Menurut data Globocan tahun 2018, penyakit kanker ovarium (indung telur) menyebabkan kematian sebanyak 7.842 jiwa. Besarnya angka kematian disebabkan penyakit yang baru terdeteksi di stadium lanjut. Kabar baiknya, ada berbagai tindakan pencegahan untuk kanker ovarium yang bisa Anda terapkan. Apa sajakah cara mencegah penyakit kanker ovarium? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
Tindakan pencegahan penyakit kanker ovarium
Meski penyebab kanker ovarium tidak diketahui secara pasti, ahli kesehatan telah menemukan berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit kanker. Dengan begitu, menghindari, membatasi, atau melakukan hal yang sifatnya berkebalikan dengan faktor risiko, bisa menjadi pendekatan untuk mencegah penyakit kanker ovarium.
Hal ini sangat penting diterapkan, apalagi pada orang-orang yang berisiko. Misalnya, sudah melewati menopause atau memiliki anggota keluarga dengan penyakit serupa atau kanker usus besar dan kanker payudara.
Berikut ini berbagai tindakan pencegahan kanker ovarium yang bisa Anda lakukan, antara lain:
1. Gunakan pil KB
Menggunakan pil KB menjadi salah satu cara untuk mencegah kanker ovarium pada wanita yang berisiko atau yang memiliki mutasi gen BRCA di dalam tubuhnya. Gen BRCA diketahui sebagai gen yang diwariskan orangtua yang dapat meningkatkan risiko kanker ovarium pada seseorang.
Wanita yang minum pil KB selama 5 tahun memiliki risiko 50% lebih rendah terkena penyakit kanker ovarium, ketimbang wanita yang tidak pernah minum pil KB.
Mekanisme pil KB dalam menurunkan risiko kanker ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah ovulasi yang dialami wanita dalam masa hidupnya. Kondisi ini dapat mengurangi tingginya kadar hormon tertentu dalam tubuh yang bisa memicu sel-sel di sekitar ovarium menjadi abnormal.
Meskipun terbukti bisa mencegah kanker indung telur, minum pil KB juga bisa meningkatkan risiko kanker payudara dan kanker serviks. Itulah sebabnya, Anda harus konsultasi lebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan pil KB.
Dokter akan membantu mempertimbangkan besarnya manfaat sekaligus efek samping dari penggunaan pil KB ini.
2. Menyusui
Tindakan pencegahan kanker ovarium selanjutnya yang bisa Anda pertimbangkan adalah menyusui. Menurut studi tahun 2020 dari jurnal JAMA Oncology, wanita yang menyusui dapat menurunkan risiko kanker ovarium jenis tumor epitel sebesar 24 persen. Penurunan risiko akan semakin bertambah besar, jika waktu menyusui juga lebih lama.
Tumor epitel sendiri merupakan penyakit kanker yang terjadi pada sel-sel yang berada di permukaan luar ovarium. Jenis ini paling sering menyerang wanita, hampir 75% kasus kanker ovarium merupakan tumor epitel.
3. Melahirkan
Wanita yang mengalami keguguran berulang kali (kehamilan tidak sempurna) atau tidak melahirkan sama sekali, ternyata memiliki risiko kanker ovarium lebih besar ketimbang wanita yang melahirkan. Berdasarkan temuan ini, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa melahirkan menjadi salah satu tindakan pencegahan kanker ovarium.
Namun, penelitian yang lebih dalam juga menemukan bahwa risiko kanker indung telur dapat meningkat ketika seorang wanita mengalami kehamilan pertamanya di setelah usia 35 tahun. Ini menjadi pertimbangan Anda dalam merencanakan kapan usia aman untuk memiliki momongan.
4. Pertimbangkan tindakan operasi ginekologi
Cara mencegah kanker ovarium selanjutnya adalah mempertimbangkan menjalani operasi ginekologi (berkaitan organ reproduksi) seperti histerektomi. Tindakan pencegahan kanker ovarium ini mungkin perlu dilakukan pada wanita yang berisiko tinggi, namun tetap di bawah pertimbangan dokter mengenai besarnya manfaat atau efek sampingnya.
Histerektomi adalah prosedur pembedahan untuk mengangkat rahim pada wanita. Bagi wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker indung telur atau kanker payudara, histerektomi disertai salpingo-ooforektomi bilateral (pengangkatan rahim, ovarium, sekaligus tuba falopi) bisa membantu menurunkan risikonya.
Beberapa dokter juga merekomendasikan agar ovarium dan rahim diangkat setelah wanita mengalami menopause atau mendekati menopause agar risiko kanker ovarium menurun.
5. Cek kesehatan rutin
Sindroma kanker keluarga merupakan salah satu faktor risiko kanker ovarium. Bila Anda memang memiliki risiko ini, Anda perlu menjalani cek kesehatan secara rutin. Selama tes ini, Anda akan menjalani konseling genetik, peninjauan kesehatan pribadi secara menyeluruh, dan atau mungkin keluarga juga memerlukannya.
Melakukan cek kesehatan rutin membantu Anda mendeteksi kanker ovarium lebih dini bila sewaktu-waktu terjadi. Mengetahui kanker indung telur lebih dini, memberikan 94% peluang bagi pasien hidup lebih dari 5 tahun setelah diagnosis kanker ditegakkan.
6. Hindari berbagai hal yang meningkatkan risiko kanker
Penyebab kanker ovarium memang tidak diketahui, namun ada kemungkinan sama dengan penyebab kanker secara umum, yaitu mutasi DNA pada sel. Mutasi sel ini bisa dipicu oleh berbagai hal yang sifatnya karsinogenik, seperti merokok dan minum alkohol.
Anda juga harus menjaga pola makan, seperti meningkatkan konsumsi buah, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Anda juga harus membatasi konsumsi makanan yang berpotensi meningkatkan risiko kanker, seperti daging merah, makanan olahan, dan makanan manis.
Langkah pencegahan kanker ovarium selanjutnya adalah menjaga berat badan tetap ideal. Pasalnya, obesitas dapat meningkatkan berbagai jenis kanker, termasuk kanker ovarium. Oleh karena itu, Anda harus berusaha untuk menyempurnakan pola hidup sehat dengan menjalankan olahraga secara rutin.
7. Kenali gejala kanker ovarium
Memahami gejala kanker ovarium termasuk cara untuk mencegah kanker ovarium. Gejalanya meliputi pembengkakan pada perut disertai rasa nyeri, perut cepat kembung dan kenyang meski makan sedikit, sering buang air kecil dan berat badan menurun secara drastis tanpa penyebab yang jelas.
Jika Anda merasakan gejala di atas dan mencurigainya sebagai gejala kanker indung telur, Anda harus segera periksa ke dokter. Semakin cepat terdeteksi, pengobatan kanker ovarium yang dilakukan nantinya kemungkinan tidak begitu kompleks.
Walaupun beberapa tindakan di atas bisa menjadi cara untuk mencegah penyakit kanker. Namun, tidak semua orang bisa melakukannya. Konsultasikan pada ahli onkologi mengenai tindakan pencegahan kanker ovarium mana yang paling tepat dan aman Anda lakukan.
[embed-health-tool-bmi]