backup og meta

Potensi Keladi Tikus Sebagai Obat Kanker Menurut Para Ahli

Potensi Keladi Tikus Sebagai Obat Kanker Menurut Para Ahli

Jika Anda penggemar tanaman, Anda tahu tentu salah satu jenis tanaman hias bernama keladi tikus. Ya, tanaman yang satu ini banyak dikenal para pecinta tanaman, khususnya tanaman hias. Selain dapat mempercantik hunian Anda, tanaman ini memiliki manfaat untuk kesehatan, salah satunya untuk mengatasi penyakit kanker. Nah, untuk mengetahui bagaimana keladi tikus bisa menjadi obat kanker, simak penjelasan lengkapnya berikut ini, yuk!

Alasan keladi tikus mampu menjadi obat kanker

Tanaman hias yang satu ini memiliki nama latin Typhonium flagelliforme. Keladi tikus memiliki bentuk seperti talas dengan tinggi 25-30 sentimeter (cm).

Tanaman ini termasuk tumbuhan semak, sehingga lebih suka tempat yang lembap, tidak terkena sinar matahari langsung. Bentuk daun dari tanaman ini bulat dengan ujung yang meruncing.

Nah, keladi tikus adalah tanaman yang tumbuh 1000 meter di atas permukaan laut. Anda bisa dengan mudah menemukannya di sepanjang pulau Jawa, sebagian Kalimantan, Sumatra, dan Papua.

Selain cocok sebagai tanaman hias, keladi tikus juga memiliki manfaat untuk kesehatan karena kandungan kimia serta efek farmakologisnya. Salah satunya, keladi tikus juga dapat Anda gunakan sebagai obat berbagai jenis kanker.

Pasalnya, tanaman hias yang satu ini memang memiliki efek antikanker. Beberapa jenis kanker yang dapat memanfaatkan tanaman ini, antara lain kanker payudara, kanker leher rahim (kanker serviks), kanker darah (leukimia), kanker usus, kanker prostat, serta kanker hati.

Tak hanya membunuh atau menghambat pertumbuhan sel kanker saja, tanaman ini juga dapat menghilangkan efek samping dari pengobatan kanker, seperti kemoterapi.

Studi mengenai keladi tikus sebagai obat kanker payudara

Sebuah penelitian pada tahun 2011 membuktikan efektivitas dari penggunaan ekstrak keladi tikus sebagai alternatif untuk pengobatan kanker payudara.

Kanker payudara adalah salah satu jenis penyakit kanker yang mematikan dan sering kali sulit untuk diatasi. Hal ini terjadi karena kanker ini sering kali menyebabkan masalah dalam proses terapi pengobatan kanker.

Artinya, para ahli sering merasa kesulitan membunuh sel kanker payudara. Nah, dalam penelitian ini, para ahli mencari tahu apakah tanaman hias ini bisa menjadi alternatif obat kanker payudara.

Rupanya, penelitian tersebut bisa membuktikan bahwa tanaman hias ini dapat menjadi alternatif obat yang efektif mengatasi kanker payudara. Namun, para ahli tetap harus melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengobatan dengan keladi tikus ini.

Studi keladi tikus untuk obat kanker serviks

Tak berbeda dengan kanker payudara, ternyata sel kanker serviks juga tergolong jenis sel kanker yang sulit untuk dokter atasi. Ini artinya, para ahli membutuhkan pengobatan khusus untuk mengatasi penyakit yang dapat terjadi pada wanita ini.

Nah, sebuah penelitian pada tahun 2016 menyatakan bahwa keladi tikus berpotensi menjadi obat untuk kanker serviks, sama halnya saat tanaman ini dapat mengatasi sel kanker payudara.

Setelah para ahli selesai melakukan penelitian, ternyata tanaman hias keladi tikus memang cukup efektif juga dalam mengatasi kanker serviks. Namun, jika ingin menggunakan ekstrak dari tanaman hias ini, Anda perlu memerhatikan dosis penggunaan.

Pasalnya, dosis penggunaan dari ekstrak keladi tikus untuk mengatasi kanker payudara dan kanker serviks berbeda. Tentu untuk menggunakan obat herbal kanker serviks ini, Anda harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.  Bahkan, akan lebih baik untuk menggunakan obat ini setelah mendapatkan izin dari dokter Anda.

Berhati-hati menggunakan keladi tikus untuk mengobati kanker

Tidak hanya mengatasi penyakit kanker payudara dan kanker serviks, tanaman hias ini juga bisa menjadi alternatif pengobatan untuk penyakit kanker jenis lain.

Berbagai ekstrak yang didapat dari akar, batang, daun, hingga umbi keladi tikus ternyata berpotensi untuk mengatasi penyakit kanker berkat kandungan kimianya.

Namun, Anda harus bisa menggunakan ekstrak keladi tikus sebagai obat kanker dengan bijak. Ini artinya, jangan mengonsumsi obat-obatan herbal tanpa sepengetahuan dokter. Terlebih lagi kadar dosis yang aman untuk dikonsumsi, belum diketahui pasti.

Justru lebih baik untuk mengonsumsinya atas saran dokter untuk mendukung pengobatan lain yang sedang Anda jalani dengan dokter. Hal penting untuk mencegah terjadinya interaksi yang tidak diinginkan dengan obat lain yang diresepkan. Selain itu, penting juga untuk memastikan Anda tidak memiliki alergi terhadap keladi tidur sebelum mengonsumsinya.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Purwaningsih, E., Suciati, Y., & Widayanti, E. (2016). Typhonium flagelliforme decreases telomerase expression in HeLa cervical cancer cells. Universa Medicina35(1), 3–9. https://doi.org/10.18051/UnivMed.2016.v35.3-9

Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme (Lood) Bl). Retrieved 16 June 2021, from https://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=2356

Putra, A., Tjahjono, T. and Winarto, W., 2011. EKSTRAK KELADI TIKUS (TYPHONIUM FLAGELLIFORME) FRAKSI DIKLOROMETANOLIK DAN EKSPRESI CASPASE-3 DAN P21 CELL-LINE KANKER PAYUDARA MCF-7. MMI, [online] 45(2). Available at: [Accessed 16 June 2021].

Lai, C. S., Mas, R. H., Nair, N. K., Majid, M. I., Mansor, S. M., & Navaratnam, V. (2008). Typhonium flagelliforme inhibits cancer cell growth in vitro and induces apoptosis: an evaluation by the bioactivity guided approach. Journal of ethnopharmacology118(1), 14–20. https://doi.org/10.1016/j.jep.2008.02.034

Versi Terbaru

27/10/2022

Ditulis oleh Annisa Hapsari

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Hillary Sekar Pawestri


Artikel Terkait

9 Cara Memberi Dukungan Pada Teman yang Menderita Kanker

Benarkah Makanan yang Dibakar Menjadi Penyebab Kanker?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 27/10/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan