Virus merupakan mikroorganisme berbahaya yang dapat menyebabkan pandemi dan kematian dalam jumlah besar di berbagai belahan dunia. Sepanjang sejarah umat manusia, terdapat beberapa jenis virus paling mematikan di dunia.
Ragam virus paling mematikan di dunia
Virus adalah organisme tidak kasatmata yang dapat menyebabkan infeksi dalam tubuh. Infeksi virus bisa menimbulkan penyakit yang tidak jarang berakibat fatal bagi manusia.
Umumnya, virus bisa menular antarmanusia maupun lewat kontak dengan hewan, benda, dan makanan yang telah terkontaminasi oleh mikroorganisme ini.
Pandemi COVID-19 yang berlangsung saat ini tentu makin membuka mata Anda akan adanya potensi ancaman dari virus baru yang berbahaya pada masa mendatang.
Berikut ini adalah penjelasan tentang berbagai virus berbahaya dan paling mematikan di dunia.
1. Virus Ebola
Penyakit Ebola terjadi akibat infeksi virus dari famili Filoviridae yang berasal dari primata. Dari lima strain virus Ebola pada hewan, empat di antaranya bisa menginfeksi manusia.
Menurut studi dalam Northern Clinics of Istanbul (2015), infeksi strain Zaire memicu kematian tertinggi pada manusia, yakni hingga 90% dari orang-orang yang terinfeksi.
Kasus pertama infeksi Ebola dilaporkan terjadi di negara Guinea pada Desember 2013 silam.
Selang dua setengah tahun sejak kasus pertama, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan bahwa virus Ebola telah menginfeksi lebih dari 28.652 orang dan merenggut 11.325 nyawa di antaranya.
2. Virus Marburg
Penyakit virus Marburg (Marburg virus disease/MVD) memiliki tingkat kematian tinggi, yaitu hingga 88 persen. Infeksi ini disebabkan oleh virus yang masih satu famili dengan penyakit Ebola.
Gejala MVD hampir sama dengan Ebola, yakni menyebabkan demam berdarah. Kondisi ini bisa membuat orang yang terinfeksi mengalami demam tinggi dan perdarahan dalam.
Pada umumnya, infeksi virus Marburg terjadi karena kontak yang terlalu lama dengan tambang atau gua yang dihuni oleh spesies kelelawar Rousettus aegyptiacus.
Infeksi kemudian dapat menyebar antarmanusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, seperti urine, ludah, dan sperma, serta peralatan yang terkontaminasi cairan tersebut.
3. Virus rabies
Rabies terjadi akibat infeksi Lyssavirus pada air liur hewan yang telah terinfeksi. Infeksi dapat menyebar melalui gigitan atau cakaran hewan, seperti anjing, kucing, dan kelelawar.
Hampir 99% kasus infeksi rabies pada manusia disebabkan oleh gigitan anjing. Oleh sebab itu, sebagian orang menyebutnya sebagai penyakit anjing gila.
Virus rabies dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan sistem saraf pusat. Begitu muncul gejalanya, rabies hampir 100% fatal alias menyebabkan kematian.
Namun, penyakit ini bisa dicegah dengan vaksin dan penanganan yang cepat setelah seseorang tergigit hewan penular rabies.
4. HIV
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Jika tidak diobati, infeksi HIV bisa berkembang menjadi AIDS.
Virus paling mematikan di dunia ini menyebar melalui cairan tubuh, seperti darah dan air mani.
Penularan virus HIV sendiri umumnya terjadi akibat perilaku seks tidak aman serta pemakaian jarum suntik secara bergantian dan tidak steril.
Menurut WHO, ada 38,4 juta orang di seluruh dunia yang terinfeksi HIV pada 2021. Pada tahun yang sama, terdapat 650 ribu kasus kematian yang terkait dengan HIV di seluruh dunia.
5. Virus cacar
Penyakit cacar atau smallpox sempat mewabah dan memakan banyak korban. Namun, dengan vaksinasi, penyakit ini berhasil dimusnahkan pada 1980.
Cacar disebabkan oleh infeksi virus variola. Salah satu jenis virus yang paling mematikan dan berbahaya di dunia yang menyebabkan cacar adalah virus variola major.
Dikutip dari laman WHO, infeksi virus variola major punya tingkat kematian hingga 30 persen.
Sekitar 65–80% orang yang terinfeksi dan sembuh dari cacar akan menyebabkan bekas luka dalam yang permanen. Luka yang terbentuk dekat mata bahkan bisa menyebabkan kebutaan.
6. Rotavirus
Selain karena infeksi bakteri, diare pada bayi dan anak juga bisa terjadi akibat infeksi rotavirus.
Rotavirus mudah menular, terutama di lingkungan yang kurang higienis. Jenis virus ini biasanya ditularkan melalui rute fecal-oral, yaitu melalui partikel feses yang masuk ke mulut.
Infeksi rotavirus adalah penyebab utama kematian pada bayi atau anak-anak berusia di bawah 5 tahun.
Menurut studi dalam jurnal JAMA Pediatrics (2018), infeksi virus ini bertanggung jawab atas 128.500 kematian pada bayi dan anak-anak di bawah 5 tahun pada 2016 silam.
Perbedaan infeksi virus dan bakteri
Perbedaan infeksi virus dan bakteri terlihat dari durasi, gejala infeksi, dan perkembangannya. Infeksi virus bersifat akut dan terjadi sebentar antara 10–14 hari. Sementara pada infeksi bakteri, gejala berlangsung lebih lama dan memburuk seiring berjalannya waktu. 7. Virus dengue
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang diakibatkan oleh virus dengue.
Dalam sejarahnya, penyakit infeksi yang ditularkan nyamuk ini pertama kali muncul di Filipina dan Thailand sekitar tahun 1950-an.
Semenjak itu, demam berdarah dengue telah menyebar ke wilayah tropis dan subtropis dunia, termasuk ke Asia Tenggara, Kepulauan Pasifik, dan bahkan Timur Tengah.
Sekitar 100–400 juta orang berisiko terinfeksi virus dengue tiap tahunnya. Jika tidak ditangani, DBD memiliki tingkat kematian hingga 20 persen.
8. Hantavirus
Hantavirus menyebar melalui tikus. Manusia dapat terinfeksi virus bila ia menghirup udara yang terkontaminasi atau bersentuhan dengan tikus, air seni, atau kotorannya.
Infeksi menimbulkan masalah pernapasan yang disebut hantavirus pulmonary syndrome (HPS).
Gejala infeksi hantavirus muncul dalam 1–8 minggu setelah paparan. Seiring waktu, infeksi menyebabkan penumpukan cairan dan kerusakan pada jaringan paru-paru.
Pada akhir 2020, tercatat ada 850 kasus HPS terjadi di Amerika Serikat. Sekitar 35% di antaranya meninggal dunia akibat penyakit infeksi ini.
9. Influenza
Influenza adalah virus paling mematikan di seluruh dunia. Tercatat 20 dari 1.000 populasi umum di dunia meninggal dunia setiap tahunnya akan infeksi virus ini.
Salah satu pandemi flu yang paling mematikan sepanjang sejarah yakni flu Spanyol pada 1918.
Pandemi ini disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1. Infeksi flu kala itu menyebabkan tingkat kematian yang tinggi pada orang dewasa yang berusia 15–39 tahun.
Artikel pada Journal of Preventive Medicine and Hygiene (2019) menjelaskan penyakit ini telah membunuh lebih dari 50 juta orang di seluruh dunia.
10. SARS-CoV
Virus corona jenis SARS-CoV menyebabkan SARS atau Severe Acute Respiratory Syndrome.
SARS menyebabkan demam serta nyeri pada tubuh orang yang terinfeksi. Apabila tidak ditangani dengan baik, SARS dapat berkembang menjadi pneumonia.
Infeksi virus berbahaya ini pertama kali ditemukan di Tiongkok pada 2002. Kemudian, penyakit SARS menyebar ke 26 negara hanya dalam beberapa bulan.
Menurut WHO, tingkat kematian akibat SARS mencapai 3 persen. Umumnya pengidap SARS merupakan orang dewasa berusia 25–70 tahun.
11. SARS-CoV-2
SARS-CoV-2 adalah virus yang bertanggung jawab atas pandemi COVID-19 di seluruh dunia. Sama dengan SARS, COVID-19 juga disebabkan oleh famili virus corona (coronavirus).
Infeksi virus ini pertama kali diketahui berasal dari Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019 lalu.
Virus penyebab COVID-19 dikenal memiliki tingkat penularan dan mutasi yang tinggi. Sebagai akibatnya, terdapat berbagai varian COVID-19 yang punya keparahan berbeda-beda.
Hingga Juni 2023, terdapat lebih dari 768 juta kasus terkonfirmasi COVID-19 dan sekitar 6,9 juta kasus kematian yang terkait COVID-19 di seluruh dunia.
12. MERS-CoV
Famili coronavirus lain yang menjadi virus paling mematikan di dunia adalah MERS-CoV. Virus ini menyebabkan penyakit MERS atau Middle East Respiratory Syndrome.
MERS-CoV memicu wabah di Arab Saudi pada 2012 dan Korea Selatan pada 2015 lalu. Infeksi virus ini memiliki fatalitas atau tingkat kematian yang cukup tinggi, yakni sekitar 35 persen.
Awalnya, MERS-CoV menular dari unta yang terinfeksi melalui kontak secara langsung. Infeksi dapat menimbulkan gejala berupa batuk, demam, dan sesak napas.
Pada kondisi lanjut, MERS bisa berkembang menjadi pneumonia berat. Meski berbahaya, virus ini cenderung tidak mudah menyebar antarmanusia.
Kebanyakan penyakit akibat infeksi virus di atas saat ini sudah dapat dicegah dengan vaksinasi.
Pemberian vaksin ini bertujuan melindungi seseorang dari penyakit dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus penyebabnya.
Pencegahan infeksi virus juga bisa dilakukan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk mencuci tangan dengan sabun, konsumsi makanan sehat, dan olahraga rutin.
Kesimpulan
- Virus paling mematikan di dunia, seperti Ebola, HIV, dan SARS-CoV-2, menyebabkan masalah kesehatan dan kematian dalam jumlah besar di seluruh dunia.
- Pemberian vaksin serta perilaku hidup bersih dan sehat adalah dua faktor penting dalam pencegahan penyakit berbahaya akibat infeksi virus.