backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Waspadai, 10 Penyebab yang Dapat Merusak Kualitas Sperma

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 06/01/2023

    Waspadai, 10 Penyebab yang Dapat Merusak Kualitas Sperma

    Ada banyak hal yang menyebabkan pasangan sulit hamil salah satunya masalah kualitas sperma. Menurunnya kualitas sperma bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Selisik penjelasan mengenai kondisi yang bisa menyebabkan sperma rusak. 

    Berbagai penyebab sperma rusak

    Produksi sperma melibatkan testis serta hipotalamus dan kelenjar pituitari di otak. Setelah sperma diproduksi di testis, tabung halus mengangkutnya sampai bercampur dengan air mani.

    Adanya masalah pada proses tersebut tentunya dapat memengaruhi kualitas sperma, bahkan merusak sperma.

    Berikut ini adalah berbagai penyebab yang bisa merusak kualitas sperma. 

    1. Panas berlebih

    bahaya memakai celana jeans merusak sperma

    Testis manusia tidak dapat berfungsi dengan baik jika suhunya tidak lebih dingin daripada bagian tubuh yang lain. 

    Jika suhu testis naik hingga menjadi 37˚ C, produksi sperma dapat terganggu. 

    Beberapa aktivitas sehari-hari yang memungkinkan testis terpapar panas berlebih yaitu:

  • berendam air panas,
  • bekerja memangku laptop,
  • menggunakan celana yang ketat atau
  • duduk terlalu lama di tempat yang panas.
  • 2. Varikokel

    Varikokel adalah pembesaran pembuluh darah di skrotum yang terletak di sebelah kiri testis. 

    Kondisi ini dapat terjadi pada sekitar 15 – 20% pada semua laki-laki, tetapi umum ditemukan pada 40% laki-laki yang tidak subur. 

    Pembesaran pembuluh darah akan membuat skrotum panas sehingga dapat mengganggu produksi sperma, 

    3. Kegemukan

    Kelebihan berat badan menyebabkan jumlah sperma berkurang dan disfungsi ereksi pada pria. 

    Peningkatan berat badan pada pria berkaitan dengan penurunan hormon testosteron, kualitas sperma yang rendah, dan penurunan kesuburan. 

    Riset dari Central European journal of urology (2015) menjelaskan bahwa peluang ketidaksuburan meningkat sebesar 10% untuk setiap 9 kg berat badan pada pria dengan berat badan berlebih. 

    4. Alkohol, narkoba, dan rokok

    Penyalahgunaan tembakau, alkohol, dan ganja dapat memengaruhi kualitas, produksi sperma, dan kesuburan pria secara keseluruhan.

    Sementara itu, merokok dapat mengganggu motilitas alias kemampuan pergerakan sperma.

    Selain memperlambat keluarnya sperma, penelitian dalam Postgraduate medicine (2015) menunjukkan bahwa merokok dapat merusak DNA sperma dan meningkatkan risiko impotensi

    5. Infeksi

    infeksi jamur merusak sperma

    Beberapa infeksi dapat mengganggu produksi atau fungsi  sperma, bahkan menyebabkan jaringan parut yang menghalangi jalannya sperma. 

    Infeksi yang dimaksud termasuk radang epididimis (epididimitis), radang testis (orkitis), gonore, dan HIV. Beberapa infeksi bahkan dapat mengakibatkan kerusakan testis permanen.

    Jika mengalami infeksi tersebut, mengambil dan menyimpan sperma di bank sperma bisa dilakukan untuk menghindari kerusakan sperma lebih jauh.

    6. Ejakulasi retrograde

    Ejakulasi retrograde alias ejakulasi terbaik terjadi ketika air mani memasuki kandung kemih selama orgasme bukannya keluar dari ujung Mr. P. 

    Peristiwa tersebut bisa mengakibatkan sperma rusak.

    Berbagai kondisi kesehatan dapat menyebabkan ejakulasi terbalik, antara lain diabetes, cedera tulang belakang, dan operasi kandung kemih, penyakit prostat, atau pengobatan alpha-blocker

    7. Cacat kromosom 

    Kelainan bawaan seperti sindrom Klinefelter, di mana laki-laki dilahirkan dengan dua kromosom X dan satu kromosom Y atau XXY. 

    Hal ini bisa menyebabkan perkembangan abnormal pada organ reproduksi laki-laki. 

    Kondisi ini dapat membuat testis berukuran lebih kecil dan produksi hormon testoteron yang rendah. Beberapa orang bahkan tidak bisa menghasilkan sperma sama sekali.

    8. Konsumsi obat-obatan tertentu 

    obat yang membuat sperma rusak

    Banyak obat dilaporkan dapat merusak proses pembentukan sperma yang disebut dengan spermatogenesis. 

    Obat-obatan tersebut diketahui dapat membahayakan spermatogonia, sel Sertoli, atau sel Leydig yang bisa memengaruhi proses pematangan sperma, sehingga sperma rusak. 

    Beberapa obat yang diketahui dapat menghambat spermatogenesis yaitu:

    • terapi penggantian testosteron, 
    • penggunaan steroid anabolik jangka panjang, 
    • obat kanker (kemoterapi), 
    • obat antijamur seperti ketoconazole,
    • alpha-blocker,
    • antinyeri opioid,
    • antidepresan,
    • antibiotik tertentu, dan
    • beberapa obat maag.

    9. Operasi

    Operasi tertentu bisa membuat sperma tidak keluar saat ejakulasi karena menyebabkan penyumbatan pada saluran  yang mengalirkan sperma.

    Beberapa operasi tersebut yaitu operasi perbaikan hernia inguinalis, operasi skrotum atau testis, operasi prostat, dan operasi untuk kanker testis atau rektal. 

    10. Masalah lain yang mempengaruhi sperma

    Beberapa kondisi fisik dan faktor lingkungan di bawah ini juga bisa menjadi penyebab sperma rusak. 

    • Antibodi menyerang sperma: sel-sel sistem kekebalan secara keliru mengidentifikasi sperma sebagai benda asing yang berbahaya.
    • Tumor: kanker dan tumor jinak dapat menurunkan fungsi organ reproduksi pria secara langsung.
    • Testis tidak turun: salah satu atau kedua testis tidak turun dari perut ke dalam skrotum menurunkan kesuburan pria.
    • Ketidakseimbangan hormon: perubahan hormon atau gangguan kelenjar tiroid dan adrenal dapat mengganggu produksi sperma.
    • Paparan bahan kimia industri dan logam berat: paparan benzena, herbisida, pestisida, hingga timbal jangka panjang dapat menyebabkan kemandulan.
    • Radiasi atau sinar-X: paparan radiasi dapat mengurangi produksi sperma. Butuh beberapa tahun untuk produksi sperma kembali normal.

    Jika mengalami masalah kesuburan yang berkaitan dengan masalah kualitas sperma, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mencari cara penanganan yang tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 06/01/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan