Syarat menjalani analisis sperma
Dalam pelaksanaan tes kesuburan pria ini, Anda harus memenuhi syarat untuk menjalaninya. Dokter akan memberi tahu kepada Anda apa saja syarat yang harus Anda penuhi.
Sebelum melakukan tes ini, dokter mungkin akan meminta Anda untuk menghindari beberapa hal berikut ini.
- Hubungan seks atau masturbasi selama beberapa hari.
- Konsumsi alkohol dan minuman berkafein.
- Penggunaan pelumas saat mengeluarkan sampel sperma.
- Berikan sampel sperma saat sedang merasa tidak sehat atau stres
Selain itu, dokter juga akan meminta Anda untuk memberi tahusegala obat-obatan, baik resep, non resep, herbal, hingga multivitamin yang digunakan.
Hal-hal tersebut harus dilakukan pada saat agar sel sperma bisa digunakan untuk dianalisis. Pasalnya, kondisi-kondisi tersebut mungkin mengubah kondisi sperma Anda, sehingga hasil dari tes analisis sperma bisa tidak sesuai dengan kondisi Anda dalam keadaan normal.
Hasil analisis dari tes kesuburan pria ini akan menentukan apakah jumlah produksi sperma atau disfungsi sperma menjadi alasan dari terjadinya infertilitas.
Kondisi sperma yang dianggap normal
Untuk melihat apakah sperma normal pada saat tes kesuburan pria, ada tiga hal yang harus diperhatikan.
Berdasarkan The World Health Organization, jumlah sperma yang normal adalah 15 juta per mililiter air mani. Artinya, setidaknya ada 39 juta sel sperma pada sebuah sampel yang diberikan.
Jika jumlah sperma yang Anda miliki kurang dari angka yang telah disebutkan, kondisi ini menandakan bahwa sperma dianggap tidak normal dan hal ini bisa menjadi salah satu pertanda bahwa seorang pria memiliki masalah kesuburan.
Sementara itu, untuk morfologi dari sperma, ketika dilihat dari mikroskop, kepala sperma yang normal berbentuk oval dengan panjang 4,0-5,5 mm dan lebar 2,5-3,5 mm. Ekor sperma yang normal memiliki panjang 9-10 kali dari panjang kepala, berbentuk lurus memanjang dari leher atau membentuk alur gelombang.
Jika sperma memiliki ukuran yang tidak normal, misalnya ekornya bercabang atau kepala sperma tidak berbentuk oval, kemungkinan besar terdapat kelainan pada sperma yang diproduksi.
Di sisi lain, motilitas sperma juga harus diperhatikan. Sperma dianggap memiliki kelincahan gerak (motilitas) normal jika 40% dari keseluruhan sperma bisa bergerak bebas, dan setidaknya 32% harus berenang dalam gerakan maju atau di dalam lingkaran besar. Jika motilitasnya tidak normal, sel sperma akan kesulitan ‘menemui’ sel telur sehingga pembuahan semakin sulit terwujud.
3. Tes hormon
Meskipun tergolong jarang terjadi, salah satu kemungkinan terjadinya infertilitas pada pria bisa disebabkan karena terjadi masalah pada salah satu hormon dalam tubuh. Hormon yang diproduksi dalam kelenjar pituitari, hormon yang berperan penting untuk menstimulasi produksi sperma.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar