Anak kembar tidak selalu memiliki wajah yang mirip. Bahkan, kembaran juga bisa berbeda jenis kelamin, seperti satu perempuan dan satu laki-laki. Kondisi tersebut dinamakan dengan kembar tidak identik atau kembar fraternal. Yuk, ketahui fakta lain seputar kembar tidak identik di sini!
Fakta mengenai kembar tidak identik
Tidak menutup kemungkinan Anda dapat hamil anak kembar. Dari sebagian jenis anak kembar, salah satunya adalah kembar tidak identik atau kembar fraternal.
Kembar fraternal terbentuk dari pembuahan dua sel telur oleh dua sperma yang berbeda. Maka dari itu, kedua janin memiliki plasenta, selaput dalam, dan selaput luar yang berbeda pula.
Jadi, apa itu kembar fraternal alias kembar tak seiras ini? Berikut penjelasan dan fakta lain yang perlu Anda ketahui.
1. Penyebab kembar tidak identik berbeda dengan kembar identik
Anak kembar tidak identik berbeda dengan anak kembar identik. Ini karena anak kembar identik berasal dari sel telur dan sperma yang sama (monozygotic).
Sementara itu, anak kembar tidak identik berasal dari sel telur dan sperma berbeda (dizygotic).
Selama masa subur atau ovulasi, wanita mengeluarkan satu sel telur, entah itu dari indung telur atau ovarium sebelah kiri atau sebelah kanan saja.
Akan tetapi, pada wanita yang hamil anak kembar tidak identik, sel telur yang dilepaskan bukan hanya satu tetapi ada beberapa.
Maka dari itu, sperma yang berbeda akan berenang ke sel-sel telur tersebut. Masing-masing sel telur akhirnya mengalami pembuahan di waktu yang berdekatan.
2. Berasal dari zigot yang berbeda
Kembar fraternal terjadi dari proses pembuahan sel telur dan sperma yang berbeda.
Oleh sebab itu, mereka tumbuh dan berkembang dari zigot yang berbeda pula. Hal ini membuat ibu yang memiliki anak kembar fraternal mengandung dua sel zigot di dalam rahim.
Perlu diketahui bahwa zigot adalah sel yang terbentuk dari hasil dari bersatunya sperma dan sel telur. Zigot inilah yang akan menjadi cikal bakal janin.
Berasal dari zigor yang berbeda, maka anak kembar tidak identik pun akan memiliki kondisi fisik yang berbeda pula nantinya.
3. Jenis kelaminnya bisa berbeda
Kembar fraternal atau tidak identik dapat memiliki jenis kelamin yang sama atau justru berbeda.
Kembar beda kelamin sangat mungkin terjadi pada kembar fraternal karena proses pembuahan berasal dari sel telur dan sperma yang berbeda.
Dapat dikatakan bahwa kembar tidak identik bisa sama-sama perempuan, sama-sama laki-laki, maupun laki-laki dan perempuan.
Jenis kelamin ini dipengaruhi dari kromosom yang dibawa oleh sperma. Sperma bisa membawa kromosom X atau Y, sedangkan wanita hanya membawa kromosom X saja.
Pada kembar fraternal, dua sel telur bisa dibuahi oleh sperma dengan kromosom yang berbeda.
Saat sel telur yang satu dibuahi oleh sperma kromosom Y, makan akan terbentuk janin laki-laki. Sementara itu, saat sel telur lainnya dibuahi oleh sperma kromosom X, makan akan terbentuk janin perempuan.
Oleh karena itu, anak kembar fraternal dapat memiliki jenis kelamin yang berbeda, tidak seperti anak yang kembar identik.
4. Perbedaan fisik dan sifat
Seperti kakak adik pada umumnya, anak kembar tidak identik juga memiliki tampilan fisik yang terlihat sangat berbeda.
Perbedaan ini biasanya terlihat dari warna mata, jenis rambut, bentuk wajah, serta tinggi badan.
Selain itu, sifat yang berbeda juga bisa dialami oleh kembar identik maupun tidak identik. Meski kembar, kemungkinan persamaan sifat mungkin hanya sedikit atau tidak ada sama sekali.
Sebaliknya, tidak menutup kemungkinan pula terdapat anak kembar tidak identik yang memiliki banyak kesamaan sifat walaupun tampilan fisiknya berbeda.
Oleh karena itu, sifat dari anak kembar pun juga tidak dapat diprediksi karena faktor lingkungan dan pengalamannya pun akan ikut berpengaruh.
5. Kesempatan memiliki anak kembar fraternal bersifat genetik
Kemungkinan paling besar mengalami kehamilan kembar ialah karena adanya faktor keturunan. Tahukah Anda bila kembar tidak identik bisa terjadi karena faktor keturunan dalam keluarga?
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, kembar fraternal terjadi karena pembuahan dua buah sel telur dalam waktu bersamaan.
Hal ini juga bisa terjadi karena wanita mengalami hiperovulasi atau mengeluarkan beberapa sel telur dalam setiap siklus.
Hiperovulasi bersifat genetik alias menurun. Wanita yang memiliki gen dengan kondisi ini dapat menurunkannya kembali pada anak perempuannya.
6. Memiliki dua plasenta yang berbeda
Janin kembar identik hidup dengan plasenta yang sama. Lain hal dengan janin kembar fraternal yang mempunyai plasenta masing-masing. Kondisi ini disebut sebagai dichorionic.
Plasenta adalah organ yang berfungsi menyalurkan oksigen dan zat gizi penting untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan.
Organ ini juga bertugas menghalangi kuman atau zat asing dari ibu masuk ke dalam tubuh bayi.
Karena janin kembar fraternal memiliki plasenta yang berbeda, maka kehamilan ini tidak rentan mengalami risiko yang sering terjadi pada janin kembar identik.
Contohnya, janin saling berebut makanan hingga akhirnya asupan nutrisi menjadi tidak merata.
Hal lain yang dapat terjadi adalah kemungkinan tali pusat mudah kusut sehingga mengganggu perkembangan janin.
7. Janin terbentuk dalam waktu yang berbeda
Sudah dijelaskan di atas bahwa pada proses terjadinya anak kembar fraternal atau tidak identik, sel telur yang dilepaskan saat ovulasi lebih dari satu.
Maka dari itu, tidak menutup juga kemungkinan zigot akan terbentuk pada waktu yang berbeda.
Misalnya, satu sel telur dibuahi oleh sperma setelah berhubungan hari ini. Selanjutnya, sel telur lainnya dibuahi saat hubungan intim di hari yang berbeda.
Kondisi ini yang membuat kehamilan anak kembar fraternal bisa memiliki usia kandungan yang beda beberapa hari. Fenomena ini disebut sebagai superfetation.
Kesimpulan
- Kembar tidak identik terjadi saat dua sel telur dibuahi oleh dua sperma yang berbeda.
- Kondisi inilah yang membuat kembar fraternal dapat memiliki jenis kelamin, karakteristik wajah, bahkan sifat yang berbeda.
- Faktor genetik dari pihak ibu dapat meningkatkan kemungkinan hamil anak kembar tidak genetik. Ini terjadi akibat hiperovulasi atau pelepasan lebih dari satu sel telur dalam satu siklus.