Keguguran adalah hal yang paling mengecewakan bagi calon ibu. Banyak mitos yang muncul terkait dengan keguguran. Apa saja mitos keguguran yang ada? Lalu, apakah mitos keguguran tersebut benar?
Berbagai mitos mengenai keguguran
Keguguran adalah momen traumatis yang tidak hanya sekadar kehilangan bayi, tetapi juga menimbulkan perasaan sedih yang mendalam terhadap harapan serta impiannya tentang masa depan.
Maka dari itu, wajar saja bila seorang wanita yang mengalami keguguran akan berdampak pada emosinya.
Ditambah lagi dengan adanya berbagai mitos yang terkadang membuat ibu hamil menjadi stres hingga memicu keguguran.
Adapun beberapa mitos mengenai keguguran yang perlu Anda ketahui, di antaranya sebagai berikut.
1. Perdarahan adalah tanda keguguran
Faktanya, tidak semua perdarahan yang terjadi pada ibu hamil merupakan tanda dari keguguran. Perdarahan adalah hal yang wajar terjad pada kehamilan trimester pertama.
Kondisi ini dialami setidaknya 20—40% ibu hamil. Bahkan, perdarahan berat yang terjadi saat hamil juga belum menentukan ia mengalami keguguran.
2. Susah untuk hamil lagi setelah keguguran
Kebanyakan ibu merasa takut dan khawatir tidak akan bisa hamil lagi setelah keguguran karena telah kehilangan janin sebelumnya.
Hal ini tentu saja termasuk ke dalam mitos keguguran. Jika Anda keguguran, jangan cemas karena Anda masih memiliki kesempatan kedua.
Meskipun memang potensi keguguran pada kehamilan berikutnya meningkat, tetapi tetap saja Anda masih mempunyai peluang untuk hamil lagi.
Mengutip Mayo Clinic, setelah dua kali keguguran berturut-turut, risiko keguguran berikutnya meningkat menjadi sekitar 28%.
Jika mengalami keguguran sebanyak tiga kali atau lebih berturut-turut, risiko keguguran berikutnya adalah sekitar 43%.
Maka dari itu, penting untuk Anda melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan.
Semakin sering Anda mengalami keguguran, maka peluang untuk mengalami keguguran di kehamilan selanjutnya akan semakin besar.
Namun, bukan berarti menutup kemungkinan Anda untuk kembali memiliki momongan.
3. Harus menunggu 3 bulan setelah keguguran untuk mencoba hamil lagi
Benarkah harus menunggu waktu 3 bulan setelah keguguran untuk dapat hamil lagi? Nah, pertanyaan tersebut termasuk mitos keguguran.
Anda tidak butuh waktu yang lama untuk kembali mencoba hamil setelah keguguran.
Bahkan, sebuah informasi menyebutkan bahwa seorang wanita dapat kembali hamil satu bulan setelah mengalami keguguran, sedangkan dalam beberapa kasus hanya membutuhkan waktu beberapa minggu saja.
Wanita yang bisa hamil dalam waktu yang cepat setelah keguguran justru mempunyai peluang yang rendah untuk mengalami kondisi hamil di luar kandungan.
Penelitian lain yang ditemukan dalam jurnal BMJ juga membuktikan bahwa wanita tidak membutuhkan waktu yang lama untuk hamil kembali adalah penelitian yang dilakukan pada 30 ribu wanita hamil di tahun 2010.
Selain itu, diungkapkan bahwa kelompok wanita yang hamil lagi kurang dari 6 bulan setelah keguguran mempunyai peluang yang lebih rendah untuk mengalami keguguran kembali dibandingkan dengan kelompok wanita yang menunggu lebih lama untuk hamil lagi.
4. Keguguran terjadi karena salah ibu
Saat keguguran, yang akan merasa paling bersalah adalah sang calon ibu. Ibu yang merasa kecewa dan tertekan tersebut biasanya akan menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang telah terjadi.
Namun, apakah benar keguguran disebabkan oleh kesalahan ibu? Sebagian besar keguguran terjadi akibat kelainan kromosom dan hal ini terjadi pada 60% kasus keguguran.
Sementara kelainan kromosom ini tidak ada hubungannya dengan perilaku serta kebiasaan ibu saat hamil. Jadi, keguguran terjadi karena ulah ibu itu mitos belaka.
Alih-alih menyalahkan diri sendiri akibat keguguran yang terjadi, lebih baik memberikan afirmasi positif untuk tidak larut dalam kesedihan.
5. Mengalami keguguran berkali-kali pertanda wanita tidak subur
Banyak sekali faktor dan penyebab yang mengakibatkan seorang ibu keguguran.
Misalnya, masalah atau gangguan tiroid yang dialami ibu, gangguan pertumbuhan janin, atau masalah pembekuan darah yang terjadi pada ibu.
Sebagian besar wanita hanya akan mengalami 2—3 kali keguguran. Meskipun tetap saja hal ini berbeda-beda pada setiap perempuan dan mereka masih berpeluang untuk hamil kembali.
Sementara itu, pernyataan yang menyebutkan bahwa keguguran berkali-kali pertanda tidak subur merupakan mitos keguguran.
6. Karena aktivitas fisik yang berat
Melansir American College of Obstetricians and Gynecologists, sebuah riset pada tahun 2015 di Amerika mengungkapkan sebanyak 64% responden menganggap bahwa keguguran dapat terjadi akibat mengangkat benda-benda yang berat.
Bahkan, tidak hanya mengangkat beban berat saat hamil, tetapi sebagian bepikiran melakukan olahraga juga dapat mengakibatkan keguguran.
Akan tetapi, olahraga saat hamil tidak sepenuhnya benar dapat membahayakan kehamilan dan merupakan mitos keguguran.
Hal ini terbukti dalam sebuah studi yang dilakukan di Israel yang membandingkan perbedaan tingkat kejadian keguguran antara wanita hamil yang berada di daerah perang dengan daerah yang aman.
Perbedaan kejadian keguguran tidak jauh antara kedua kelompok tersebut hanya 2%.
7. Keguguran tidak bisa dicegah
Walaupun memang susah memprediksi penyebab keguguran, Anda tetap bisa melakukan hal pencegahan agar keguguran berpeluang lebih kecil untuk terjadi.
Merokok adalah kebiasaan yang sangat meningkatkan peluang keguguran.
Bahkan, menurut informasi yang didapat, mengisap 10 batang rokok sehari berpeluang sangat besar untuk keguguran, walaupun ayah yang merokok.
Oleh karena itu, sebaiknya ibu hamil menerapkan pola hidup yang baik, memilih makanan yang sehat dan menghindari berbagai hal yang dapat meningkatkan risiko keguguran.
Jangan langsung memercayai mitos keguguran lainnya di luar sana. Lebih baik konsultasikan langsung dengan dokter kandungan.
Anda bisa booking dokter kandungan terdekat dan tepercaya melalui Hello Sehat agar lebih mudah.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]