Artinya, rasa mual yang dirasakan karena maag mungkin hanya akan bertahan selama dua jam.
Jika pola makan sudah teratur lalu obat-obatan penetralisir dan pengendali asam lambung dikonsumsi, maag akan segera membaik.
Obat-obatan yang umum dikonsumsi untuk maag biasanya tidak akan merespons baik alias tidak mengurangi mual karena kehamilan.
Oleh karena itu, diperlukan golongan obat yang berbeda untuk meredakan mual karena hamil dan maag.
Perbedaan ini terlihat pada lama waktu merasakan mual ini. Pasalnya, pada wanita hamil, rasa mual yang dirasakan saat menghadapi morning sickness bisa bertahan dalam waktu yang tergolong lama.
3. Perbedaan penyebab rasa mual hamil dan maag

Mengingat ada perbedaan antara dua kondisi ini, tentu penyebab dari rasa mual yang dirasakan saat hamil dan saat sakit maag berbeda.
Sebagai contoh, mual saat hamil disebabkan oleh morning sickness. Hal ini sebenarnya tergolong lumrah untuk terjadi pada masa kehamilan, dan biasanya terjadi pada pagi hari.
Hal ini disebabkan karena siklus diurnal dari hormon Beta-HCG, yakni kadarnya lebih tinggi pada pagi hari terutama saat bangun tidur.
Meski begitu, bukan berarti jika mengalami mual saat hamil di siang, sore atau malam hari, Anda tergolong tidak normal.
Namun, hal yang patut diwaspadai adalah jika mual yang dialami disertai muntah yang berlebihan atau sampai menimbulkan dehidrasi.
Sementara, mual yang terjadi saat sakit maag sebagai gejala maag adalah rasa pahit di sekitar mulut. Rasa pahit ini biasanya berasal dari asam lambung.
Biasanya juga akan batuk-batuk hingga bersendawa berkali-kali saat merasakannya. Tak heran jika kondisi ini menyebabkan Anda merasakan mual saat sakit maag.
4. Mual maag berhubungan dengan terlambat makan

Perbedaan mual hamil dan maag selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah hubungannya dengan telat makan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab mual saat hamil adalah adanya faktor hormonal.
Sementara, perbedaan mual saat hamil dan maag adalah mual yang dirasakan saat maag berkaitan erat dengan terlambat makan.
Artinya, mual saat hamil tidak ada hubungannya dengan pola makan yang tidak teratur. Bahkan, rasa mual yang dialami saat hamil mungkin saja menyebabkan pola makan berantakan.
Sementara itu, rasa mual yang terjadi karena sakit maag, rasa mual bisa saja terjadi karena telat makan.
Setelah asam lambung netral dan makanan bisa masuk alias lambung terisi, maag segera membaik dan rasa mual pun hilang.
5. Mual hamil sensitif terhadap bau

Perbedaan selanjutnya adalah adanya sensitivitas terhadap bau yang dicium.
Pada ibu hamil, mual yang dirasakan di awal kehamilan biasanya disebabkan oleh indera penciuman yang menjadi lebih sensitif. Khususnya, pada bau-bau tertentu yang cukup menyengat.
Bahkan, mungkin indera penciuman menjadi lebih sensitif mencium bau yang sebelumnya tidak berpengaruh pada penciumannya.
Salah satu bau yang mungkin membuat wanita hamil menjadi sangat sensitif adalah asap rokok.
Selain itu, makanan dengan aroma tertentu yang biasa dikonsumsi pun juga bisa membuat mual saat hamil, terutama yang beraroma tajam seperti telur dan bawang.
Sekilas, mual tanda hamil dan maag memang memiliki gejalanya yang hampir serupa.
Sementara itu, mual yang disebabkan maag mungkin tidak ada kaitannya dengan sensitif pada bau, tetapi lebih kepada rasa sensitif terhadap rasa.
Jika masih ragu meski telah mengetahui berbagai perbedaan tersebut, Anda bisa memastikan penyebabnya dengan beberapa cara.
Hal yang paling mudah untuk memastikan adanya kehamilan, bisa menggunakan test pack untuk uji kehamilan.
Selain itu, jika keluhan masih berlanjut atau masih ragu, ada baiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat diagnosis yang akurat dan penanganan yang tepat.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar