Rahim yang kuat dan sehat diperlukan untuk menunjang tumbuh kembang janin selama 9 bulan. Namun menurut American Pregnancy, sekitar 1 dari 100 perempuan hamil memiliki rahim yang lemah. Istilah medis dari rahim lemah adalah inkompetensi serviks.
Kondisi ini adalah komplikasi kehamilan yang bisa berakibat serius. Ketika rahim lemah, risiko persalinan prematur, bayi lahir mati (stillbirth), dan keguguran di trimester kedua akan meningkat.
Apa itu inkompetensi serviks?
Serviks adalah leher rahim yang menghubungkan vagina dengan rahim. Sebelum hamil, serviks normalnya tertutup dan kaku.
Seiring bertambahnya usia kehamilan, serviks akan perlahan melembut dan memendek hingga akhirnya terbuka untuk persiapan melahirkan. Bukaan serviks akan memungkinkan bayi keluar untuk dilahirkan ke dunia.
Di sisi lain, berat bayi juga akan terus bertambah sehingga menekan serviks. Tekanan yang semakin lama semakin besar bisa menyebabkan serviks terbuka lebih cepat, bahkan sebelum bayi benar-benar siap dilahirkan. Ini adalah penyebab rahim lemah alias inkompetensi serviks.
Rahim lemah tidak bisa diketahui sebelum usia kehamilan tertentu. Kondisi ini biasanya terjadi pada kehamilan trimester kedua hingga akhir trimester ketiga.
Jika Anda pernah mengalami inkompetensi serviks, maka rahim Anda berisiko lemah kembali di kehamilan berikutnya.
Jika Anda mempertimbangkan untuk mencoba hamil lagi, bicarakan dengan dokter kandungan Anda untuk mengetahui risiko dan perawatan yang bisa dilakukan selama kehamilan.
Apa penyebab inkompentensi serviks?
Selain karena pengaruh berat bayi yang lama-lama menekan rahim, beberapa faktor berikut juga dapat meningkatkan risiko rahim lemah, yaitu:
- Pernah menjalani operasi di area serviks, seperti prosedur LEEP (Loop Electrosurgical Excision Procedure)
- Pernah mengalami satu atau lebih kelahiran prematur sebelumnya
- Punya riwayat trauma serviks, misalnya pernah dikuret karena keguguran atau aborsi.
- Memiliki kelainan rahim. Kelainan rahim dan kelainan genetik yang memengaruhi produksi kolagen dapat menyebabkan jaringan serviks jadi melemah.
- Mengonsumsi obat DES (Diethylstilbestrol), terapi hormon sintetis saat hamil.
- Kerusakan jaringan serviks saat proses melahirkan yang sulit.
Infeksi cairan ketuban juga menjadi salah satu faktor risiko rahim lemah yang harus diwaspadai agar kehamilan Anda tidak terganggu.
Gejala dan tanda-tanda inkompetensi serviks
Rahim lemah umumnya tidak menunjukkan gejala berarti. Pada kebanyakan kasus, berikut gejala dan tanda yang perlu Anda waspadai dilansir dari Mayo Clinic:
- Panggul terasa pegal karena tekanan besar
- Sakit punggung
- Kram perut ringan
- Perubahan pada warna keputihan (bisa berwarna putih, kuning, atau kecokelatan)
- Keluar bercak darah dari vagina selama beberapa hari.
Gejala inkompetensi serviks atau rahim lemah biasanya terjadi di antara minggu ke-empat belas sampai 20.
Namun, setiap ibu hamil punya kondisi yang berbeda sehingga gejala yang muncul mungkin berbeda pula. Maka, bila merasakan salah satu atau lebih dari beberapa gangguan di atas, jangan segan untuk segera konsultasi ke dokter.
Bagaimana cara dokter mendiagnosis inkompetensi serviks?
Pemeriksaaan rahim lemah karena inkompetensi serviks tidak menjadi bagian pokok dari cek kandungan rutin. Biasanya kondisi ini tidak terdiagnosis sampai terjadi keguguran di trimester kedua atau ketiga.
Namun, beberapa tes kesehatan yang dilakukan sebelum kehamilan dapat membantu mendeteksi kelainan rahim yang mungkin menjadi penyebab inkompetensi serviks atau rahim lemah.
Jika Anda belum hamil tapi tergolong berisiko tinggi mengalami rahim lemah, konsultasikan dengan dokter untuk minta pemeriksaan yang mendetail.
Prosedur pemeriksaan seperti histerosalpingografi, USG, atau scan MRI dapat memberi tahu dokter seberapa baik kondisi rahim, saluran tuba, panjang leher rahim, dan daerah sekitarnya.
Selama trimester dua, ada baiknya Anda meminta pengujian USG transvaginal, uji panggul, atau tes sampel cairan ketuban untuk memastikan Anda tidak memiliki faktor-faktor risiko penyebab melemahnya rahim atau inkompetensi serviks.
Perawatan dan pengobatan untuk mengatasi inkompetensi serviks
Inkompetensi serviks bisa menyebabkan ibu hamil keguguran atau melahirkan bayi prematur. Untuk mencegah komplikasi ini, cara perawatan atau pengobatannya akan dari penyebab dan faktor risiko yang Anda miliki.
1. Suntik hormon
Jika Anda memiliki riwayat kelahiran prematur, dokter kemungkinan akan menyarankan suntik hormon progesteron selama trimester kedua. Hal ini bertujuan untuk menguatkan jaringan serviks dan rahim agar tidak terjadi inkompetensi serviks.
Namun, Anda perlu konsultasi matang untuk menentukan apakah langkah ini tepat untuk kondisi Anda. Suntik progesteron biasanya tidak selalu efektif untuk semua kasus inkompetensi serviks, terlebih bila ibu mengandung bayi kembar atau lebih.
2. Ikat serviks (cervix cerclage)
Jika serviks Anda mulai terbuka atau memendek dari yang seharusnya, dokter akan merekomendasikan prosedur lanjutan yaitu cervix cerclage.
Sebelum melakukan prosedur ini untuk inkompetensi serviks (rahim lemah), kandungan Anda akan dipantau oleh dokter dengan menggunakan USG setiap pemeriksaan.
USG berguna untuk memeriksa panjang leher rahim, dilakukan setiap dua minggu dari minggu ke-15 sampai minggu ke-24.
Prosedur ikat serviks dilakukan dengan cara memasukkan alat yang disebut dengan spekulum ke dalam vagina. Saat memasukkan alat ini, spekulum dimasukkan bersama USG untuk melihat dengan jelas bagian serviks mana yang akan diikat dan dijahit.
Setelah prosedur jahitan karena inkompetensi serviks selesai, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan USG lagi untuk memeriksa kondisi bayi yang ada di dalam kandungan.
Efeknya, beberapa hari setelah menjalani prosedur ikat rahim, ibu hamil kemungkinan akan mengalami keluar bercak darah, kram, dan nyeri saat kencing.
Perlu diperhatikan, setelah menjalani prosedur ini untuk mengatasi inkompetensi serviks Anda tidak boleh berhubungan seks dulu selama seminggu.
Ini bertujuan untuk memastikan vagina dan serviks telah pulih dari trauma. Namun, penjahitan serviks tidak direkomendasikan untuk ibu yang hamil anak kembar.
3. Istirahat di rumah
Selain perawatan melalui obat dan tindakan medis, Anda juga akan diminta untuk bed rest atau istirahat di rumah saat hamil. Tujuannya agar Anda tidak beraktivitas fisik yang terlalu memberatkan kandungan dan bisa semakin melemahkan serviks Anda.
Ketika mengalami inkompetensi serviks (rahim lemah), Anda mungkin juga disarankan untuk stop berhubungan seks dulu sementara waktu atau mungkin terus selama sisa kehamilan, tergantung kondisi Anda.
Bisakah mencegah rahim melemah?
Sebagian besar kasus rahim lemah (inkompetensi serviks) dipengaruhi oleh faktor genetik, sehingga Anda sulit untuk benar-benar mencegah inkompetensi serviks.
Akan tetapi, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kehamilan tetap sehat hingga kelahiran tiba, antara lain:
- Rutin menjalani pemeriksaan kehamilan
- Menjaga pola makan yang sehat selama hamil (terutama penuhi asupan asam folat, zat besi, dan kalsium)
- Konsumsi vitamin hamil
- Rutin berolahraga ringan untuk menjaga berat badan tetap sehat
Anda juga perlu menghindari paparan zat kimia berbahaya yang bisa meningkatkan komplikasi kehamilan berakibat fatal, misalnya minuman beralkohol dan rokok.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]