Orang yang telah sembuh dari penyakit kanker dan selesai menjalani pengobatan, bukan berarti bebas melakukan apa saja tanpa mempertimbangkan risiko. Ada banyak pantangan dan anjuran yang tetap harus diikuti oleh penyintas kanker demi mencegah kambuhnya penyakit dan menjaga kondisi secara keseluruhan, salah satunya adalah dengan berolahraga. Namun, apa saja olahraga yang baik untuk penyintas kanker? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Manfaat olahraga untuk penyintas kanker
Sebelum Anda memahami apa saja olahraga yang baik bagi penyintas kanker, berikut adalah beberapa manfaatnya:
1. Bisa kembali hidup normal
Sebagai penyintas kanker yang berhasil melewati pengobatan kanker, tentunya Anda ingin kembali hidup normal. Contohnya, melanjutkan kerja atau sekolah seperti sebelum terdiagnosis oleh penyakit ini.
Pengobatan kanker memang dapat menyebabkan Anda terlepas dari penyakit tersebut. Akan tetapi, ada kemungkinan timbulnya berbagai macam efek samping yang dapat menyebabkan kualitas hidup menurun.
Mulai dari mudah lelah, penurunan kemampuan, dan kekuatan fisik yang melemah. Walau begitu, para mantan penderita kanker perlu melakukan aktivitas fisik meski hanya dalam intensitas yang ringan.
Dengan melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga, penyintas kanker bisa mengembalikan kekuatan dan massa otot yang hilang ketika menjalani pengobatan, fungsi tubuh menjadi normal kembali, dan menurunkan risiko kekambuhan.
2. Mengurangi stres dan membuat suasana hati menjadi bahagia
Hampir semua penyintas kanker memiliki ketakutan serta kecemasan yang besar terkait kekambuhan yang mungkin terjadi. Hal ini tentu saja berpotensi menimbulkan stres, emosi yang tidak stabil, dan merasa ketakutan.
Namun, dengan melakukan olahraga rutin untuk penyintas kanker, perhatian dan pikiran Anda mengenai rasa takut akan mengidap kanker kembali akan teralihkan.
Tidak hanya itu, olahraga juga bisa menjadi stimulasi atau perangsang motivasi yang baik untuk terus menjaga kesehatan tubuh dan menjauhkan mantan penderita kanker dari pikiran-pikiran negatif.
3. Meningkatkan kekebalan tubuh
Sebagian besar penyintas kanker mempunyai sistem kekebalan yang rendah akibat menjalani berbagai pengobatan kanker. Salah satu yang dapat mengembalikan sistem kekebalan tubuh menjadi normal adalah dengan melakukan olahraga rutin untuk penyintas kanker.
Hal ini bahkan telah terbukti oleh penelitian yang mengatakan bahwa mantan penderita kanker payudara yang melakukan olahraga dengan rutin lebih tahan terhadap berbagai penyakit lain.
Sementara itu, penyintas kanker yang enggan untuk rutin melakukan olahraga justru lebih rentan mengalami berbagai penyakit lain.
Apakah penyintas kanker bisa berolahraga seperti orang lain?
Para ahli dari American College of Sports Medicine (ACSM) menganjurkan agar mantan penderita kanker untuk tidak pasif dan melakukan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Kurangnya aktivitas fisik pada mantan penderita kanker justru membuat risiko untuk mengalami penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, stroke, diabetes melitus, dan serangan jantung jadi lebih besar.
Penyintas kanker usia 18-64 tahun disarankan untuk melakukan olahraga dengan intensitas sedang selama 150 menit per minggu atau olahraga intensitas berat selama 75 menit per minggu.
Namun, jika Anda tidak mampu melakukannya, Anda masih bisa melakukan olahraga ringan. Menurut Mayo Clinic, jika para mantan penderita kanker rutin melakukan olahraga ringan, hal tersebut dapat membantu proses pemulihan kanker dengan lebih cepat.
Namun, jika Anda merasa kelelahan dan merasa terlalu lelah melakukan olahraga, lebih baik Anda tidak memaksakan diri.
Kemampuan fisik mantan penderita kanker memang berbeda dengan orang yang sehat. Pengobatan kanker yang telah Anda jalani memang memengaruhi kesehatan fisik.
Jenis olahraga yang dianjurkan untuk penyintas kanker
Jenis olahraga yang baik untuk penyintas kanker sebenarnya sama dengan orang sehat lainnya, yaitu olahraga dengan intensitas sedang dan berat. Ciri olahraga berintensitas sedang adalah aktivitas tersebut bisa Anda lakukan sambil berbicara tetapi tidak bisa sambil bernyanyi. Contohnya:
- Voli, baseball, atau olahraga menangkap dan melempar bola.
- Tenis.
- Jalan santai.
- Aktivitas berkebun.
Sementara itu, olahraga yang membuat Anda hanya bisa mengatakan beberapa kata saja tanpa berhenti menarik napas termasuk dengan jenis olahraga yang intensitasnya tinggi atau berat, seperti:
- Aerobik.
- Bersepeda dengan kecepatan 16 km per jam.
- Mendaki gunung.
- Jogging.
- Berenang.
- Lompat tali.
- Karate, taekwondo, silat, dan sebagainya.
Hal yang perlu diperhatikan oleh penyintas kanker saat olahraga
Sebenarnya, mantan penderita kanker memiliki berbagai risiko kesehatan, seperti kambuhnya kanker, atau penyakit degeneratif lain yang terjadi akibat efek samping pengobatan.
Berikut adalah beberapa hal yang harus penyintas kanker waspadai dan perhatikan oleh para mantan penderita kanker jika melakukan olahraga:
- Mantan penderita kanker yang mengalami anemia tidak boleh melakukan olahraga dan aktivitas fisik yang berat, hingga kondisinya kembali pulih.
- Penyintas kanker yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, lebih baik tidak melakukan olahraga dengan fasilitas umum, seperti berolahraga di gym atau kolam renang umum.
- Mantan penderita kanker yang melakukan transplantasi sumsum tulang belakang, harus menghindari olahraga di tempat umum selama kurang lebih satu tahun setelah melakukan prosedur medis tersebut.
- Penyintas kanker yang mengalami penurunan kemampuan fisik akibat pengobatan, lebih baik untuk melakukan olahraga ringan selama 10 menit setiap harinya.
- Mantan penderita kanker yang mengalami ataksia–penyakit yang terjadi akibat rusaknya sel saraf pada otak kecil–akibat pengobatan, sebaiknya tidak melakukan olahraga yang membutuhkan keseimbangan seperti bersepeda, berlari, berjalan jauh, dan treadmill. Orang yang menderita ataksia tidak memiliki kemampuan keseimbangan yang baik, sehingga mudah jatuh dan lemah.
[embed-health-tool-bmi]