Tidak semua benjolan di payudara merupakan kanker. Selain tumor, benjolan yang muncul di payudara Anda bisa berarti kista. Lantas, apa itu kista payudara? Apa penyebab jenis benjolan ini dan bagaimana mengobatinya? Simak ulasan lengkap di bawah ini.
Apa itu kista payudara?
Kista payudara adalah benjolan berupa kantung berisi cairan yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kantung cairan ini umumnya bersifat jinak dan bukanlah cikal bakal kanker payudara.
Kista bisa muncul di satu atau kedua payudara. Seorang wanita bisa memiliki satu atau lebih benjolan payudara ini dalam satu waktu sekaligus.
Umumnya, kista akan hilang dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus. Namun, kista yang berukuran besar dan menyakitkan mungkin perlu mendapat perawatan medis karena kondisi ini pasti sangat mengganggu. Oleh karena itu, selalu konsultasikan ke dokter bila hal ini terjadi pada Anda.
Jenis kista yang bisa muncul di payudara
Kista biasanya berbentuk benjolan bulat atau oval yang kenyal, seperti anggur atau balon air. Namun, kista kadang juga terasa keras dan padat jika dipegang.
Ada dua jenis kista payudara berdasarkan ukurannya, yaitu:
Kista ini berukuran sangat kecil sehingga sering kali tidak terasa. Meski kecil, kista bisa terlihat selama tes pencitraan, seperti mamografi atau ultrasonografi.
Kista ini berukuran cukup besar, dengan diameter sekitar 2,5-5 cm, sehingga bisa terasa jika disentuh. Benjolan yang besar ini bisa menekan jaringan payudara di sekitarnya, sehingga menyebabkan payudara terasa nyeri atau tidak nyaman.
Apa saja tanda-tanda & gejala kista payudara?
Tidak semua benjolan di payudara adalah kista. Agar mudah mengenalinya, berikut berbagai tanda dan gejala dari kista payudara:
- Benjolan bulat atau oval dengan tekstur halus atau kenyal dan bisa digerakkan saat disentuh.
- Nyeri di sekitar area benjolan.
- Benjolan terkadang membesar dan nyeri sesaat sebelum menstruasi.
- Benjolan mengecil kembali setelah menstruasi.
- Keluarnya cairan dari puting yang berwarna bening, kuning, atau cokelat tua.
Bila Anda merasakan tanda atau gejala seperti di atas, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter, terutama jika benjolan tersebut terus ada setelah menstruasi Anda selesai. Anda juga perlu berkonsultasi jika ada benjolan lain yang tumbuh dan berkembang.
Mungkin benjolan ini tidak selalu berbahaya dan bukanlah gejala kanker payudara. Namun, kemunculan kista bisa membuat benjolan kanker jadi sulit untuk disadari.
Oleh karena itu, setiap kali Anda menemukan benjolan baru di area payudara, sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk mencegah kondisi Anda semakin parah.
Apa penyebab dan faktor risiko kista payudara?
Sejauh ini, penyebab terjadinya kista payudara belum diketahui secara pasti. Namun, kista biasanya terbentuk akibat akumulasi cairan di dalam kelenjar payudara.
Akumulasi cairan ini diduga muncul secara alami akibat perubahan hormonal pada wanita, terutama pada siklus menstruasi bulanan. Selama siklus menstruasi, kadar hormon estrogen bisa meningkat, yang akan menyebabkan produksi cairan berlebih di jaringan payudara.
Selain itu, dilansir dari Breast Cancer Now, kista juga bisa terbentuk seiring pertambahan usia. Oleh karena itu, meski bisa terjadi pada usia berapa pun, kista di payudara paling sering muncul pada wanita sebelum menopause, antara usia 35 dan 50 tahun.
Adapun ketika menopause, kista biasanya berhenti terbentuk karena kadar estrogen mulai menurun. Namun, bagi wanita yang melakukan terapi penggantian hormon pascamenopause, kista masih mungkin terjadi.
Apa saja tes yang dilakukan untuk mendiagnosis kista payudara?
Untuk mendiagnosis benjolan di payudara, dokter umumnya akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan Anda secara keseluruhan. Selain itu, dokter pun mungkin akan meminta Anda untuk melakukan beberapa tes pemeriksaan guna memastikan kondisi benjolan tersebut.
Tes yang akan dilakukan umumnya sama dengan pemeriksaan untuk kanker payudara. Berikut beberapa tes yang mungkin perlu Anda jalani untuk mendiagnosis kista payudara:
- Pemeriksaan payudara klinis
Tujuan pemeriksaan ini, yaitu untuk memeriksa apakah ada benjolan atau kelainan payudara lainnya.
Ultrasonografi payudara atau usg payudara membantu dokter menentukan apakah benjolan payudara berisi cairan atau padatan. Ketika benjolan berisi cairan tandanya yang muncul adalah kista.
Sama seperti USG, tes ini juga untuk memeriksa kondisi benjolan di payudara. Namun, mamografi biasanya lebih sering dilakukan pada wanita usia di atas 40 tahun. Meski demikian, wanita di bawah usia tersebut bisa saja melakukan mamografi untuk melengkapi hasil diagnosis dokter.
- Aspirasi jarum halus/fine needle aspiration
Pada prosedur ini, jarum tipis dimasukkan ke dalam benjolan payudara untuk menarik cairan di dalamnya. Jika cairan yang disedot keluar membuat benjolan hilang, dokter bisa memastikan bahwa ini adalah kista.
Anda mungkin perlu melakukan pemeriksaan atau biopsi payudara lain bila benjolan yang Anda alami tidak terbukti sebagai kista. Misalnya, ketika cairan yang disedot dari prosedur aspirasi jarum halus berupa darah dan benjolan tidak hilang atau tidak ada cairan yang bisa disedot keluar.
Pada kondisi ini, dokter akan meneliti cairan tersebut di laboratorium untuk memastikannya.
Apa saja pilihan pengobatan untuk kista payudara?
Sebenarnya tidak ada perawatan khusus untuk kista payudara. Biasanya kista akan hilang dengan sendirinya sehingga tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan.
Namun jika benjolan tak kunjung hilang, ada mungkin butuh perawatan medis. Berikut beberapa cara mengobati kista payudara yang sering disarankan dokter:
1. Fine-needle aspiration
Prosedur yang satu ini tak hanya untuk mendiagnosis kista, tetapi juga mengobatinya. Untuk mengobati kista, dokter akan mengeluarkan semua cairan yang ada saat didiagnosis. Secara perlahan, benjolan akan mengempes dan hilang dengan sendirinya.
Namun, untuk sebagian kasus, dokter mungkin perlu mengeluarkan cairan hingga lebih dari satu kali. Pasalnya, kista sering muncul berulang sehingga perlu disedot terus menerus untuk mengempiskannya.
Jika kista terus ada dan tak kunjung hilang selama tiga siklus haid, dokter mungkin akan melakukan evaluasi lebih lanjut untuk memastikan penyebab dari kondisi tersebut. Selanjutnya dokter akan mengambil langkah lain untuk menghilangkannya.
2. Penggunaan hormon
Pada jenis pengobatan ini, dokter umumnya akan memberikan pil KB atau terapi hormon lainnya, seperti tamoxifen, untuk membantu mengurangi kekambuhan kista payudara.
Namun, efek samping pil KB terkadang bisa membuat seorang wanita tidak nyaman, sehingga obat ini umumnya direkomendasikan bagi penderita dengan gejala kista payudara yang berat. Selain itu, menghentikan terapi hormon pascamenopause juga bisa membantu mencegah kista pada payudara.
3. Operasi
Operasi terkadang diperlukan untuk membantu mengangkat kista yang abnormal. Misalnya, kista yang berukuran cukup besar, muncul berulang, mengandung cairan darah di dalamnya, atau gejala yang mengkhawatirkan lainnya.
Begitu pengobatan kista selesai, area bekas kista biasanya akan mengalami memar dan terasa lunak jika disentuh. Untuk menghilangkan rasa sakit, dokter biasanya akan memberikan parasetamol dan obat pereda nyeri lainnya yang sesuai.
Mintalah penjelasan dokter mengenai kelebihan dan kekurangan tiap prosedur. Penjelasan yang terperinci akan membantu Anda untuk menentukan pilihan prosedur yang paling tepat.
Apa saja pengobatan rumahan yang bisa dilakukan untuk kista payudara?
Untuk mengurangi rasa tidak nyaman saat memiliki kista payudara, ada beberapa perawatan rumahan yang bisa dilakukan, yaitu:
Jangan gunakan bra yang terlalu kencang saat memiliki kista. Pasalnya, bra bisa menekan payudara dan membuatnya justru terasa sakit. Oleh karena itu, gunakan bra yang sesuai ukuran payudara Anda.
Saat benjolan terasa sakit, Anda bisa mengompres payudara dengan air hangat atau dingin. Keduanya sama-sama bisa meringankan rasa sakit yang Anda alami.
Tidak ada bukti pasti mengenai hubungan antara kafein dan kista. Namun, sebagian wanita merasa gejala kista payudara yang dirasakan membaik setelah berhenti mengonsumsi minuman atau makanan berkafein.
- Mengonsumsi obat pereda nyeri
Anda bisa minum obat pereda nyeri yang dijual di pasaran bisa membantu meredakan nyeri yang mengganggu akibat kista. Misalnya, acetaminophen (Tylenol) atau obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen (Advil, Motrin IB) atau naproxen (Aleve).
- Menggunakan minyak evening primrose
Minyak evening primrose adalah suplemen asam lemak yang mengandung asam linoleat. Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa minyak ini bisa meredakan nyeri payudara saat menjelang haid. Rasa nyeri ini juga terkadang dikaitkan dengan nyeri karena kista. Namun, dibutuhkan penelitian lanjutan mengenai hal ini.
Jika Anda berencana untuk minum suplemen untuk mengatasi kista payudara, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter. Pasalnya, meski berbahan alami, suplemen bisa berinteraksi negatif dengan tubuh.
Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan ke dokter agar mendapatkan solusi terbaik sesuai kondisi Anda.
[embed-health-tool-bmi]