backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

5 Pantangan bagi Pasien Kanker Pankreas

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 19/08/2021

    5 Pantangan bagi Pasien Kanker Pankreas

    Keberadaantumor ganas di pankreas dan pengobatan kanker yang dijalani bisa berdampak serius pada sistem pencernaan, bahkan keseluruhan kondisi tubuh. Perubahan gaya hidup bisa membantu meningkatkan kualitas hidup pasien kanker. Dalam menerapkan pola hidup yang lebih sehat, pasien kanker pankreas perlu menghindari beberapa pantangan. Cara ini bisa membantu pemulihan kondisi selama menjalani pengobatan kanker dan setelah operasi pengangkatan kanker.

    Pantangan yang perlu dipatuhi pasien kanker pankreas

    Kanker pankreas merupakan jenis tumor ganas yang bisa mengganggu sistem pencernaan dan metabolisme tubuh. Akibatnya, pasien kanker pankreas mengalami gejala seperti kehilangan nafsu makan, mual, muntah, diare parah, dan nyeri perut yang tidak tertahankan.

    Perubahan gaya hidup terutama terutama dalam hal pola makan harus dijalani oleh pasien kanker pankreas. Tujuannya adalah untuk tetap memenuhi ebutuhan nutrisi dan menyesuaikan kondisi tubuh yang terdampak oleh kanker ataupun pengobatannya.

    Di samping itu, penting juga menghindari beberapa hal yang merupakan pantangan kanker pankreas guna memperkuat kondisi tubuh.

    1. Makanan padat dan berlemak

    pantangan asam lambung makanan gorengan

    Adanya kanker pankreas bisa menyulitkan pasien untuk mencerna makanan. Untuk itu, pantangan pertama bagi pasien kanker pankreas adalah makanan padat karena bisa membuat sistem pencernaan bekerja lebih keras.

    Makanan bagi pasien kanker pankreas sebaiknya diolah menjadi tumisan, bubur, sup, atau jika perlu dihaluskan dengan blender sehingga tubuh lebih mudah mencerna makanan.

    Beberapa pasien yang telah melakukan operasi whipple mungkin akan dipasangi selang yang terhubung secara langsung ke dalam perut. Untuk itu, makanan perlu dihaluskan terlebih dulu.

    Selain itu, hindari juga makanan yang berminyak dan tinggi lemak jenuh. Pasalnya, kanker pankreas bisa menyebabkan tubuh tidak dapat memecah lemak dengan baik.

    Konsumsi makanan tinggi lemak bisa menyebabkan penumpukan lemak di pembuluh darah dan konstipasi. Menurut Pancreatic Cancer Action Network, pasien kanker pankreas sebaiknya memenuhi asupan lemak yang lebih sehat misalnya lemak dari minyak zaitun, kacang-kacangan, dan alpukat

    2. Konsumsi makanan dalam porsi besar

    menu makanan untuk lansia

    Pantangan lain bagi pasien kanker pankreas adalah menghabiskan makanan dalam porsi besar secara langsung. Selain tidak baik untuk fungsi sistem pencernaan yang melemah, makan dalam porsi banyak juga tidak dianjurkan karena pasien sering kali kehilangan nafsu makan.

    Untuk itu, Anda perlu mengurangi porsi makan dari biasanya. Namun, makanlah lebih sering sehingga kebutuhan kalori harian tetap terpenuhi.

    Makan dalam porsi kecil, tapi sering juga dapat membantu meningkatkan selera makan Anda. Jika masih juga tak berselera, cobalah untuk lebih memahami bahwa makanan bisa membantu meningkatkan kondisi tubuh dalam memerangi kanker.

    Pastikan juga Anda makan secara teratur sesuai jadwal. Cara ini dapat membantu mempertahankan energi di dalam tubuh sehingga bisa mengurangi kelalahan yang disebabkan efek samping pengobatan kemoterapi atau radioterapi.

    3. Perilaku tidak higienis

    Infeksi virus

    Sistem pencernaan yang terdampak oleh kanker biasanya menjadi sangat rentan terhadap kuman penyebab infeksi yang berasal dari makanan. Di samping itu, kanker turut melemahkan daya tahan tubuh sehingga tubuh sulit mencegah kemunculan penyakit infeksi.

    Oleh karena itu, hindarilah mengonsumsi makanan dengan sembarang, seperti makanan yang tidak diolah dengan higienis atau tidak dimasak sampai matang.

    Sebelum makan, pastikan Anda mencuci tangan terlebih dulu dan tidak menggunakan peralatan makanan yang sama dengan orang lain.

    Tidak hanya perilaku bersih sehat saat makan, pasien kanker pankreas juga perlu menghindari penularan penyakit infeksi lainnya. Salah satu caranya, sterilkan alat-alat yang sering Anda gunakan secara rutin dan gunakan masker saat bepergian, terutama ke tempat umum, lingkungan berpolusi, atau ruang tertutup yang ramai.

    Konsultasikan dengan dokter apakah Anda perlu melakukan vaksinasi tertentu untuk mencegah penyakit infeksi terutama yang menyerang pankreas, hati, dan usus.

    4. Beraktivitas berat

    kram perut saat olahraga

    Pengobatan kanker seperti kemoterapi atau radioterapi bisa menyebabkan efek samping seperti kelelahan berlebih. Kekurangan asupan nutrisi yang disebabkan komplikasi kanker pankreas juga bisa membuat tubuh pasien kanker pankreas kehilangan banyak energi.

    Maka dari itu, pantangan selanjutnya bagi pasien kanker pankreas adalah beraktivitas secara berlebihan.

    Olahraga rutin memang penting dilakukan untuk meningkatkan kebugaran tubuh, tapi pilihlah latihan yang ringan seperti jalan kaki atau senam aerobik.

    Pasien kanker pankreas memang perlu memperbanyak istirahat dan mengurangi aktivitas sehari-hari. Jadi, alokasikan waktu dengan baik untuk melakukan hal-hal penting yang membantu pemulihan tubuh.

    5. Merokok dan mengonsumsi alkohol

    bahaya asap rokok

    Pantangan lain bagi pasien kanker pankreas adalah merokok dan mengonsumsi alkohol.

    Kandungan zat kimia dalam rokok adalah zat pemicu kanker. Paparan zat beracun dari rokok bisa menghambat pemulihan kanker sekaligus memperparah kondisi kanker.

    Sementara itu, konsumsi alkohol secara berlebihan sendiri merupakan pemicu utama penyakit peradangan pankreas (pankreatitis). Penyakit ini tidak lain adalah faktor risiko kanker pankreas.

    Jadi konsumsi alkohol juga bisa menghambat penyembuhan penyakit sekaligus meningkatkan risiko gangguan pencernaan. Maka, berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol bisa mengurangi risiko munculnya kanker di kemudian hari.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 19/08/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan