Cairan vagina adalah salah satu elemen yang sangat penting dalam kesehatan organ intim wanita. Namun, banyak perempuan yang masih malu atau enggan mempelajari lebih lanjut soal berbagai jenis dan warna cairan yang dihasilkan vagina dan artinya.
Padahal, hanya dari cairan vagina sebenarnya Anda sudah bisa mendeteksi kemungkinan penyakit tertentu. Ayo, cari tahu macam-macam warna cairan miss v di bawah ini!
Macam-macam warna cairan vagina perempuan
Biasanya, karakteristik cairan vagina berubah-ubah mengikuti siklus menstruasi perempuan, termasuk warna.
Cairan ini masih wajar selama warna, tekstur, dan volumenya tidak berubah. Jika ada perubahan, hal ini mungkin menandakan penyakit tertentu.
Nah, khusus terkait warna cairan perempuan, perbedaan karakteristik ternyata punya arti yang berbeda-beda juga. Berikut penjelasannya.
1. Cairan vagina bening
Ciri-ciri cairan yang normal pada vagina adalah warnanya bening, tidak berbau, teksturnya kental dan lengket, serta volumenya tidak terlalu banyak.
Cairan ini sering disebut sebagai keputihan. Fungsinya adalah membersihkan miss v dari berbagai jenis bakteri serta sel kulit mati.
Keluarnya cairan keputihan ini berarti vagina Anda masih sehat dan berfungsi dengan baik.
Dilansir dari Sutter Health, volume cairan bisa bertambah hingga 30 kali lipat ketika Anda memasuki masa subur.
Selain keputihan, cairan vagina yang bening dan lengket juga bisa berupa lendir kesuburan yang menandakan masa ovulasi pada wanita.
Sementara itu, jika cairan bening memiliki tekstur yang lebih encer, ini bisa keluar kapan saja. Namun, umumnya cairan akan keluar lebih banyak setelah Anda berolahraga.
2. Cairan vagina putih
Keputihan dari vagina juga bisa berupa cairan warna putih susu. Cairan ini biasanya keluar di awal dan akhir masa menstruasi.
Fungsinya sama seperti keputihan pada umumnya, yaitu membersihkan dan melembapkan vagina secara alami.
Cairan putih vagina yang normal tidak menyebabkan gatal. Sebaliknya, jika cairan putih kental menyerupai keju disertai gatal pada vagina, ini bisa menandakan infeksi jamur vagina.
Infeksi jamur vagina ini juga bisa menyebabkan nyeri bau kurang sedap pada miss v.
3. Cairan vagina keruh
Bila cairan vagina berwarna lebih keruh atau abu-abu dari biasanya dan disertai dengan bau yang amis atau menyengat, bisa jadi Anda mengidap infeksi bakteri vagina.
Cairan ini biasanya akan jadi lebih banyak setelah berhubungan seks atau sebelum dan sesudah haid. Infeksi ini bisa diatasi dengan salep khusus dan antibiotik dari dokter.
Selain infeksi bakteri, cairan keruh yang teksturnya sangat kental hingga tampak seperti gumpalan mungkin menandakan infeksi jamur vagina.
Penyakit infeksi jamur vagina ini bisa diobati dengan salep antijamur khusus vagina dan obat minum.
4. Cairan vagina keruh kekuningan
Jika cairan yang keluar berwarna keruh kekuningan, diikuti dengan rasa nyeri di area vagina, dan sulit menahan urin, Anda mungkin mengidap penyakit gonore.
Biasanya, penyakit ini juga ditandai dengan perdarahan vagina di saat Anda tidak sedang haid.
Dokter umumnya akan meresepkan antibiotik atau obat minum lainnya untuk mengatasi gonore.
Penyakit lain yang mungkin menyerang Anda adalah klamidia. Mirip seperti gonore, Anda mungkin merasakan sakit ketika buang air kecil atau berhubungan seks.
Cairan keruh kekuningan ini juga jadi tambah banyak. Untuk mengobati klamidia, Anda juga butuh antibiotik.
5. Cairan vagina kuning kehijauan
Cairan berbusa yang warnanya kuning kehijauan dan baunya tidak sedap menandakan penyakit trikomoniasis.
Gejala lain yang mungkin muncul yaitu vagina terasa gatal dan perih. Untuk mengatasinya, Anda memerlukan pengobatan dengan antibiotik.
Selain trikomoniasis, cairan vagina kekuningan disertai dengan bau tidak sedap bisa jadi gejala herpes genital.
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus ini biasanya juga ditandai dengan muncul luka atau nanah di sekitar vagina.
Untuk meredakan gejalanya, dokter akan meresepkan obat antivirus.
6. Cairan vagina kemerahan atau kecokelatan
Vagina yang mengeluarkan cairan berwarna kemerahan atau kecokelatan biasanya disebabkan oleh luruhnya dinding rahim.
Hal ini bisa terjadi di masa menstruasi maupun masa nifas pada ibu yang baru saja melahirkan atau juga disebut sebagai darah lokia.
Namun, bila Anda sering mengalami keputihan bercampur darah atau perdarahan di saat Anda tidak haid atau di luar masa nifas, segera periksakan diri ke dokter.
Anda mungkin saja menunjukkan gejala kanker endometrium (rahim).
Kapan harus ke dokter?
Sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda memiliki cairan vagina tidak normal, yang ditandai dengan gejala berikut ini.
- Perubahan warna dan tekstur cairan.
- Cairan memiliki bau tidak sedap.
- Jumlah cairan sangat banyak.
Terlebih, jika keluarnya cairan dari vagina disertai gejala lain, seperti gatal di bagian luar vagina, nyeri di panggul atau perut, dan perdarahan tiba-tiba dari vagina.
[embed-health-tool-ovulation]