1. Pemulihan kondisi mental
Aktivitas fisik yang intens membuat atlet berisiko mengalami cedera. Selain menimbulkan masalah fisik, cedera bisa membuat kondisi mental atlet terguncang.
Ada berbagai perasaan yang muncul setelah cedera, seperti marah, frustrasi, takut, dan putus asa. Psikolog bisa membantu memulihkan guncangan psikologis yang dialami.
Tidak hanya itu, para psikolog juga membantu meningkatkan kepercayaan diri atlet agar siap kembali ke lapangan setelah cedera pulih.
2. Memperkuat mental
Psikologi olahraga berguna untuk menjaga kondisi mental seseorang agar tetap kuat.
Saat mental atlet lebih kuat, mereka akan memiliki:
- pendirian teguh,
- tidak mudah menyerah,
- bangkit dengan cepat setelah kegagalan, dan
- mampu mempertahankan konsentrasi saat berhadapan dengan gangguan.
Kondisi mental yang tangguh berpengaruh terhadap performa olahraga. Hal ini sejalan dengan hasil studi terbitan German Journal of Exercise and Sport Research (2019).
Atlet yang memiliki kemampuan fisik dan kognitif yang baik ternyata memiliki mental yang lebih tangguh.
3. Meningkatkan konsentrasi

Psikologi olahraga berperan penting dalam membantu para atlet mengelola fokus dengan mandiri.
Pasalnya, saat di lapangan, ada banyak hal yang bisa mengganggu fokus, seperti teriakan suporter dan awak media.
Tak hanya itu, penilaian buruk pada diri sendiri, rasa ingin menyerah, serta kemarahan atau kekecewaan atas hasil yang buruk juga bisa memecah konsentrasi atlet.
Kondisi tersebut membuat atlet tidak bisa mengerahkan potensinya semaksimal mungkin saat bertanding.
4. Menentukan target dengan gambaran yang jelas
Salah satu teknik yang kerap dilakukan dalam psikologi olahraga adalah visualisasi.
Teknik ini mengandalkan imajinasi atlet untuk membayangkan dirinya bisa melewati segala tantangan atau memenangkan pertandingan.
Hal ini membantu atlet berupaya untuk mencapai target yang ia bayangkan. Melalui teknik ini, atlet bisa mengasah kemampuan berolahraga dan lebih tenang saat di lapangan.
Teknik ini juga kerap digunakan oleh atlet-atlet yang berkompetisi di olimpiade.
5. Menurunkan kecemasan
Tekanan untuk memenangkan kompetisi dan harus disiplin menjalani latihan yang intens membuat atlet rentan mengalami kecemasan dan kelelahan mental.
Tak jarang, rasa cemas terjadi sesaat sebelum kompetisi dimulai. Ketegangan dan pikiran negatif yang muncul ini bisa menurunkan performa.
Nah, psikologi olahraga bisa melatih atlet untuk menghadapi masalah ini.
Psikolog bisa mencoba beberapa strategi untuk mengatasi kecemasan atlet, diantaranya: teknik relaksasi, mengubah pikiran negatif, dan mencari pengalihan dari kecemasan.
Dengan begitu, atlet bisa menjaga ketenangan pikiran, meningkatkan motivasi olahraga, serta melawan rasa lelah mental atau burnout.
6. Meningkatkan motivasi dan memperkuat tim

Dalam psikologi olahraga, motivasi terbagi menjadi dua, yakni motivasi intrinsik (dari dalam diri) dan motivasi ekstrinsik (dari luar).
Contoh motivasi intrinsik adalah keinginan untuk menang atau rasa bangga yang timbul setelah memberikan performa yang maksimal meskipun kalah.
Sementara itu, motivasi ekstrinsik biasanya berasal dari pencapaian yang diakui dari medali, hadiah, atau pengakuan dari orang banyak.
Psikologi olahraga berperan penting dalam meningkatkan motivasi intrinsik para atlet. Semakin tinggi motivasi intrinsik, semakin baik efeknya untuk atlet.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar