Tahukah Anda bahwa ada jenis keguguran tidak bergejala yang disebut missed abortion? Karena tidak disertai gejala apa pun, missed abortion sering kali membuat bumil tidak sadar bahwa janinnya berhenti berkembang. Lantas, bagaimana cara mengenali kondisi ini?
Apa itu missed abortion?
Missed abortion adalah keguguran yang terjadi tanpa gejala. Padahal, umumnya keguguran ditandai dengan perdarahan, kram parah, dan tubuh yang melemah.
Jenis keguguran yang juga dikenal sebagai missed miscarriage atau silent miscarriage ini terjadi saat janin sudah tidak berkembang di dalam rahim, tetapi belum juga keluar.
Pada silent miscarriage, mulut rahim yang seharusnya menjadi jalan keluar jaringan tubuh janin masih tertutup. Karena inilah, ciri-ciri keguguran tidak juga terlihat.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]
Tanda dan gejala missed abortion
Seperti penjelasan di atas, missed abortion merupakan keguguran yang tidak disertai gejala apa pun.
Sebagian orang mungkin mengalami keluarnya bercak darah atau flek, tetapi banyak juga yang tidak mengalami gejala sama sekali.
Pada beberapa kasus keguguran tanpa gejala, ibu hamil mungkin justru masih merasakan keluhan terkait kehamilan karena plasenta masih berada di dalam rahim.
Karena plasenta masih berada di dalam rahim, tubuh Anda akan terus memproduksi hormon kehamilan.
Missed miscarriage itu sendiri lebih sering terjadi pada trimester satu dan dua ketika aktivitas janin belum banyak terdeteksi.
Jadi, sekalipun aktivitas janin tiba-tiba menghilang, dokter kandungan tidak bisa langsung menyimpulkan bahwa itu merupakan gejala keguguran.
Penyebab missed abortion
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab komplikasi kehamilan yang satu ini.
Namun, diperkirakan bahwa sekitar 50% penyebab missed miscarriage sama dengan penyebab keguguran pada umumnya, yaitu kelainan pada kromosom.
Normalnya, sel telur dan sperma mempunyai 23 pasang kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom tubuh (autosom) dan 1 pasang kromosom seks (gonosom).
Kelainan pada jumlah atau bentuk kromosom dapat menjadi penyebab terhentinya perkembangan janin sehingga ibu hamil mengalami keguguran.
Meski istilahnya mirip, missed abortion berbeda dengan aborsi yang dilakukan secara sengaja. Pasalnya, missed abortus terjadi secara alami tanpa gejala keguguran yang jelas.
Faktor risiko keguguran tanpa gejala
Setiap kehamilan pasti memiliki risiko keguguran. Akan tetapi, beberapa kondisi berikut dipercaya dapat meningkatkan risikonya.
- Gangguan pada kelenjar endokrin.
- Kelainan autoimun.
- Trauma atau cedera fisik saat hamil.
- Kebiasaan merokok saat hamil.
Penting diingat bahwa keguguran bisa terjadi begitu saja, bahkan pada kehamilan yang sehat. Oleh karena itu, keguguran bukanlah kesalahan ibu hamil.
Diagnosis missed abortion

Karena tidak disertai gejala, sebagian besar kasus missed abortion baru diketahui ketika ibu hamil menjalani pemeriksaan kandungan rutin melalui USG.
Laman Tommy’s menyebutkan bahwa dokter akan mendiagnosis silent miscarriage apabila detak jantung janin tidak terdengar atau ukuran janin terlalu kecil untuk usia kehamilannya.
Jika dibutuhkan, dokter bisa melakukan tes hCG. Pasalnya, pada kehamilan yang normal, angka hCG dapat meningkat dua kali lipat setiap dua hingga tiga hari.
Penanganan missed abortion
Setelah benar-benar memastikan bahwa Anda mengalami keguguran tanpa gejala, dokter akan memberikan penjelasan mengenai penanganannya.
Tujuan utama penanganan keguguran adalah mengeluarkan janin yang tidak berkembang di dalam rahim sehingga Anda terhindar dari risiko infeksi dan perdarahan berat.
Berikut adalah beberapa perawatan yang dapat diberikan dokter untuk menangani missed miscarriage.
1. Expectant management

Meski awalnya tidak bergejala, beberapa kasus missed abortion tetap bisa diikuti dengan perdarahan sebagai tanda keluarnya janin yang tidak berkembang.
Namun, metode tunggu atau expectant management ini bisa berlangsung cukup lama, yaitu 1–4 minggu, sehingga cukup menguras tenaga secara emosional.
Jika embrio tidak juga keluar pada waktu tunggu yang sudah ditentukan dokter, Anda mungkin tetap membutuhkan pengobatan atau pembedahan.
2. Obat-obatan
Cara lain untuk mengatasi missed abortion adalah dengan mengonsumsi obat-obatan, seperti misoprostol. Obat ini akan merangsang rahim untuk mengeluarkan jaringan tubuh janin.
Obat aborsi yang juga kerap digunakan untuk mengatasi tukak lambung ini harus diminum sesuai resep dokter.
Pada umumnya, pasien tetap harus melakukan kontrol ke dokter untuk memastikan tidak ada jaringan janin yang tertinggal di rahim.
3. Operasi pembedahan
Pembedahan dengan metode dilatasi dan kuretase (kuret) adalah pilihan terakhir jika dua cara sebelumnya tidak berhasil mengeluarkan embrio yang masih ada di dalam rahim.
Namun, Anda juga bisa menjadikan kuret sebagai opsi utama. Operasi pembedahan merupakan salah satu cara termudah untuk memastikan bahwa tidak ada jaringan yang tersisa.
Bicarakan dengan dokter untuk memilih metode terbaik untuk mengeluarkan jaringan embrio dari tubuh Anda.
Selama 1–2 minggu setelah sisa jaringan embrio keluar sepenuhnya, dokter akan melarang Anda untuk memasukkan apa pun ke dalam vagina demi mencegah infeksi.
Jenis keguguran apa pun, termasuk silent miscarriage, sering kali meninggalkan trauma bagi calon orangtua, terutama pihak wanita.
Apabila Anda membutuhkan dukungan untuk pulih secara emosional dari keguguran, jangan ragu untuk menghubungi keluarga, orang-orang terdekat, atau tenaga profesional psikolog.
Semua tentang missed abortion
- Missed abortion adalah keguguran yang terjadi tanpa gejala. Alhasil, kondisi ini umumnya baru diketahui saat ibu hamil melakukan pemeriksaan rutin.
- Penyebab missed abortion tidak diketahui secara pasti, tetapi telah dikaitkan dengan kelainan kromosom.
- Untuk mengatasi kondisi ini, dokter mungkin memberikan batas waktu tertentu untuk menunggu jaringan janin keluar dengan sendirinya. Dokter mungkin juga mengatasinya dengan obat-obatan atau operasi kuret.