Oleh karena itu, tubuh mengindikasikan kehamilan. Padahal, saat itu Anda tidak sedang hamil.
Setelah melakukan pemeriksaan kehamilan sendiri, dokter mungkin akan meminta Anda untuk kembali menemuinya sekitar dua minggu.
Anda akan diminta untuk melakukan tes darah, yaitu tes yang lebih sensitif dalam mendeteksi hormon kehamilan setelah pembuahan dan melakukan test USG
Kondisi yang memerlukan inseminasi buatan
Dikutip dari American Pregnancy Association, tingkat keberhasilan inseminasi buatan apabila dilakukan secara rutin mencapai 20%. Apalagi, program kehamilan ini tidak memerlukan pembedahan khusus.
Berikut beberapa kondisi tertentu yang memerlukan proses inseminasi buatan agar cepat hamil, seperti:
1. Pasien dengan donor sperma
Ada beberapa wanita yang ingin memiliki anak dari rahimnya sendiri, meski tidak melakukan hubungan seksual.
Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah inseminasi buatan.
Biasanya, wanita ini akan menggunakan bantuan donor sperma dari laboratorium terpercaya.
2. Infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya
Tidak semua masalah kesuburan wanita bisa diketahui penyebabnya. Ada pula yang mengalami kemandulan tanpa alasan yang jelas.
Maka, Anda mungkin bisa melakukan program inseminasi buatan untuk memiliki anak dari rahim sendiri.
Prosedur ini sering kali digunakan sebagai salah satu jenis perawatan bagi orang yang mengalami kemandulan tanpa alasan.
Biasanya, proses dibarengi dengan penggunaan obat-obatan untuk merangsang ovulasi.
3. Riwayat endometriosis
Biasanya, wanita yang pernah mengalami endometriosis cenderung berpotensi susah hamil.
Sebelum melakukan proses inseminasi buatan, Anda bisa menggunakan obat-obatan untuk merangsang produksi sel telur yang berkualitas.
4. Infertilitas pada pria
Tidak semua masalah sulit hamil berasal dari wanita. Kondisi ini mungkin juga disebabkan karena masalah kesuburan pada pria.
Jika hasil analisis sperma yang dijalani oleh pasangan ternyata menunjukkan kondisi yang kurang baik, Anda bisa menjalani prosedur ini.
Kondisi yang kurang baik ini bisa berupa kelainan sperma. Maka dari itu, prosedur ini akan membantu memilah-milah sperma yang berkualitas dan yang kurang berkualitas.
5. Masalah serviks atau leher rahim
Serviks atau leher rahim yang berada pada bagian bawah uterus adalah penghubung antara vagina dan uterus.
Lendir yang diproduksi oleh serviks atau leher rahim pada saat proses ovulasi terjadi membantu sperma untuk lebih mudah masuk dari vagina menuju tuba falopi.
Akan tetapi, jika lendir serviks terlalu kental, lendir tersebut akan menghalangi perjalanan sperma menuju tuba falopi.
Bahkan, leher rahim mungkin akan menghalangi sel sperma untuk bertemu dengan sel telur, sehingga tidak terjadi pembuahan.
Sementara itu, prosedur inseminasi buatan tidak perlu melalui leher rahim dan bisa langsung mengirimkan sperma ke uterus.
6. Masalah ovulasi
Penyebab wanita susah hamil lainnya adalah masalah ovulasi. Biasanya, masalah ini terjadi karena produksi sel telur berkurang drastis.
7. Alergi air mani
Meskipun ini adalah kondisi yang amat jarang terjadi, tidak menutup kemungkinan bahwa seorang wanita mengalami alergi terhadap air mani.
Dikutip dari Mayo Clinic, alergi terjadi ketika proses ejakulasi menyebabkan tanda kemerahan, sensasi terbakar, hingga pembengkakan. Khususnya, saat air mani mengenai kulit wanita.
Di samping berbagai kondisi di atas, ada beberapa kondisi lain yang bisa menjadi alasan mengapa Anda perlu melakukan prosedur inseminasi buatan, di antaranya:
- Pasien tidak bisa melakukan hubungan seks melalui vagina karena kondisi kesehatan yang dimiliki.
- Tidak memungkinkan untuk hamil, contohnya mengidap HIV.
- Pasangan Anda tidak bisa ejakulasi.
Perbedaan inseminasi buatan dengan bayi tabung
Bayi tabung dan inseminasi buatan adalah dua cara yang bisa dipilih supaya bisa cepat hamil.
Terutama jika Anda atau pasangan memiliki masalah kesuburan dan sistem reproduksi.
Namun, ada perbedaan antara inseminasi buatan dan bayi tabung yang perlu Anda pahami, di antaranya adalah:
1. Proses yang berbeda
Inseminasi buatan adalah prosedur yang dilakukan dengan menanamkan sperma langsung ke dalam rahim wanita untuk mempercepat pembuahan.
Hal ini dilakukan bagi pasangan yang mempunyai masalah kualitas sperma yang rendah.
Sementara bayi tabung adalah proses ovarium dirangsang untuk memproduksi banyak telur yang kemudian diekstrasi dari rahim melalui penyedotan.
Program bayi tabung dilakukan bukan hanya karena kualitas sperma yang rendah, tetapi juga karena tuba falopi yang lengket dan lain-lain.
Pada IUI, pembuahan tetap terjadi dalam tubuh ibu sedangkan pada bayi tabung, pembuahan dilakukan di laboratorium.
2. Tingkat keberhasilan dan risiko
Inseminasi buatan juga merupakan prosedur yang singkat dan relatif tidak menyakitkan. Namun, tingkat keberhasilannya lebih kecil dibandingkan dengan bayi tabung.
Walaupun proses bayi tabung menggunakan teknologi yang lebih canggih dan keberhasilanya lebih besar, risikonya pun lebih tinggi.
Pasalnya pada prosedur bayi tabung infeksi, pendarahan, atau gangguan pada organ lainnya lebih mungkin terjadi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar