Pada kebanyakan kasus kanker ovarium didiagnosis pada stadium lanjut, yakni stadium 3 atau 4. Alasannya, karena gejala kanker ovarium di tahap awal sering kali disepelekan atau tidak disadari sama sekali karena munculnya tindak intens dan samar. Padahal, penyakit kanker ovarium bisa dicegah dengan deteksi dini. Lantas, bagaimana cara mendeteksi kanker ovarium lebih dini?
Kapan deteksi dini kanker ovarium perlu dilakukan?
Berdasarkan laporan American Cancer Society, hanya sekitar 20% kasus kanker ovarium didiagnosis pada tahap awal. Sisanya, diketahui ketik sel kanker mulai menyebar ke jaringan atau organ lain di sekitarnya. Padahal ketika kanker ini deteksi lebih awal, sekitar 94% pasien, dapat hidup lebih dari 5 tahun setelah didiagnosis.
Pada beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker serviks direkomendasikan dilakukan mulai usia 21 tahun ke atas. Namun, tidak ada aturan yang menyebutkan kapan tepatnya wanita harus melakukan tes skrining untuk deteksi dini kanker ovarium.
Sebenarnya, tidak ada tes skrining direkomendasikan untuk kanker ovarium bagi wanita yang tidak memiliki gejala dan tidak berisiko tinggi terkena kanker ini. Meski tidak ada usia rekomendasi untuk tes dini deteksi kanker ovarium, Anda bisa menggarisbawahi dua hal penting berikut.
Bila Anda berisiko dengan kanker ovarium
Penyebab kanker ovarium memang tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi, ahli kesehatan menemukan berbagi hal yang bisa meningkatkan risikonya, yaitu wanita yang sudah melewati menopause, obesitas, pernah atau sedang memiliki kanker payudara, dan memiliki keluarga dengan riwayat penyakit kanker payudara dan kanker usus besar.
Pada wanita dengan riwayat kanker ovarium, dokter onkologi akan menawarkan tes deteksi dini seperti tes TVUS dan CA-125. Hingga kini, ilmuwan masih melakukan penelitian untuk melihat kemungkinan tes lain yang dapat membantu mendeteksi kanker ovarium lebih efektif dan memiliki potensi menurunkan risiko kematian akibat kanker ovarium.
Bila Anda mengalami gejala kanker ovarium
Kanker ovarium sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun, sebagian ada pula yang mulai merasakan adanya gejala yang umumnya hampir sama dengan masalah kesehatan lain, contohnya perut kembung, sembelit, dan sakit perut.
Bila masalah kesehatan lain yang cukup ringan akan membaik dalam waktu cepat. Namun, pada penyakit kanker gejala tersebut terus muncul dan tidak membaik hingga 3 minggu. Nah, jika Anda mengalami gejala tersebut diikuti gejala kanker umum seperti berat badan menurun, demam, dan tubuh kelelahan ekstrem, jadikan tanda dan gejala ini sebagai peringatan.
Anda mungkin perlu mengunjungi dokter umum terlebih dahulu. Jika memang dicurigai sebagai kanker ovarium, dokter akan merujuk ke dokter spesialis kanker. Setelahnya, Anda akan diminta mengikuti tes skrining untuk deteksi kanker ovarium lebih dini.
Cara mendeteksi kanker ovarium
Saat ini ada dua tes yang dijadikan andalan untuk deteksi dini dan menegakkan diagnosis kanker ovarium, yaitu:
Tes darah CA-125
CA-125 adalah protein yang diproduksi oleh lebih dari 90% kanker ovarium jenis tumor epitel. Kanker ovarium jenis ini menandakan terjadinya penyakit kanker pada sel-sel yang melapisi permukaan luar ovarium. Ini merupakan jenis kanker ovarium yang paling umum menyerang wanita.
Akan tetapi, kadar CA-125 yang tinggi tidak selalu disebabkan oleh penyakit kanker ovarium saja. Beberapa penyakit lain juga bisa meningkatkan kadar protein ini dalam darah, seperti penyakit radang panggul atau endometriosis.
Pada beberapa kasus juga ditemukan bahwa pasien kanker ovarium terdeteksi memiliki kadar CA-125 yang tidak tinggi. Dokter mungkin akan merekomendasikan tes deteksi kanker ovarium dini ini lagi untuk memastikan hasilnya atau mempertimbangkan tes kanker ovarium lanjutan.
Ultrasonografi transvaginal
Jika dokter masih perlu tes lanjutan untuk menegakkan diagnosis kanker ovarium, ultrasonografi transvaginal biasanya dijadikan pilihan. Tes ini sering disingkat dengan sebutan tes TUVS. Seseorang yang berisiko tinggi mengalami kanker ovarium, mungkin direkomendasikan untuk melakukan tes skrining secara rutin.
Berdasarkan penelitian, tes TUVS cukup menjanjikan karena bisa membantu diagnosis kanker di tahap awal (stadium satu).
Tes pemindaian ini dapat memberikan gambaran kondisi ovarium dan melihat adanya kemungkinan sel abnormal dan tumor pada ovarium. Tes ini juga membantu dokter untuk membedakan kista ovarium dengan kista kanker ovarium.
Biopsi
Untuk cara yang lebih akurat, prosedur biopsi mungkin dijalankan. Cara mendeteksi kanker ovarium ini dijalankan dengan mengambil sampel tumor di ovarium lewat pembedahan. Kemudian, sampel ini akan dibawa ke laboratorium dan dilihat melalui mikroskop.
Bagaimana jika hasil tes deteksi dini kanker ovarium positif?
Jika salah satu tes deteksi kanker ovarium menunjukkan hasil positif, Anda akan dirujuk ke onkologi ginekologi. Tipe onkologi ini menangani kanker yang berhubungan dengan sistem reproduksi wanita, seperti kanker vagina, kanker serviks, kanker endometrium, dan kanker ovarium.
Setelah itu akan dilakukan tes untuk menegakkan diagnosis, sehingga dokter dapat menentukan stadium kanker ovarium mana yang dimiliki pasien. Kemudian, dokter akan merekomendasikan pengobatan kanker ovarium yang sesuai.
[embed-health-tool-bmi]