backup og meta

1

Bagikan

Salin Tautan

5 Cara Penularan Infeksi yang Perlu Anda Waspadai

5 Cara Penularan Infeksi yang Perlu Anda Waspadai

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme penyebab penyakit (patogen) dapat menular ke manusia melalui berbagai cara. Simak pembahasan di bawah ini untuk mengenali beberapa cara penularan infeksi yang perlu Anda perhatikan.

Bagaimana penyakit infeksi bisa menyebar?

Menurut artikel di dalam jurnal Infectious Disease Epidemiology, infeksi terjadi saat agen infeksi atau patogen masuk ke dalam tubuh dan mulai memperbanyak jumlahnya.

Secara umum, beberapa agen atau mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit infeksi, di antaranya virus, bakteri, jamur, dan parasit.

Setidaknya ada tiga hal yang memungkinkan terjadinya penyebaran infeksi. Berikut adalah penjelasan dari ketiganya.

1. Sumber infeksi

Sumber infeksi merupakan mikroorganisme penyebab penyakit atau patogen. Mikroorganisme ini bisa berasal dari dalam tubuh manusia, hewan, atau lingkungan tertentu.

Tidak semua orang yang terinfeksi pasti sakit. Seseorang juga bisa mengalami infeksi tanpa menunjukkan gejala apa pun, tetapi tetap berisiko menularkannya ke orang lain.

2. Orang yang berisiko terinfeksi

Setiap orang yang belum memiliki antibodi terhadap agen infeksi tertentu adalah orang-orang yang berisiko tertular penyakit.

Risiko kelompok ini lebih besar karena mereka belum melakukan vaksinasi atau belum pernah terinfeksi penyakit tersebut.

3. Cara penularan

Patogen tidak berpindah ke tubuh dengan sendirinya, tetapi dengan metode penularan tertentu, salah satunya tergantung dari sumber infeksi.

Jika sumber infeksi adalah manusia, agen infeksi dapat menyebar dari dalam tubuh saat batuk, bersentuhan, melakukan ciuman bibir, atau berbagi peralatan makan dengan orang lain.

Cara penularan tentunya berbeda bila hewan atau lingkungan yang menjadi sumber infeksinya.

Mengenal ragam cara penularan infeksi

cara penularan penyakit infeksi

Penularan atau transmisi penyakit adalah proses berpindahnya penyakit dari satu organisme ke organisme lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Berikut ini adalah beberapa cara penularan penyakit infeksi yang perlu Anda ketahui.

1. Kontak langsung

Penularan infeksi bisa terjadi lewat kontak langsung, misalnya dengan berjabat tangan, berciuman, hubungan seksual, atau kontak dengan luka terbuka. 

Pada kasus penularan secara langsung, agen infeksi biasanya terdapat pada partikel kulit atau cairan tubuh, seperti air liur, cairan kelamin, dan darah.

Beberapa contoh penyakit infeksi yang menular melalui kontak langsung yakni gondongan melalui ciuman serta HIV dan herpes simpleks melalui hubungan seksual. 

Kontak dengan ruam cacar air, persalinan, gigitan hewan, dan sentuhan dengan tanaman atau tanah yang terkontaminasi jamur juga berpotensi menyebarkan infeksi.

2. Percikan air liur (droplet)

Droplet adalah partikel air liur yang dikeluarkan saat batuk, bersin, atau berbicara. Ini merupakan cara penularan infeksi flu, pertusis, dan meningitis meningokokus. 

Penularan infeksi dapat terjadi saat droplet yang dikeluarkan tidak jatuh ke permukaan, tetapi langsung masuk ke dalam tubuh melalui hidung.

Kontak langsung secara tatap muka dalam jarak kurang dari 2 meter maupun berada di ruang tertutup selama lebih dari 1 jam dengan orang terinfeksi dapat meningkatkan risiko penularan.

3. Melalui udara (airborne)

Penularan penyakit infeksi melalui udara terjadi saat agen infeksi yang terdapat di permukaan terbawa melalui udara.

Contoh agen infeksi yang ada di udara adalah droplet. Bagian droplet yang bisa terbawa melalui udara adalah droplet nuklei yang berukuran di bawah 5 mikron.

Droplet nuklei ini bisa terbang dalam waktu lama dan terbawa angin sehingga berpindah dalam jarak yang cukup jauh.

Penyakit campak merupakan salah satu infeksi yang menyebar melalui udara (airborne). Ini karena virus penyebab campak mampu bertahan cukup lama di udara.

4. Makanan dan minuman yang terkontaminasi

Transmisi penyakit melalui makanan, minuman, atau benda yang terkontaminasi bisa terjadi dengan rute penularan fekal-oral.

Fekal-oral adalah penularan mikroorganisme dari feses orang yang terinfeksi ke mulut orang lain, misalnya pada kasus infeksi hepatitis A, hepatitis E, norovirus, dan rotavirus.

Selain itu, bahan makanan yang berasal dari hewan terinfeksi, seperti telur daging, dan susu, juga dapat menjadi media transmisi penyakit infeksi.

Bahan makanan tersebut bisa jadi tempat berkembangnya bakteri Salmonella penyebab tifus.

5. Serangga

Nyamuk, lalat, dan kutu adalah serangga yang dapat menularkan agen infeksi kepada manusia.

Gigitan nyamuk dapat menyebabkan malaria dan demam berdarah. Lalat juga dapat membawa bakteri Yersinia pestis yang menyebabkan penyakit pes.

Sementara itu, kutu yang hinggap pada tubuh hewan juga dapat menyebarkan penyakit, contohnya penyakit Lyme dari tikus ke manusia yang disebabkan bakteri Borrelia.

Cara mencegah penularan penyakit infeksi

manfaat vaksin atau imunisasi untuk anak

Tentunya, mengenali cara penularan penyakit saja tidak cukup untuk menghindari bahayanya.

Agar pencegahan infeksi lebih maksimal, Anda sebaiknya juga menerapkan pola hidup bersih sehat seperti berikut ini.

  • Hindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.
  • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik setelah dari kamar mandi, sebelum menyiapkan makanan, atau setelah melakukan aktivitas di luar rumah.
  • Tutup mulut dan hidung menggunakan tisu ketika bersin atau batuk. Segera buang tisu dan cuci tangan Anda setiap kali batuk dan bersin.
  • Tidak berbagi peralatan makan serta perlengkapan pribadi, termasuk sikat gigi, handuk, dan sapu tangan, dengan orang lain.
  • Olah makanan dengan bersih dan masak sampai tingkat kematangan maksimal.
  • Lakukan hubungan intim yang aman, seperti dengan memakai kondom dan tidak bergonta-ganti pasangan.
  • Tutup semua luka terbuka dengan perban, plester, atau bahan penutup lainnya.
  • Langsung temui dokter ketika tergigit anjing atau hewan liar lainnya.
  • Lakukan imunisasi, terutama untuk vaksinasi dasar untuk bayi dan anak-anak, vaksinasi lanjutan untuk orang dewasa, serta vaksin rabies untuk hewan peliharaan.

Penularan penyakit infeksi mungkin tampak sulit diatasi. Ini mengingat agen infeksi merupakan mikroorganisme yang tidak bisa dilihat secara kasatmata.

Namun, mengetahui cara penularan organisme penyebab infeksi justru membantu Anda lebih waspada terhadap penyebaran penyakit menular.

Kesimpulan

  • Cara penularan penyakit infeksi adalah lewat kontak langsung, percikan air liur (droplet), udara (airborne), makanan dan minuman terkontaminasi, serta serangga.
  • Patogen atau agen infeksi masuk ke dalam tubuh, memperbanyak diri, kemudian memicu kerusakan sel yang mengakibatkan gejala klinis.
  • Infeksi dapat dicegah dengan menjaga kebersihan, menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi, serta vaksinasi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Infection control basics. (2024). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved July 4, 2024, from https://www.cdc.gov/infection-control/about/

Lesson 1: Introduction to Epidemiology. (n.d.). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved July 4, 2024, from https://archive.cdc.gov/#/details?url=https://www.cdc.gov/csels/dsepd/ss1978/lesson1/section10.html

Infectious disease: Types, causes & treatments. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved July 4, 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17724-infectious-diseases

Infectious diseases. (2022). Mayo Clinic. Retrieved July 4, 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/infectious-diseases/symptoms-causes/syc-20351173

How to prevent infections. (2021). Harvard Health. Retrieved July 4, 2024, from https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/how-to-prevent-infections

Drexler, M. (2010). What You Need to Know About Infectious Disease. Institute of Medicine (US). Retrieved July 4, 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK209710/

Straif-Bourgeois, S., Ratard, R., & Kretzschmar, M. (2014). Infectious Disease Epidemiology. Handbook of Epidemiology, 2041–2119. https://doi.org/10.1007/978-0-387-09834-0_34

Versi Terbaru

05/07/2024

Ditulis oleh Fidhia Kemala

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari

avatar

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 05/07/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan