12 December 2022, from http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.%20039%20ttg%20Penyelenggaraan%20Pelayanan%20Reproduksi%20Berbantu.pdf
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN. (2009). Retrieved 12 December 2022, from https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2009/36TAHUN2009UU.htm
Versi Terbaru
10/01/2023
Ditulis oleh Bayu Galih Permana
Ditinjau secara medis olehdr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.