Stimulasi ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah telur yang diproduksi ovarium.
Semakin banyak telur yang bisa diambil dan dibuahi selama prosedur, semakin besar pula kesempatan Anda untuk hamil.
Selama stimulasi ovarium ini, dokter akan memantau pertumbuhan dan perkembangan folikel dengan cara melakukan tes darah dan USG setiap beberapa hari.
Tes darah dilakukan untuk mengetahui kadar estradiol. Sementara itu, USG dilakukan untuk memastikan apakah Anda menghasilkan sel telur yang sehat atu tidak.
Pemantauan sangat penting dilakukan untuk menentukan seberapa banyak dosis obat, apakah perlu ditingkatkan atau diturunkan, serta menentukan kapan telur matang.
Maka dari itu, dokter bisa menentukan kapan waktu yang paling tepat untuk menyuntikkan sperma ke dalam tubuh agar terjadi pembuahan.
3. Mempersiapkan sperma
Langkah selanjutnya dari inseminasi buatan adalah persiapan sperma.
Dalam tahapan ini, pria akan memberikan sampel air mani atau bisa juga menggunakan donor sperma yang telah disiapkan.
Sebelum disuntikkan ke dalam vagina, sampel sperma akan dicuci terlebih dahulu.
Proses pencucian sperma ini sebenarnya merupakan pemilihan sel sperma yang sehat dan tidak.
Dalam proses ini, sperma yang sehat akan dipisahkan dengan sperma yang kualitasnya buruk.
Sperma yang baik adalah sperma yang memiliki konsentrasi dan motilitas (pergerakan) yang tinggi untuk mencapai telur.
Proses pencucian sperma ini juga dilakukan untuk menghilangkan bahan kimia beracun yang mungkin akan bereaksi negatif oleh tubuh Anda.
Sperma yang kurang bagus juga berpotensi mengganggu proses pembuahan sel telur.
Apabila sampel spema tidak terlalu banyak tetapi kualitasnya sempurna, proses pembuahan akan lebih mudah sehingga ada peluang terjadi kehamilan.
4. Memasukkan sperma
Proses inseminasi buatan akan dilakukan pada masa subur atau ovulasi.
Biasanya sekitar 24-36 jam setelah lonjakan hormon LH yang mengindikasikan ovulasi akan segera terjadi.
Saat sel sperma telah siap, proses inseminasi akhirnya bisa dimulai. Biasanya, proses ini membutuhkan waktu selama 1-2 jam.
Dokter akan memasukkan kateter yang sangat kecil, ramping, dan juga fleksibel ke dalam rahim melalui vagina dan leher rahim Anda.
Jika alat tersebut telah sampai di dalam rahim, dokter akan melepaskan sel sperma dengan harapan sel tersebut berhasil membuahi sel telur.
Proses inseminasi buatan ini disebut-sebut tidak menyebabkan rasa sakit, meski Anda mungkin akan merasa sedikit kram selama menjalani proses tersebut.
Rasa kram yang dirasakan mungkin mirip dengan kram yang timbul saat menjalani pemeriksaan pap smear.
Dokter mungkin akan menyarankan Anda agar tetap berbaring beberapa saat setelah proses inseminasi buatan selesai.
Tidak perlu khawatir sperma akan bocor keluar saat berdiri, karena sperma sudah dialihkan langsung ke rahim dan tinggal menunggu hasilnya.
Mengingat Anda akan berbaring sejenak selama prosesnya, akan lebih baik jika didampingi.
Dukungan dari orang terdekat mungkin bisa membuat Anda lebih tenang selama program inseminasi buatan ini.
Efek samping inseminasi buatan
Sebenarnya, proses inseminasi buatan ini tergolong minim risiko. Meski demikian, bukan berarti tidak ada risiko yang mungkin terjadi setelah menjalaninya.
Berikut ini adalah beberapa kemungkinan risiko setelah prosedur inseminasi buatan:
1. Infeksi
Saat menjalani program inseminasi buatan, ada kemungkinan Anda mengalami infeksi. Namun, kemungkinannya sangatlah kecil, bahkan hampir tidak mungkin.
Akan tetapi sekecil apa pun peluangnya risiko ini tetap perlu Anda pahami.
2. Timbul bercak darah
Bercak darah bisa terjadi di tengah menjalani proses inseminasi buatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar