Kunjungan rutin ke dokter menjadi momen yang menyenangkan sekaligus mendebarkan karena dapat mengetahui keadaan janin di dalam rahim. Pemeriksaan kandungan umumnya dilakukan dengan USG. Namun, apakah ada cara mengetahui janin sehat tanpa USG?
Bisakah mengetahui janin sehat tanpa USG?
USG kandungan umumnya dilakukan pada pemeriksaan kehamilan rutin. Tes ini menggunakan gelombang suara untuk memeriksa kesehatan dan perkembangan janin di dalam rahim.
Lantas, apakah bisa mengetahui kesehatan janin tanpa USG? Ya, ini tetap dapat Anda lakukan.
Anda bisa mengetahui atau memastikan janin sehat tanpa USG dengan cara memeriksa ciri-ciri janin sehat secara mandiri.
Mengenali tanda-tanda janin sehat di dalam rahim secara tidak langsung juga dapat mendeteksi masalah kesehatan ibu hamil, termasuk komplikasi kehamilan.
Dilansir dari UT Southwestern Medical Center, wanita hamil perlu melakukan pemeriksaan USG selama kehamilan setidaknya satu kali.
Pemeriksaan USG pada ibu hamil umumnya dilakukan antara usia 18–22 minggu kehamilan. Ini sesuai dengan rekomendasi WHO yang menyatakan bahwa USG perlu dilakukan sebelum usia 24 minggu kehamilan.
Tujuan dari USG kandungan yakni untuk mendeteksi risiko kelainan pada kehamilan, kehamilan kembar, dan mengurangi induksi persalinan pada kehamilan post-term.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]
Bagaimana cara mengetahui janin sehat tanpa USG?
Setiap orangtua ingin punya bayi yang sehat dan berusaha keras untuk hal yang sama. Namun, kurangnya informasi terkadang dapat menyebabkan hasil yang tidak terduga.
Oleh karena itu, memahami ciri-ciri janin yang sehat menjadi sangat penting. Memahami ciri-ciri janin sehat bisa menjadi cara mengetahui janin sehat tanpa USG.
Berikut ini adalah beberapa tanda janin sehat selama berada di dalam kandungan.
1. Berat badan ibu bertambah
Salah satu cara mengetahui janin sehat tanpa USG adalah dengan memeriksa berat badan ibu selama kehamilan. Cara ini bisa Anda lakukan sendiri di rumah.
Dikutip dari Medlineplus, rata-rata ibu hamil mengalami kenaikan berat badan 11,5–16 kilogram mulai dari trimester pertama hingga ketiga.
Berat badan dapat naik sekitar 1–2 kilogram selama trimester pertama, lalu naik setidaknya 0,5 kilogram per minggu selama kehamilan berlangsung.
Oleh karena itu, pertambahan berat badan yang ideal selama kehamilan menjadi tanda bahwa proses tumbuh dan kembang janin berjalan dengan sehat.
Pastikan ibu hamil menjaga berat badan ideal agar dapat terhindar dari risiko kegemukan atau obesitas. Kondisi ini bisa meningkatkan potensi terjadinya komplikasi kehamilan.
2. Perut ibu membesar
Perut ibu hamil yang membesar juga akan menandakan bahwa janin ibu sehat. Ini masih terkait dengan kondisi berat badan ibu hamil yang bertambah setiap minggu.
Seiring pertambahan usia kehamilan, berat badan janin tentunya akan bertambah. Ukuran janin yang bertambah pun otomatis akan membuat perut ibu hamil terlihat besar.
Umumnya, janin tumbuh 2 cm setiap bulan. Saat hamil tujuh bulan, panjang bayi Anda harus 36 cm. Pada saat hamil sembilan bulan, berat janin sekitar 3 kilogram dan panjang 48–51 cm.
Perlu diketahui bahwa perut ibu yang membesar bisa juga dipengaruhi oleh faktor lain, misalnya volume air ketuban sampai ukuran plasenta.