backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Psikologi Olahraga, Aspek yang Bisa Meningkatkan Performa Atlet

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 26/01/2024

Psikologi Olahraga, Aspek yang Bisa Meningkatkan Performa Atlet

Para atlet profesional memang perlu menjaga kemampuan dan keterampilan fisik. Namun, kondisi mental turut memengaruhi performa mereka di lapangan. Untuk itu, psikolog atau pelatih olahraga dapat menggunakan ilmu psikologi untuk membantu para atlet, sehingga mereka bisa mencapai performa terbaiknya. 

Apa itu psikologi olahraga?

Psikologi olahraga adalah ilmu psikologi yang bertujuan mendalami dan mengembangkan perilaku seseorang, utamanya olahragawan atau atlet profesional, saat berolahraga.

Faktor psikologis atau kondisi mental erat berkaitan dengan performa berolahraga, latihan rutin, dan aktivitas fisik harian yang dilakukan atlet. 

Ilmu ini biasanya dipelajari oleh psikolog olahraga saat mendampingi atlet profesional. Psikolog membantu atlet untuk menjaga kesehatan dan kualitas hidup mereka secara menyeluruh.

Pelatih juga bisa memakai pendekatan psikologi olahraga untuk memotivasi atlet.

Terlepas dari itu, Anda yang gemar berolahraga dan ingin terus meningkatkan kemampuan fisik juga bisa menerapkan ilmu psikologi ini.

Hal ini bisa membantu Anda mencapai target latihan, menjaga motivasi, dan lebih menikmati proses olahraga itu sendiri.

Apa saja jenis-jenis psikologi olahraga?

Pada dasarnya, psikologi olahraga membantu seseorang meningkatkan performa olahraganya secara konsisten. 

Ilmu psikologi ini terbagi lagi menjadi beberapa ruang lingkup yang memiliki metode dan tujuan yang berbeda. Berikut jenis-jenisnya.

1. Psikologi olahraga klinis

Bidang ini berfokus pada penanganan masalah mental pada atlet, seperti depresi, cemas, atau masalah makan. 

Psikolog menerapkan metode yang menggabungkan strategi psikologi olahraga secara umum dan terapi psikologis.

Cara ini dapat menyembuhkan dan mengatasi masalah mental yang menghambat performa olahraga atlet.

2. Psikologi olahraga edukasi

Dalam bidang ini, psikolog menggunakan berbagai metode psikologi untuk meningkatkan performa atlet. 

Psikolog akan mengajarkan dan mengarahkan atlet untuk mengelola masalah mental dan memaksimalkan potensinya secara mandiri. 

Beberapa metode yang digunakan, yakni manajemen energi, self-talk atau berbincang dengan diri sendiri, dan penerapan tujuan.

3. Psikologi latihan olahraga

Cabang psikologi olahraga ini membantu seseorang memulai kebiasaan olahraga serta mempertahankannya.

Psikolog atau pelatih akan mendorong seseorang untuk menjadikan olahraga sebagai bagian dari kebiasaannya. 

Hal tersebut dilakukan dengan menetapkan target olahraga, memotivasi, dan membantu menumbuhkan kesadaran berolahraga dengan teknik mindfulness.

Apa saja kegunaan psikologi olahraga?

Psikologi olahraga berguna untuk hal-hal berikut.

1. Pemulihan kondisi mental

Aktivitas fisik yang intens membuat atlet berisiko mengalami cedera. Selain menimbulkan masalah fisik, cedera bisa membuat kondisi mental atlet terguncang. 

Ada berbagai perasaan yang muncul setelah cedera, seperti marah, frustrasi, takut, dan putus asa. Psikolog bisa membantu memulihkan guncangan psikologis yang dialami. 

Tidak hanya itu, para psikolog juga membantu meningkatkan kepercayaan diri atlet agar siap kembali ke lapangan setelah cedera pulih.

2. Memperkuat mental

Psikologi olahraga berguna untuk menjaga kondisi mental seseorang agar tetap kuat. 

Saat mental atlet lebih kuat, mereka akan memiliki:

  • pendirian teguh,
  • tidak mudah menyerah,
  • bangkit dengan cepat setelah kegagalan, dan
  • mampu mempertahankan konsentrasi saat berhadapan dengan gangguan.

Kondisi mental yang tangguh berpengaruh terhadap performa olahraga. Hal ini  sejalan dengan hasil studi terbitan German Journal of Exercise and Sport Research (2019).

Atlet yang memiliki kemampuan fisik dan kognitif yang baik ternyata memiliki mental yang lebih tangguh.

3. Meningkatkan konsentrasi

mental kuat

Psikologi olahraga berperan penting dalam membantu para atlet mengelola fokus dengan mandiri.

Pasalnya, saat di lapangan, ada banyak hal yang bisa mengganggu fokus, seperti teriakan suporter dan awak media.

Tak hanya itu, penilaian buruk pada diri sendiri, rasa ingin menyerah, serta kemarahan atau kekecewaan atas hasil yang buruk juga bisa memecah konsentrasi atlet.

Kondisi tersebut membuat atlet tidak bisa mengerahkan potensinya semaksimal mungkin saat bertanding. 

4. Menentukan target dengan gambaran yang jelas

Salah satu teknik yang kerap dilakukan dalam psikologi olahraga adalah visualisasi.

Teknik ini mengandalkan imajinasi atlet untuk membayangkan dirinya bisa melewati segala tantangan atau memenangkan pertandingan. 

Hal ini membantu atlet berupaya untuk mencapai target yang ia bayangkan. Melalui teknik ini, atlet bisa mengasah kemampuan berolahraga dan lebih tenang saat di lapangan. 

Teknik ini juga kerap digunakan oleh atlet-atlet yang berkompetisi di olimpiade.

5. Menurunkan kecemasan

Tekanan untuk memenangkan kompetisi dan harus disiplin menjalani latihan yang intens membuat atlet rentan mengalami kecemasan dan kelelahan mental.

Tak jarang, rasa cemas terjadi sesaat sebelum kompetisi dimulai. Ketegangan dan pikiran negatif yang muncul ini bisa menurunkan performa.

Nah, psikologi olahraga bisa melatih atlet untuk menghadapi masalah ini. 

Psikolog bisa mencoba beberapa strategi untuk mengatasi kecemasan atlet, diantaranya: teknik relaksasi, mengubah pikiran negatif, dan mencari pengalihan dari kecemasan.

Dengan begitu, atlet bisa menjaga ketenangan pikiran, meningkatkan motivasi olahraga, serta melawan rasa lelah mental atau burnout.

6. Meningkatkan motivasi dan memperkuat tim

Dalam psikologi olahraga, motivasi terbagi menjadi dua, yakni motivasi intrinsik (dari dalam diri) dan motivasi ekstrinsik (dari luar).

Contoh motivasi intrinsik adalah keinginan untuk menang atau rasa bangga yang timbul setelah memberikan performa yang maksimal meskipun kalah.

Sementara itu, motivasi ekstrinsik biasanya berasal dari pencapaian yang diakui dari medali, hadiah, atau pengakuan dari orang banyak.

Psikologi olahraga berperan penting dalam meningkatkan motivasi intrinsik para atlet. Semakin tinggi motivasi intrinsik, semakin baik efeknya untuk atlet.

Manfaat psikologi olahraga dalam meningkatkan performa atlet

  • Pemulihan kondisi mental.
  • Memperkuat mental.
  • Meningkatkan konsentrasi.
  • Menentukan target dengan gambaran yang jelas.
  • Menurunkan kecemasan.
  • Meningkatkan motivasi dan memperkuat tim.

Penerapan psikologi olahraga pada atlet

Studi pada jurnal Exercise & Sport Psychology of American Psychological Association (2014) menyebutkan beberapa hal bisa membantu meningkatkan konsentrasi, mengurangi cemas, dan memulihkan trauma cedera para atlet.

Berikut adalah penjelasan lebih lengkapnya.

1. Fokus pada hal yang bisa dikendalikan 

Atlet harus mengenali beberapa hal yang bisa dikendalikan, yakni reaksi ketika muncul kesalahan atau kualitas permainan. Sementara, hal-hal lain yang di luar kendali, yakni respons penonton atau wartawan.

Untuk itu, pusatkan pikiran kepada hal-hal yang bisa dikendalikan oleh diri sendiri. Tujuannya, kinerja di lapangan tetap terjaga dan energi tidak terbuang sia-sia.

2. Latihan simulasi

Bayangkan jika berada di lapangan dan berolahraga secara profesional. Atlet harus menjaga performa dan mencapai target semaksimal mungkin.

Hal ini membuat atlet akan mengesampingkan beban pikiran yang tidak berkaitan dengan tujuan berkompetisi. Jadi, konsentrasi lebih terjaga.

3. Latihan konsentrasi

kegunaan psikologi olahraga

Konsentrasi akan terganggu jika memperhatikan hal-hal di luar kendali, terutama hal yang tidak berkaitan dengan performa di lapangan.

Oleh karena itu, atlet perlu mengenali hal-hal yang mengganggu konsentrasi, lalu  kembali fokus pada olahraga yang dilakukan.

4. Isyarat konsentrasi

Saat bertanding atau berada di lapangan, atlet tidak bisa bergantung kepada psikolog atau pelatih terus-menerus untuk mengingatkan dirinya perlu menjaga fokus.

Atlet sebaiknya memiliki beberapa kata kunci, isyarat, atau benda yang bisa menjaga konsentrasinya selama berolahraga.

5. Relaksasi otot

Ini adalah teknik relaksasi yang digunakan untuk mengurangi respon cemas. Caranya, sama seperti latihan kekuatan otot, atlet mengencangkan otot tubuh dengan cara mengambil napas terlebih dulu. 

Selanjutnya, lemaskan tubuh kembali saat mengembuskan napas. Ini akan menimbulkan sensasi rileks sehingga kecemasan mereda.

6. Cognitive behavioral therapy

Cognitive behavioral therapy (CBT) adalah teknik dalam psikologi olahraga yang berguna untuk mengatasi masalah mental pada atlet, seperti depresi dan kecemasan.

Terapi ini mengajak atlet untuk mengubah pola pikir dan perilaku negatif. Tak hanya itu, atlet pun dilatih menghadapi rasa takut.

Psikolog akan mengarahkan atlet untuk mengevaluasi pola pikirnya dan mencari solusi untuk lepas dari cara pandang yang negatif. 

7. Biofeedback

Psikolog akan meminta atlet untuk merasakan tubuhnya ketika stres, seperti otot tegang, jantung berdebar, dan gemetar.

Setelah bisa merasakan sensasi tidak nyaman ini, atlet akan berupaya menguranginya. Jadi, sensasi negatif ini bisa segera dikendalikan.

8. Hipnoterapi

Ini adalah terapi psikologi yang memberikan sugesti kepada atlet yang berada dalam keadaan rileks dan fokus. Hipnoterapi membantu atlet untuk fokus dan mengurangi stres.

Para atlet perlu melewati rangkaian latihan keras dan menghadapi berbagai tuntutan untuk selalu tampil maksimal dan menang. Semua hal ini bisa memengaruhi kondisi mentalnya. 

Hipnoterapi dapat membantu mengatasi masalah tersebut. Terapi ini juga berguna untuk mengembangkan performa dan penyembuhan trauma pada atlet.

Jadi, psikologi olahraga merupakan aspek penting yang bisa membantu atlet menghadapi masalah dan mengelola pikiran serta emosi negatif. 

Kondisi psikologis yang sehat bisa membantu atlet meningkatkan kemampuannya di lapangan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan

General Practitioner · None


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 26/01/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan