backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Perawatan untuk Mengatasi 5 Efek Samping dari Radioterapi

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 04/08/2021

    Perawatan untuk Mengatasi 5 Efek Samping dari Radioterapi

    Radioterapi merupakan terapi menggunakan gelombang radiasi pada tubuh manusia dan sering digunakan untuk pengobatan kanker. Gelombang radiasi digunakan untuk menghancurkan dan mencegah penyebaran sel tumor ganas di dalam tubuh dengan cara merusak DNA pembelahan diri sel kanker. Namun, sinar radiasi bisa ikut menghancurkan sel-sel sehat sehingga menimbulkan efek samping tertentu. Bagaimana perawatan dan pemulihan yang diperlukan setelah menjalani radioterapi?

    Cara mengatasi efek samping dari radioterapi

    Selama menjalani radioterapi, pasien tidak akan merasakan rasa sakit sama sekali. Keluhan umumnya terasa setelah terapi dilakukan.

    Efek samping yang dialami oleh pasien pasca-radioterapi bisa berbeda-beda tergantung pada bagian tubuh yang terkena paparan radiasi. Keluhan yang dialami bisa berlangsung sementara atau berkepanjangan (kronis).

    Pasien dapat mengalami efek samping secara langsung setelah melakukan terapi, tapi keluhan juga bisa muncul setelah berminggu-minggu menjalani radioterapi untuk kanker.

    Bagi Anda yang menjalani radioterapi dan mengalami efek samping jangka pendek ataupun jangka panjang, cobalah tips perawatan berikut untuk mengatasi gejalanya.

    1.  Mengatasi kelelahan akibat radioterapi

    pola tidur yang baik

    Kelelahan menjadi salah satu efek samping yang paling sering dialami setelah menjalani radioterapi. Menurut American Cancer Society, kelelahan akibat terapi radiasi berbeda dengan kelelahan yang dialami setelah melakukan aktivitas fisik yang berat.

    Anda bisa terus-menerus merasa kelelahan, bahkan rasa lelah biasanya tidak hilang meskipun telah beristirahat. Selain lelah secara fisik, pasien biasanya juga mengalami kelelahan emosional karena cenderung lebih mudah merasa cemas dan gelisah.

    Istirahat yang cukup merupakan cara yang tepat untuk mengatasi efek samping dari radioterapi ini. Pastikan Anda juga mendapatkan asupan cairan dan nutrisi yang cukup untuk menghindari dehidrasi sekaligus meningkatkan energi.

    Untuk mengurangi kecemasan, Anda bisa melakukan kegiatan yang menenangkan atau hal yang Anda sukai, misalnya berkebun, meditasi, atau olahraga ringan seperti yoga,

    Melakukan interaksi sosial dengan teman dan orang terdekat juga bisa membantu menghilangkan rasa cemas. Namun, pastikan Anda tidak melakukan kegiatan yang membutuhkan banyak energi.

    2. Pemulihan untuk diare, mual, dan muntah

    Minum air putih selama puasa sebelum tes darah

    Mual, muntah, dan diare merupakan efek samping yang umum dialami saat terapi radiasi dilakukan di sekitar perut, biasanya untuk menghilangkan kanker pada hati, ginjal, pankreas, atau usus.

    Perawatan yang perlu dilakukan untuk mengatasi efek samping radioterapi ini adalah dengan menjaga tubuh tetap terhidrasi dan memperhatikan asupan nutrisi.

    Saat Anda mengalami diare yang dibarengi dengan mual dan muntah, perbanyaklah konsumsi cairan. Minum 8-12 gelas air putih dalam sehari. Hindari minuman yang bisa memicu dehidrasi atau memperparah kondisi diare seperti alkohol, kopi, dan minuman tinggi serat seperti jus buah.

    Hindari juga mengonsumsi banyak makanan dalam satu waktu. Saat mengalami gejala, cobalah untuk makan dalam porsi kecil tapi lebih sering, misalnya 5-6 kali dalam sehari.

    Pilihlah makanan yang kaya natrium seperti pisang atau kentang rebus. Natrium dapat mengikat elektrolit sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan cairan saat mengalami diare.

    3. Menghilangkan gangguan mulut karena radioterapi

    Mengatasi bau mulut akibat diabetes

    Terapi radiasi yang dilakukan di sekitar kepala dan leher, terutama untuk pengobatan kanker mulut dan lidah,  dapat menyebabkan gangguan mulut tertentu.

    Beberapa efek samping yang umum dialami mulai dari mulut kering, bau mulut, sariawan, gangguan indra perasa, hingga infeksi gigi dan mulut.

    Gangguan tersebut bisa hilang setelah pasien berhenti menjalani radioterapi, tapi gejala seperti mulut kering atau bau mulut bisa terus menetap. Beberapa cara bisa dilakukan untuk mengatasi efek samping radioterapi yang menyerang mulut.

    • Jaga mulut tetap lembab dengan banyak minum air putih dan mengunyah permen karet tanpa gula.
    • Bersihkan gigi, gusi, dan lidah setiap habis makan dan sebelum tidur, gunakan pasta gigi yang tidak mengandung deterjen dan alkohol.
    • Pakai air hangat untuk mencuci mulut setelah sikat gigi, hindari berkumur dengan cairan antiseptik.
    • Pakailah benang untuk membersihkan sela-sela gigi.
    • Cuci mulut secara rutin dengan berkumur menggunakan larutan garam atau soda kue.
    • Rutin memeriksakan kesehatan gigi, gusi, dan mulut ke dokter gigi.

    4.  Mengatasi rambut rontok akibat radioterapi

    mengatasi rambut rontok saat pemulihan pascaradioterapi

    Radioterapi di sekitar kepala, misalnya untuk kanker otak atau kanker mata, bisa menyebabkan kerontokan rambut yang serius. Pasien biasanya mulai mengalami kerontokan rambut setelah seminggu melakukan terapi radiasi.

    Rambut memang bisa kembali tumbuh setelah terapi dihentikan. Namun, pertumbuhannya bisa lebih lambat, rambut juga menjadi lebih tipis, dan teksturnya lebih kasar dibandingkan sebelum terapi dilakukan.

    Pengobatan kanker yang membutuhkan radiasi berdosis tinggi bahkan bisa menghentikan pertumbuhan rambut sepenuhnya. Untuk mengatasi kerontokan rambut pasca-radioterapi, lakukanlah cara pemulihan seperti di bawah ini.

    • Memotong rambut sampai pendek atau mencukurnya sampai plontos, pilihlah salah satu yang paling membuat Anda nyaman.
    • Menutupi kepala dengan kain bermotif atau rambut palsu dengan potongan yang Anda sukai sehingga tetap nyaman dengan penampilan Anda.
    • Berhati-hatilah saat mencuci rambut, jangan menggosoknya terlalu kencang dan gunakan sampo untuk bayi sehingga tidak mengiritasi kulit kepala.
    • Hindari menggunakan produk atau alat yang dapat mengiritasi kulit kepala seperti hair spray, jepitan, pelurus rambut, atau pengeriting rambut.

    5.  Pemulihan masalah kulit

    sinar uv penuaan kulit

    Terapi radiasi bukanlah prosedur medis yang bisa seketika membunuh sel kanker. Untuk menghancurkan sel kanker, radioterapi perlu dilakukan berkali-kali bahkan dalam jangka waktu yang panjang.

    Paparan radiasi secara terus-menerus bisa menyebabkan peradangan pada kulit atau dikenal juga dengan dermatitis radiasi. Kondisi ini bisa menimbulkan kemerahan dan gatal pada kulit. Semakin lama kulit bisa semakin kering, terbakar, mengelupas, sampai akhirnya melepuh.

    Untuk mengatasi efek samping radioterapi pada kulit, lakukanlah langkah perawatan di bawah ini.

    • Hindari menggunakan pakaian ketat atau bertekstur kasar yang bisa mengiritasi bagian kulit yang meradang.
    • Jangan menggaruk bagian kulit yang terdampak. Jika terasa sangat gatal, perih, atau bengkak, coba kompres dengan handuk dingin untuk mengurangi gejalanya.
    • Lindungi area kulit yang meradang dari paparan sinar matahari. Selalu oleskan tabir surya yang minimal mengandung SPF 30 sebelum pergi keluar rumah.
    • Jika area kulit yang terdampak cukup luas bahkan sampai mengelupas, tutup bagian kulit dengan perban steril. Oleskan pelembab yang tidak mengandung alkohol dan gel lidah buaya secara rutin untuk menjaga kulit tetap lembab.

    Terapi radiasi untuk menghancurkan sel kanker bisa ikut merusak sel-sel sehat di sekitar lokasi perawatan. Akibatnya, pasien bisa mengalami sejumlah efek samping yang mengganggu.

    Selain mencoba melakukan perawatan di atas, bila mengalami efek samping dari radioterapi, pastikan Anda menyampaikannya pada dokter. Dokter akan kembali meninjau pengobatan yang dilakukan sehingga bisa mengatasi keluhan atau meminimalkan risiko efek samping dari radioterapi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 04/08/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan