Pada orang dengan berat badan 100 kg kecepatan berjalan atau berlari rata-rata 7 km/jam. Maka jika Anda berada di bawah kecepatan ini, langkah berjalan akan lebih menghemat tenaga dibandingkan dengan berlari. Namun jika berada di atas kecepatan ini, mengambil langkah berlari akan lebih efisien.
Hal-hal yang harus Anda perhatikan saat olahraga jalan atau lari

Olahraga lari biasanya membutuhkan kecepatan, sehingga akan memberikan banyak tekanan pada jantung, paru-paru, dan otot tubuh Anda. Oleh karena itu, kalori yang terbakar selama berlari akan lebih banyak daripada berjalan kaki, tergantung dari kecepatannya.
Sebagai contoh, orang dengan berat badan 72 kilogram yang berjalan kaki selama 60 menit bisa membakar 317 kalori (5 km/jam) dan 374 kalori (6,5 km/jam). Sementara itu pada kondisi yang sama, berlari lebih efektif membakar 615 kalori (8 km/jam), 739 kalori (9,5 km/jam), 835 kalori (11 km/jam), 979 kalori (13 km/jam), hingga 1.306 kalori (16 km/jam).
Walaupun efektif dalam membakar kalori, jalan kaki nyatanya akan lebih baik dilakukan pada kondisi tertentu. Pasalnya, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan untuk menghindari risiko gangguan atau cedera selama berlari.
- Lari menurunkan sistem imun. Lari jarak jauh, seperti lari maraton lebih rentan untuk membuat stres sistem kekebalan tubuh. Hal ini karena berlari tidak hanya membakar lemak, namun juga jaringan otot. Sedangkan, berjalan kaki pada umumnya tidak akan menurunkan sistem kekebalan tubuh Anda.
- Lari bisa merusak jantung. Sebuah studi menunjukan seorang pelari mungkin akan mengalami peningkatan serum untuk stres jantung, setelah melakukan perlombaan. Peningkatan serum yang dikenal sebagai triplet protein atau troponin ini pada kadar tertentu bisa menyebabkan kerusakan jantung.
- Lari memicu osteoarthritis (radang sendi). Menurut American Journal of Sports Medicine, berlari tidak ada kaitannya dengan osteoarthritis atau radang sendi. Namun, jika mencapai titik tertentu, berlari bisa meningkatkan risiko cedera dan radang sendi. Umumnya, kondisi ini terjadi pada pelari yang memiliki riwayat cedera dan berlari dalam waktu lama.
- Lari bisa merusak tulang rawan. Berlari bisa meningkatkan risiko kerusakan tulang rawan, apabila dilakukan pada jarak atau durasi tertentu. Namun, studi dalam jurnal Physical Therapy in Sport menunjukan bahwa lari hanya menimbulkan efek merugikan jangka pendek dan tidak memengaruhi volume serta ketebalan tulang rawan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar