backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

MRI untuk Jantung: Persiapan, Prosedur, dan Risiko

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 13/08/2021

    MRI untuk Jantung: Persiapan, Prosedur, dan Risiko

    Untuk mengamati lebih detail kondisi jantung, dokter biasanya akan menjalankan MRI jantung. Simak apa saja persiapan sebelum menjalani prosedur ini dan bagaimana prosesnya melalui ulasan berikut.

    Apa itu MRI jantung?

    MRI jantung adalah pemeriksaan medis untuk mengambil gambar organ jantung secara rinci dengan menggunakan gelombang radio magnetik.

    Pemeriksaan MRI (magnetic resonance imagining) biasanya dilakukan dokter untuk mengamati jaringan-jaringan halus di dalam tubuh, tanpa melakukan pembedahan.

    Tes MRI bisa dilakukan pada seluruh organ tubuh. Untuk MRI pada jantung, pemeriksaan dilakukan oleh dokter untuk mendeteksi gangguan jantung, memantau fungsi jantung, atau sebagai panduan dalam merencanakan pengobatan atau operasi jantung.

    Tidak seperti CT Scan, pengambilan gambar organ dalam melalui MRI tidak mengandalkan radiasi. Oleh karena itu, prosedur ini aman untuk ibu hamil dengan usia kandungan lebih dari 3 bulan.

    Kapan perlu melakukan MRI jantung?

    serangan jantung

    Dokter akan menganjurkan pasien yang  berisiko mengalami gagal jantung atau penyakit jantung lainnya untuk melakukan MRI. Meski begitu, tidak semua diagnosis penyakit jantung memerlukan pemeriksaan ini.

    Tes MRI dibutuhkan ketika dokter perlu mengetahui secara detail beberapa bagian spesifik pada jantung, misalnya kondisi jaringan di sekitar katup, pembuluh darah, dan selaput jantung (perikardium).

    Secara umum, MRI jantung dilakukan untuk mendeteksi beberapa kondisi berikut:

    • gagal jantung,
    • kelainan jantung bawaan,
    • penyumbatan pembuluh arteri (aterosklerosis),
    • penyakit jantung koroner,
    • radang selaput di sekitar jantung (perikarditis),
    • kardiomiopati,
    • aneurisma (pelemahan otot jantung),
    • kelainan katup jantung, dan
    • kerusakan akibat serangan jantung.

    Melalui MRI, dokter dapat mendapatkan gambaran bagian jantung tertentu secara lebih menyeluruh. Maka dari itu, hasil pemeriksaan MRI dapat melengkapi hasil tes pencitraan organ dalam lainnya, seperti CT Scan dan X-rays.

    Apa yang perlu dipersiapkan sebelum tes?

    Sebelum melakukan MRI, pastikan untuk menginformasikan pada dokter jika Anda menggunakan alat pacu jantung.

    Dokter mungkin akan menganjurkan metode pengujian lain seperti CT scan perut jika pemeriksaan MRI bisa mengganggu kerja alat. Namun, beberapa jenis alat pacu jantung dapat diprogram ulang sehingga terpengaruh dengan uji MRI.

    Karena alat untuk uji MRI menggunakan magnet, alat ini bisa menarik logam. Hal ini bisa berisiko pada pasien yang menggunakan implan jenis apapun yang terbuat dari logam.

    Oleh karena itu, Anda perlu memberi tahu dokter jika di dalam tubuh terpasang implan atau alat bantu medis seperti:

    • ring jantung,
    • katup jantung buatan,
    • pen dari logam,
    • klip, dan
    • sekrup.

    Dalam pemeriksaan MRI, dokter akan menggunakan zat pewarna yang mengandung gadolinium untuk bisa memunculkan struktur organ jantung. Pewarna ini akan dimasukkan melalui infus.

    Reaksi alergi terhadap pewarna MRI sebenarnya jarang terjadi, tapi pastikan Anda menyampaikan pada dokter jika memiliki riwayat reaksi alergi di pemeriksaan sebelumnya.

    Bagaimana proses MRI jantung?

    Pemeriksaan MRI jantung biasanya dilakukan di rumah sakit, klinik, atau tempat pemeriksaan organ dalam. Pengujian akan dilakukan menggunakan alat pindai berbentuk tabung logam yang besar yang dioperasikan oleh ahli radiologi atau teknisi MRI.

    Sebelum tes dilakukan, Anda akan diminta untuk melepaskan aksesoris berbahan logam, seperti gelang, kalung, cincin, atau jam tangan, sehingga tes aman dilakukan.

    Inilah tahapan proses dalam pemeriksaan MRI jantung.

    • Anda akan diminta berbaring di atas meja yang dapat bergeser secara otomatis ke dalam lubang melingkar pada alat MRI.
    • Perawat akan menyuntikkan infus yang mengalirkan pewarna kontras untuk memunculkan gambar organ jantung.
    • Setelah siap, meja akan bergeser masuk ke dalam alat MRI, lalu pemindaian akan mulai dilakukan.
    • Pastikan Anda tidak menggerakan tubuh sama sekali selama pemindaian. Pasalnya, gerakan sekecil apapun dapat memengaruhi kualitas hasil pemindaian.
    • Ahli radiologi atau teknisi MRI akan memusatkan pemindaian pada bagian dada untuk mendapatkan gambaran bagian jantung secara lebih spesifik.
    • Anda mungkin akan diminta untuk menahan napas selama beberapa detik. Teknisi akan memberitahu kapan Anda bisa kembali menarik napas.
    • Setelah pemindaian dilakukan, meja akan kembali bergeser keluar dari alat MRI.
    • Perawat akan membantu Anda turun dan melepaskan infus.

    Pemeriksaan MRI jantung tidak menimbulkan rasa sakit atau tidak nyaman. Namun, jika mengalami gangguan selama menjalani MRI, seperti sesak napas, berkeringat, mati rasa, atau jantung berdebar, segera beri tahu teknisi atau perawat.

    Apa yang perlu dilakukan setelah tes?

    Anda tidak perlu menjalani perawatan intensif di rumah sakit setelah melakukan pengujian MRI. Jadi, Anda bisa langsung pulang setelahnya.

    Dokter mungkin akan memberikan obat anticemas atau obat penenang pada beberapa pasien untuk mencegah efek samping yang bisa muncul.

    Anda bisa kembali berkonsultasi dengan dokter setelah dokter menganalisis hasil tes MRI jantung. Berapa lama Anda bisa memperoleh penjelasan hasil tes dari dokter tergantung dari peninjauan yang dilakukan dokter.

    Untuk mendapatkan hasil yang lebih menyeluruh, dokter bisa membutuhkan waktu lebih lama, tapi hal ini bisa disesuaikan dengan jadwal konsultasi selanjutnya dengan dokter.

    Dari hasil pemeriksaan, dokter akan mendiskusikan pengobatan penyakit jantung setelahnya atau pengujian medis lanjutan untuk memperkuat hasil diagnosis.

    Apa saja risiko dari prosedur ini?

    MRI jantung tidak menimbulkan efek samping yang berarti. Pemindaian MRI relatif aman dilakukan, terutama jika pasien mengikuti persiapan dan aturan prosedur dengan baik.

    Tes ini juga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan pemindaian menggunakan radiasi seperti CT scan untuk jantung. Namun tes MRI bisa sangat berisiko jika terjadi reaksi magnetik pada logam yang terpasang di dalam tubuh.

    Jika Anda memiliki fobia pada ruang tertutup, Anda mungkin akan merasa tidak nyaman atau gelisah selama pemindaian dilakukan.

    Bicarakan dengan dokter mengenai kekhawatiran Anda ini. Dokter akan meresepkan obat anticemas untuk membantu mengatasi ketidaknyamanan selama pemeriksaan.

    Meskipun umumnya aman dilakukan, terdapat juga efek samping berbahaya dari pemeriksaan MRI.  Dilansir National Heart, Lung, and Blood Institute, reaksi alergi dari zat pewarna yang disuntikkan bisa berdampak serius pada pasien yang memiliki penyakit ginjal dan hati.

    Zat pewarna ini juga bisa bercampur dengan ASI sehingga ibu menyusui perlu menunda pemberian ASI pada bayi selama 1-2 hari setelah tes dilakukan.

    Apabila mengalami gangguan tertentu setelah melakukan tes, terutama jika gejala tidak juga membaik selama beberapa hari, segera periksakan diri ke dokter spesialis jantung Anda.

    Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk bisa menghindari risiko dari pemeriksaan MRI jantung sepenuhnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 13/08/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan