backup og meta

5 Manfaat Skipping Selain Bisa Menambah Tinggi Badan Anda

5 Manfaat Skipping Selain Bisa Menambah Tinggi Badan Anda

Lompat tali atau skipping merupakan salah satu olahraga kardio yang murah meriah dan mudah untuk Anda lakukan. Selain menyehatkan bagi jantung dan paru-paru, terdapat banyak manfaat skipping bagi kebugaran tubuh, salah satunya sebagai olahraga menambah tinggi badan.

Manfaat skipping atau lompat tali bagi kesehatan tubuh

Skipping yang juga dikenal sebagai lompat tali atau jump rope ini merupakan alternatif olahraga kardio yang mudah, bahkan bisa Anda lakukan tanpa keluar rumah. 

Bukan hanya mudah dan murah, olahraga ini juga cukup menantang batas kemampuan diri Anda untuk melakukan lompatan secepat-cepatnya dan sebanyak-banyaknya.

Apabila melakukan teknik lompat tali dengan benar, Anda bisa merasakan berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh sebagai berikut ini.

1. Menambah tinggi badan

lompat tali

Skipping dan olahraga teratur lainnya bisa membantu Anda menambah tinggi badan.

Selama berolahraga, kelenjar pituitari akan melepaskan lebih banyak hormon pertumbuhan (HGH) untuk mendukung pertumbuhan tinggi badan maksimal.

Sayangnya, manfaat skipping satu ini hanya efektif pada anak-kanak dan remaja.

Pertumbuhan tulang yang didukung oleh produksi hormon HGH yang masih memuncak pada masa pubertas bisa membantu pembentukan sel-sel tulang baru agar tubuh bertambah tinggi.

Tinggi badan akan berhenti tumbuh umumnya saat Anda menginjak usia 16 tahun pada wanita dan 18 tahun pada pria. Selanjutnya, tinggi badan akan mulai menyusut mulai usia 40 tahun hingga seterusnya.

Berdasarkan fakta ini, orang dewasa tidak bisa merasakan efek pertumbuhan tinggi badan dari olahraga skipping

2. Menurunkan berat badan

Sama seperti olahraga kardio lainnya, lompat tali atau skipping bermanfaat dalam membantu penurunan berat badan Anda.

Olahraga skipping yang Anda lakukan dalam waktu singkat dan intensitas tinggi mampu membakar kalori yang bahkan lebih efektif dari berlari, lho!

Dikutip dari Harvard Health Publishing, orang dengan berat badan 70 kilogram yang melakukan skipping dengan durasi 30 menit mampu membakar sekitar 421 kalori dalam intensitas tinggi dan 281 kalori dalam intensitas rendah.

Hal ini bahkan lebih tinggi dari rata-rata joging atau berlari dengan intensitas sedang yang mampu membakar 200-300 kalori saja.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, Anda sebaiknya melakukan variasi olahraga lain, seperti latihan kekuatan yang sekaligus bisa membentuk massa otot.

Selain itu, Anda juga perlu mengatur pola makan seimbang dengan membatasi asupan kalori.

3. Meningkatkan kesehatan jantung

Olahraga ini secara rutin bisa meningkatkan detak jantung Anda, yang mana baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular). 

Latihan intensitas tinggi terbukti dapat mencegah risiko penyakit jantung dan stroke.

Studi terbitan European Journal of Applied Physiology pada 2018 menguji efektivitas lompat tali selama 12 minggu pada 40 remaja wanita obesitas dan memiliki kondisi prahipertensi.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan remaja wanita mengalami penurunan lemak tubuh, denyut nadi stabil, dan tekanan darah yang lebih baik setelah latihan.

Kondisi ini bisa berkontribusi pada kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

4. Melatih keseimbangan dan koordinasi tubuh

Keseimbangan dan koordinasi tubuh sangat Anda butuhkan saat melakukan lompat tali.

Lompatan terus-menerus dalam kecepatan tinggi bisa melatih tubuh Anda tetap seimbang dan tidak terjatuh selama melakukan latihan.

Lompat tali pada tingkatan berikutnya juga bisa Anda lakukan dengan mengayunkan tali sebanyak dua kali dalam sekali lompatan.

Hal ini memengaruhi koordinasi beberapa bagian tubuh sekaligus, terutama kaki dan pergelangan tangan Anda.

Journal of Sports Science and Medicine pada 2015 menerbitkan studi yang menguji efek latihan lompat tali pada pemain sepak bola remaja.

Studi ini menunjukkan peningkatan keterampilan motorik, terutama keseimbangan dan koordinasi, yang lebih baik daripada latihan sepak bola biasa setelah 8 minggu pengujian.

5. Memperkuat kepadatan tulang

Walaupun tidak bisa membuat badan jadi lebih tinggi lagi, orang dewasa yang rutin melakukan olahraga skipping mampu memperkuat otot serta menjaga kekuatan dan kepadatan tulang.

Pada orang dewasa yang tidak lagi mengalami pertumbuhan, pembentukan sel-sel tulang baru akan mengisi tulang sehingga membuatnya semakin padat.

Kondisi ini tentu akan membuat tulang Anda semakin kuat dan menurunkan risiko pengeroposan tulang.  

Gerakan lompat tali secara berulang-ulang juga akan membentuk otot-otot kaki Anda semakin kuat. Latihan kekuatan otot kaki ini bisa membantu Anda tidak cepat lelah saat berjalan jauh atau saat menaiki tangga.

Hal-hal yang perlu Anda perhatikan saat olahraga skipping

peralatan lompat tali

Berbagai manfaat olahraga skipping bisa Anda rasakan di mana saja dan kapan saja, serta hanya memerlukan peralatan yang harganya relatif terjangkau.

Cara melakukan latihan lompat tali pun mudah dan siapa saja bisa melakukannya, mulai anak-anak hingga orang dewasa.

Berikut adalah beberapa tips dalam berolahraga lompat tali agar jadi lebih aman dan Anda terhindar dari risiko cedera.

  • Pakai tali dengan panjang sesuai ukuran tinggi badan Anda. Bagi pemula, lebih baik menggunakan tali beaded rope.
  • Gunakan pakaian olahraga yang nyaman dan sepatu olahraga, seperti sepatu lari atau sepatu training yang tidak licin di permukaan lantai.
  • Pilihlah lokasi latihan skipping yang aman dan tidak ada gangguan, yakni area seluas 1×2 meter dengan tinggi ruangan lebih dari 30 cm dari atas kepala Anda.
  • Hindari melakukan lompat tali pada permukaan, seperti karpet, rumput, lantai beton, dan aspal. Sebaiknya gunakan matras olahraga untuk melapisi permukaan lantai.
  • Lakukan latihan lompat tali sesuai kemampuan tubuh Anda. Bila merasa lelah atau sulit bernapas, segera berhenti dan bisa ulangi apabila kondisi tubuh sudah stabil.

Catatan akhir


Jika Anda memiliki masalah persendian dan pengeroposan tulang, konsultasikan lebih dulu ke dokter sebelum berolahraga skipping untuk menghindari risiko cedera. Berolahragalah dengan intensitas yang cukup untuk mendapatkan manfaatnya. 

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Bellver, M., Drobnic, F., Jovell, E., Ferrer-Roca, V., Abalos, X., Del Rio, L., & Trilla, A. (2021). Jumping rope and whole-body vibration program effects on bone values in Olympic artistic swimmers. Journal of Bone and Mineral Metabolism, 39(5), 858–867. https://doi.org/10.1007/s00774-021-01224-3

Calories burned in 30 minutes for people of three different weights – Harvard Health. Harvard Health. (2021). Retrieved 25 March 2021, from https://www.health.harvard.edu/diet-and-weight-loss/calories-burned-in-30-minutes-of-leisure-and-routine-activities

Yang, X., Lee, J., Gu, X., Zhang, X., & Zhang, T. (2020). Physical Fitness Promotion among Adolescents: Effects of a Jump Rope-Based Physical Activity Afterschool Program. Children, 7(8), 95. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7463663/

Sung, K., Pekas, E., Scott, S., Son, W., & Park, S. (2018). The effects of a 12-week jump rope exercise program on abdominal adiposity, vasoactive substances, inflammation, and vascular function in adolescent girls with prehypertension. European Journal Of Applied Physiology, 119(2), 577-585. https://doi.org/10.1007/s00421-018-4051-4 

Moran, J., Ramirez-Campillo, R., & Granacher, U. (2018). Effects of jumping exercise on muscular power in older adults: a meta-analysis. Sports Medicine48, 2843-2857. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30341594/

Sung, K. D., Pekas, E. J., Scott, S. D., Son, W. M., & Park, S. Y. (2018). The effects of a 12-week jump rope exercise program on abdominal adiposity, vasoactive substances, inflammation, and vascular function in adolescent girls with prehypertension. European Journal of Applied Physiology, 119(2), 577–585. https://doi.org/10.1007/s00421-018-4051-4

Trecroci, A., Cavaggioni, L., Caccia, R., & Alberti, G. (2015). Jump Rope Training: Balance and Motor Coordination in Preadolescent Soccer Players. Journal of sports science & medicine, 14(4), 792–798. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4657422/

Tucker, L. A., Strong, J. E., LeCheminant, J. D., & Bailey, B. W. (2015). Effect of Two Jumping Programs on Hip Bone Mineral Density in Premenopausal Women: A Randomized Controlled Trial. American Journal of Health Promotion, 29(3), 158–164. https://doi.org/10.4278/ajhp.130430-quan-200

 

Versi Terbaru

03/05/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

11 Olahraga Rutin untuk Bantu Menurunkan Berat Badan Anda

Olahraga Kardio vs Angkat Beban, Mana yang Lebih Cepat Turunkan Berat Badan?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 03/05/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan