Beberapa efek samping yang mungkin dirasakan dari obat ACE inhibitor, seperti diare, kram otot, atau pusing.
3. Beta blocker
Obat beta blocker biasanya diresepkan dokter bersamaan dengan obat ACE inhibitor atau ARB. Golongan obat ini membantu memperlambat detak jantung dan menurunkan tekanan darah dengan mencegah hormon adrenalin, yang dapat meningkatkan denyut jantung.
Dengan demikian, detak jantung menjadi lebih teratur dan jantung pun menjadi lebih mudah dalam memompa darah, sehingga mengurangi risiko kerusakan jantung lebih lanjut. Bagi penderita kardiomiopati, obat ini dapat mengurangi tanda dan gejala yang dirasakan.
Namun, mungkin Anda akan merasakan beberapa efek samping setelah mengonsumsinya, seperti pusing dan tekanan darah rendah. Contoh obat beta blocker yang biasanya diberikan, yaitu bisoprolol atau carvedilol.
4. Diuretik
Obat diuretik bekerja dengan menghilangkan kelebihan cairan dari tubuh dengan mendorong produksi urin. Ini dapat membantu mengurangi gejala pembengkakan, kembung, dan sesak napas akibat kelebihan cairan tersebut. Kondisi ini juga membantu jantung lebih mudah dalam memompa darah, sehingga mencegah terjadinya kerusakan jantung lebih parah.
Namun, efek diuresis yang muncul bisa menyebabkan terbuangnya kalium dari dalam tubuh Anda. Oleh karena itu, bila Anda diberikan obat diuretik untuk lemah jantung, Anda juga mungkin akan mendapat suplemen kalium atau obat mineralocorticoid receptor antagonists.
5. Digoxin
Obat untuk lemah jantung lainnya yang mungkin diresepkan dokter, yaitu digoxin, atau disebut juga dengan digitalis. Golongan obat ini dapat membantu memperkuat kontraksi serta memperlambat detak jantung.
Dengan demikian, jantung dapat memompa lebih banyak darah pada setiap detaknya dan detak jantung menjadi lebih teratur. Obat ini juga dapat mengurangi berbagai gejala gagal jantung yang Anda alami sehingga membantu Anda tetap aktif dalam menjalani keseharian.
6. Calcium channel blocker
Obat calcium channel blocker umumnya diberikan kepada pasien lemah jantung dengan jenis hypertrophic cardiomyopathy. Obat ini bekerja dengan memblokir saluran-saluran di dinding sel-sel otot jantung agar kalsium tidak masuk ke dalamnya.
Hal ini dapat mengurangi kontraksi jantung serta memperlambat denyut jantung. Kondisi ini dapat mengurangi gejala kardiomiopati yang dirasakan serta risiko kerusakan jantung lebih parah. Salah satu obat calcium channel blocker yang sering diresepkan dokter, yaitu verapamil.
7. Aldosterone receptor antagonists
Aldosterone receptor antagonists umumnya diberikan untuk mengatasi gejala gagal jantung yang biasanya dirasakan oleh pasien kardiomiopati. Obat ini bekerja dengan cara membuang cairan berlebih dari dalam tubuh dan menurunkan tekanan darah. Oleh karena itu, obat ini juga kerap disebut sebagai salah satu jenis diuretik, yaitu potassium-sparing diuretics.
Obat ini biasanya diberikan pada pasien yang sudah mengonsumsi obat diuretik, ACE inhibitor, atau beta blocker. Adapun efek samping yang mungkin muncul, seperti mual dan muntah, kram perut, dan diare. Salah satu contoh obat ini, yaitu spironolactone.
8. Obat antikoagulan
Selain obat-obatan di atas, pasien lemah jantung juga umumnya mendapat obat antikoagulan untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah. Pasalnya, kardiomiopati bisa menimbulkan penggumpalan darah akibat jantung yang sulit memompa.
Contoh obat antikoagulan yang biasa diberikan pada pasien kardiomiopati, yaitu aspirin atau warfarin. Obat-obatan ini umumnya menimbulkan efek samping, seperti memar atau pendarahan yang berlebihan.
9. Obat antiaritmia
Obat untuk mengatasi lemah jantung lainnya yang mungkin diberikan dokter, yaitu antiaritmia. Jenis obat ini diperlukan untuk mengontrol detak jantung yang cepat atau tidak teratur, yang merupakan salah satu gejala dari penyakit ini.
10. Antiinflamasi
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar